INFO
  • Tentang Kincir
  • Karier
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Follow Us :
5 Sampul Buku Indonesia yang Menipu
Books , What's On

5 Sampul Buku Indonesia yang Menipu

By Intan Kirana / 11 April 2017

Sampul buku adalah ujung tombak dari sebuah buku, hal pertama yang bisa digunakan orang untuk menilai sebuah buku. Untuk itu, sampul buku selalu dibuat semenarik mungkin supaya orang berminat untuk beli buku tersebut. Oh ya, semestinya sih, sampul itu menggambarkan isi dari sebuah buku. Misalnya, buku itu bercerita tentang dongeng nan manis, sampulnya pun dipenuhi dengan warna-warna cerah dan gambar tokoh dengan mata manis berbinar-binar. Kalau bukunya adalah buku horor atau thriller, biasanya sampulnya bernuansa gelap dan dipenuhi dengan makhluk-makhluk aneh.

Tetapi, kalimat "jangan nilai sesuatu dari sampulnya" mungkin emang bisa jadi bener dalam beberapa kasus. Soalnya, ada beberapa buku yang nuansa sampulnya jauh aja gitu dari isinya, bahkan bikin orang salah kaprah. Salah kaprahnya dalam arti positif lho, karena dengan begini, saat membaca cerita di dalamnya orang jadi merasa kalau mereka mendapatkan kejutan. Well, mungkin itu jufa yang diinginkan sama pengarang dan tim desain mereka. Kayak buku Miss Peregrine's House for Peculiar Children misalnya. Sampulnya ngeri dan kayak novel horor, padahal ceritanya adalah cerita fantasi yang asyik.

Nah, kalau di Indonesia sendiri, sampul-sampul buku apa aja sih yang menipu? Ini dia daftarnya:

1. Rahasia Selma

Rahasia Selma seolah kayak buku parenting atau buku yang bercerita tentang kehidupan anak-anak manis yang menyenangkan. Memang sih, Selma masih anak-anak. Tapi cerita pendek Rahasia Selma enggak bercerita tentang kisah anak-anak yang manis. Justru ada unsur disfungsi keluarga di sini

Oh ya, cerpen-cerpen lain pun juga jauh banget dari nuansa kekanak-kanakkan. Seperti tema LGBT, perceraian, pelecehan anak, waria yang dilecehkan, hubungan via internet, dan sebagainya. Anyway, banyak yang bilang kalau sampul buku ini mengingatkan kita sama Lolita, sebuah novel tentang pedofil yang ditulis oleh Vladimir Nabokov. Namun, Rahasia Selam lebih menampilkan nuansa anak-anak yang bener-bener kekanakan dan manis. Sementara itu, sampul buku Lolita, dalam segala versi, memperlihatkan kaki seorang anak remaja, dengan nuansa gelap, bahkan ada juga versi kaki anak yang disejajarkan sama kaki bapak-bapak. So, udah kelihatan kalau ada nuansa pelecehan seksual atau masa kanak-kanak yang enggak bahagia di sana.

2. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Novel ini punya sampul yang cantik kaya kue cubit pelangi, dengan burung yang kayaknya jinak serta enggak menggigit. Mungkin awalnya kita bakal mengira kalau novel ini adalah novel cinta. Mentok-mentok sih, novel tentang perselingkuhan.

Tetapi, novel dengan judul panjang ini enggak cuma tentang cinta yang gitu-gitu aja. Bahkan, novel ini bercerita tentang alat kelamin pria yang enggak bisa berdiri. Nah, metafora dari alat kelamin pria ini tentu saja adalah burung.

Jadi, tokoh utama di novel ini, Ajo Kawir, merasa resah hampir sepanjang hidup karena kemaluannya enggak bisa ereksi. Hal ini disebabkan lantaran waktu kecil, dia pernah diajak temennya mengintip seorang tetangga gila, dan ternyata pada saat itu tetangganya tengah diperkosa oleh dua orang polisi. Kejadian itu membuat Ajo Kawir jadi "jijik" dan tiba-tiba enggak bisa ereksi. Berbagai cara udah dilakukan, tapi tetep enggak berhasil. Termasuk saat dia jatuh cinta sama jagoan cewek bernama Iteung.

Ceritanya seolah aneh, tapi sebenernya enggak bisa dibilang sebagai kisah mesum. Yang bikin menarik dari novel ini adalah kemampuannya menggambarkan realita masyarakat kelas bawah, yang identik dengan keperkasaan seperti supir truk, PSK warung, dan preman-preman pasar. Bahasanya pun khas mereka banget, pokoknya Eka total banget dalam menggambarkan kehidupan mereka, tentunya tanpa nuansa menggurui atau mau sok moralis tentang kehidupan yang susah dan dipenuhi sama pergaulan yang cenderung kasar dan bebas.  Tapi ya karena temanya tentang masalah ereksi, dan ada banyak kata-kata umpatan di dalamnya, novel ini emang cocok dibaca sama mereka yang udah berusia 18 tahun ke atas.

3. Supernova : Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh

Pada cetakan pertama novel besutan Dewi "Dee" Lestari ini, tergambar sebuah bukit di malam berbintang dengan pohon yang daunnya lebat. Dulu, waktu novel ini belum terkenal banget dan belum difilmin, mungkin akan mengira kalau Dewi berniat menulis novel fantasi. Judulnya aja pakai bawa-bawa segala tokoh dari novel anak.

Padahal, Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh bercerita tentang kehidupan kaum urban di ibukota. Tentang managing director bernama Re yang merupakan tipikal lelaki dambaan segala wanita, dan bodohnya jatuh cinta sama Rana, seorang wanita bersuami. Oh ya, wanita bersuami ini juga tipikal wanita karier yang punya kehidupan sempurna: nikah di pertengahan 20an, lulusan universitas ternama, punya jabatan bagus di kantornya pula. Suaminya pun sukses, dan sabar banget. Makanya kita heran aja kenapa Rana harus merasa gelisah sama hidupnya dan selingkuh. Mungkin Rana bosan dengan kesempurnaan.

Kenapa kok novel ini diberi judul Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh, karena Re, managing director paripurna ini rupanya punya hobi sampingan yang jauh banget sama dunia kerjanya: nulis prosa dan puisi. Dia mengibaratkan dirinya sebagai Ksatria, Rana sebagai Putri, dan Diva, seorang model sekaligus PSK terselubung sebagai Bintang Jatuh. Pada beberapa prosa dan buah pikiran Re, kita bakal dihadapkan sama rangkaian kata bak dongeng anak-anak, tapi novel ini bukan buat anak-anak, walaupun unsur fantastisnya masih ada.

4. Hanya Kamu yang Tahu Berapa Lama Lagi Aku Harus Menunggu

Sampul novel ini creepy banget. Kalau belum baca, kita mungkin akan mengira kalau temanya hampir sama kayak komik-komik aneh nan thriller yang ada di Line Webtoon. Atau kalau dibandingin sama film, mungkin satu geng sama Silence of The Lamb. Namun ternyata, cerpen-cerpen di dalamnya jauh dari nuansa itu semua. Bahkan, ini adalah kumpulan cerpen tentang cinta. Kebanyakan sih tentang cinta yang tak terbalas.

Cerita-cerita yang ditulis sebenernya biasa aja dan udah banyak dialami manusia di dunia nyata atau ditulis oleh penulis lain. Tapi kekuatan dari kumcer yang ditulis oleh Norman Erickson Pasaribu ini adalah kalimat-kalimatnya: panjang-panjang, absurd, lompat-lompat, kayak pikiran orang yang obsesif sama orang lain atau sesuatu. Ini nih yang menurut Viki menyenangkan dari tulisan Erickson. Dia menggambarkan suasana otak orang mabuk cinta dengan cara yang cantik, enggak cuma dengan puisi-puisi penuh kata-kata bergula atau gombalan ala internet.

Salah satu paragraf paling ciamik di kumcer ini, yang juga jadi blurb di bagian belakang berbunyi kayak gini: Tetapi, kamu tahu, mungkin hidup semua orang, termasuk kamu dan aku, akan lebih mudah jika kita boleh menikah dengan bantal yang menyangga kepala kita setiap malam, yang mengusir demam, menjauhkan kuntilanak dari mimpi, mengamini doa-doa, merindukan kita di siang hari, menyimpan aroma sampo yang kita sukai, menyerap keringat, liur, air mata, tumpahan kopi tanpa sekalipun protes, dan berbisik ke telinga kita di tiap malam yang murung: "Berbahagialah. Berbahagialah. Di luar sana. Seseorang mencintaimu, seseorang tengah mencintaimu.. Membingungkan tapi cantik. Dijamin gebetan luluh deh kalau kita bikinin dia cerpen semacam ini.

5. O

Lagi-lagi Eka Kurniawan berikut tim desain bukunya berhasil menipu pembaca. Gimana enggak, pasalnya, buku dengan judul yang hemat huruf ini nampak seperti buku tulis atau buku anak-anak: dengan gambar seekor monyet yang menggelantung pada latar biru muda.

Memang sih, novel "O" bercerita tentang monyet. Tetapi "O" bukanlah fabel yang ditujukan bagi anak-anak. Novel ini justru lebih cocok untuk dibaca oleh orang dewasa. Ceritanya adalah tentang seekor monyet bernama Entanf Kosasuh yang ingin menjadi manusia. Monyet ini terinspirasi dari Armo Gundul, satu-satunya monyet yang konon bisa berubah jadi manusia.

Semua monyet menganggap apa yang diyakini Entang sebagai suatu ketidakwarasan, kecuali "O", monyet yang jadi kekasihnya. Meskipun dia percaya dengan keyakinan Entang, tetapi dia sebetulnya enggak mau kalau Entang jadi manusia, karena pernikahan mereka bisa batal. Nah, gimana kelanjutannya? Apakah Entang bisa jadi manusia? Ataukah dia jadi nikah sama O? Baca aja novelnya supaya tahu lebih lanjut.

Anyway, meskipun sampulnya sederhana banget,ceritanya enggak sesederhana itu. Bahkan awalnya kita akan dibuat bingung karena seolah enggak ada hubungan antarbab di dalam novel ini. Padahal, kalau kita udah sampai tengah-tengah, kita baru nyadar hubungan unik antara bab-bab tersebut. Jadi gimana ya? Setiap bab bisa jadi cerita sendiri bak kumpulan cerpen. Tapi jadi novel juga bisa. Memang unik pikiran Eka Kurniawan ini.

sampulBukucoverNovelindonesia

Related Article

Voucher Game

Close Ads X
© 2019 PT Gajah Merah Terbang. All rights reserved.