Kalau ngomongin pernikahan, apa yang ada di kepala lo? Ijab kabul yang bikin deg-degan? Pesta resepsi yang menguras dompet? Atau, makanan katering yang beragam jenisnya? Nyatanya, ada satu hal yang mesti lo ingat: pernikahan itu enggak seindah gaun pengantinnya Raisa pas nikah sama Hamish Daud.
Enggak sedikit orang mikir nikah itu sebatas resepsi. Iya, sih, semua orang bisa jadi raja dan ratu sehari saat resepsi pernikahan mereka. Namun, pas berumah tangga, “gelar” tersebut bakal terlupakan begitu aja karena ada banyak polemik yang dihadapin, lebih dari rekening listrik dan air atau biaya pendidikan buat anak. Bisa aja, pas berumah tangga, ternyata lo nemuin sisi-sisi lain pasangan lo yang baru terungkap. Masalah-masalah, kayak perbedaan prinsip dan pekerjaan yang nyita waktu, bikin kehidupan pernikahan jadi tertekan. Akhirnya, walaupun lo dapat istri sesempurna Raisa, tetap aja depresi melanda pikiran.
Kasus-kasus kayak begitu, kurang lebih, kayak apa yang diceritain dalam novel-novel roman. Meskipun fiksi, tetap aja topiknya adalah kehidupan enggak jauh dari kenyataan yang bisa aja lo temuin. Yap, kenyataan memang enggak semanis susu cokelat!
Makanya, biar punya gambaran soal mengerikannya kehidupan berumah tangga, ada baiknya lo baca novel-novel yang Viki sebut di bawah ini. Bukannya mau nakut-nakutin dan bikin lo jadi ragu buat nikah, ya! Justru, dengan baca buku-buku ini, lo punya siasat bagaimana menghadapi polemik ke depannya.
Sedikit bocoran soal cerita, novel ini mengisahkan kehidupan soal seorang cewek bernama Raina. Seharusnya, Raina menikah sama seorang cowok bernama Raka. Namun, H-1 pernikahan, Raka kena kecelakaan dan meninggal dunia. Akhirnya, Pram, kakak Raka yang datang dari luar negeri, berperan sebagai suami Raina.
Ngerasa dijebak, Raina marah sama keluarganya dan Pram. Namun, pernikahan setting-an ini berlanjut meski keduanya enggak saling cinta. Apalagi, Raina ngerasa Pram yang usianya terpaut 10 tahun lebih tua itu susah dipahamin.
A post shared by Asri Tahir (@asri.tahir) on
Yap, sesuai dugaan, cinta lama-lama tumbuh di antara mereka. Sayangnya, masalah datang lagi saat dua cewek dari masa lalu Pram masuk ke kehidupan mereka. Rumah tangga mereka pun terancam. Apalagi, Raina enggak tahu-menahu soal masa lalu Pram.
Mungkin lo bakal mengernyitkan dahi saat membaca novel ini. Kayaknya, di dunia nyata, enggak bakal ada, deh, cerita kayak begini. Cuma, ingat aja. Pikiran manusia enggak ada apa-apanya kalau dibandingin sama kehendak Tuhan. Jadi, belum tentu juga kehidupan rumah tangga lo nantinya enggak bakal kayak cerita ini, sedikit atau banyak.
Pelajaran yang bisa lo ambil: Jadi cowok harus tegas. Jangan kayak Pram yang mau-mau aja dikorbanin cuma buat menyelamatkan nama baik keluarga di hadapan para tamu undangan resepsi. Padahal, tindakannya berisiko bikin pernikahan jadi kayak neraka. Mendingan pahit di awal daripada di ujung. Soalnya, pernikahan itu bukan main anak-anakan di atas tikar kayak permainan anak sekolah, loh.
Biarpun novel ini dirilis pada 1940 dan ditulis pakai bahasa Indonesia klasik, ceritanya masih relevan, kok, sama zaman sekarang. Enggak cuma itu, novel ini juga banyak mengandung konflik batin antara manusia dengan pikirannya sendiri—ditandai dengan monolog.
Novel ini alur ceritanya sederhana. Seorang dokter sukses bernama Hartono seolah terlihat sempurna tanpa celah. Kariernya sukses, temannya banyak dan hormat sama dia, ditambah punya istri cantik dan pandai bergaul. Namun, rumah tangga Hartono justru gersang dan memuakkan.
Sumartini, sang istri, adalah cewek keras kepala dan lebih suka berorganisasi (zaman sekarang mungkin kayak hang out dan arisan) ketimbang ngurus rumah tangga. Alasan Sumartini berbuat begini adalah Sukartono kelewat sibuk sama pekerjaan. Komunikasi mereka berdua pun jelek banget. Sumartini gengsian luar biasa, sedangkan Sukartono hobi memendam pikiran.
Suatu hari, Sukartono dipanggil sama seseorang bernama Nyonya Eni yang minta dirawat. Ternyata, Nyonya Eni adalah Rohayah, temannya Sukartono waktu kecil. Rohayah yang dari dulu suka sama Sukartono coba menggoda Sukartono. Hubungan itu pun berlanjut jadi perselingkuhan.
Hal yang hampir sama juga terjadi sama Sumartini. Suatu hari, Sukartono jadi juri sebuah acara perlombaan keroncong dan ketemu sama Hartono, seorang aktivis politik. Mereka pun berteman. Saat datang ke rumah Sukartono, Hartono menyadari bahwa Sumartini adalah mantan pacarnya. Hartono pun ngebujuk Sumartini buat balikan sama dia, tapi Sumartini enggak mau. Namun, Sumartini tahu bahwa suaminya selingkuh. Dia pun ngamuk dan ninggalin Sukartono.
Bukanya bahagia karena bisa bareng Rohayah, Sukartono malah merana. Soalnya, Rohayah akhirnya ninggalin Sukartono demi salah satu profesinya yang merupakan pelacur. Menurut dia, dia bakal bikin nama baik Sukartono sebagai dokter jadi rusak. Sukartono akhirnya kesepian dan jadi workaholic sejati.
Pelajaran yang bisa lo ambil: Sebelum nikah, kenalin baik-baik dulu calon pasangan lo. Jangan cuma nikah karena fisiknya aja. Pastiin dia cocok dan punya prinsip sama. Selain itu, lo harus tegas dan menjaga komitmen. Jangan sampai lo ngerusak komitmen gara-gara godaan-godaan yang berujung ke perselingkuhan.
Sama kayak Belenggu, novel ini juga menceritakan kehidupan pernikahan seorang dokter di Jakarta. Bedanya, novel ini berlatarkan kehidupan modern. Alex adalah seorang bankir sukses yang bersuamikan Beno, seorang dokter bedah terkenal dengan banyak pasien. Awalnya, kehidupan pernikahan mereka berjalan dengan baik dan romantis. Keduanya saling mencintai dan punya karier sempurna. Pokoknya, tipe-tipe pasangan dalam tagar #relationshipgoals, deh.
Lama-lama, keduanya jarang punya waktu bersama. Alex ngerasa Beno mengabaikan dia. Saat komplain, Beno malah ngerasa Alex enggak memahami dia. Sejak saat itu, mereka terus-terusan ribut dan akhirnya memutuskan bercerai.
Dalam masa perpisahan, mereka berdua saling gengsi. Sebenarnya, jauh di lubuk hati Alex, dia ngerasa hidupnya hampa. Udah dua tahun berlalu, tapi dia masih kangen sama kebersamaan mereka. Alex ketemu sama Danny, temannya waktu kuliah. Danny naksir sama Alex dan berniat mengajaknya menikah serta pindah ke New York. Walaupun hatinya tersentuh, Alex menolak lamaran itu karena enggak bisa ngelupain Beno.
Pelajaran yang bisa lo ambil: Sebelum nikah, lo harus yakin bahwa lo bisa menerima pasangan lo dalam hal apa pun. Bukan cuma karakternya, tapi juga pekerjaannya. Terus, jangan buru-buru ambil keputusan berpisah sebelum lo benar-benar yakin. Intinya, jangan terpancing emosi sesaat, deh.
Buku dengan judul asli Climas karangan novelis Perancis, André Maurois, ini berkisah tentang seorang cowok bernama Phillipe Marcenat yang sangat mencintai istrinya, Odille. Sejak kecil, Phillipe adalah lelaki alim yang memiliki prinsip bahwa kesetiaan adalah segalanya. Saat bertemu dengan Odille yang cantik, periang, dan punya banyak teman, Phillipe pun berjanji bahwa sleamanya dia akan setia kepadanya. Sayang, cinta yang ditanam Phillipe menuai derita berkepanjangan.
Kalau diibaratin sama film zaman sekarang, Phillipe ini kayak Tom Hansen, sedangkan Odille itu Summer Finn dalam film 500 Days of Summer. Phillipe serius banget sama Odille dan selalu takut Odille berkhianat. Namun, Odille seolah enggak peduli sama komitmen dan kurang perhatian. Dia suka bergaul sama cowok-cowok lain seolah dia jomblo. Enggak mau hatinya tersakiti terus, Phillipe pun bercerai sama Odille.
Setelah itu, Phillipe bertemu sama Isabelle dan menikahinya. Berbeda sama Odille, Isabelle adalah sosok penurut dan bisa diatur. Isabelle juga setia banget sama Phillipe. Namun, dalam pernikahan kedua ini, justru Phillipe yang jadi kayak Odille. Entah mengapa, dia enggak ngerasa tertantang sama Isabelle dan lupa sama makna komitmen.
Pelajaran yang bisa lo ambil: Manusia adalah makhluk yang enggak pernah puas. Ketika dapat yang menarik tapi ada tantangannya, mundur. Dapat yang baik dan setia, eh, bosan. Intinya, kalau lo mau nikah, cari tahu apa yang lo mau aja dulu. Jangan lupa, kelola rasa bosan lo karena lo bakal membangun hidup sama seseorang selama lo bernapas. Perceraian itu beda sama putus, loh. Ribet dan mahal!
Kalau lo gemar baca buku, pasti tahu banget nama sang pengarang. N.H. Dini adalah penulis berbakat kebanggaan Indonesia. Soalnya, dia bisa menceritakan banyak tema dengan berbagai latar belakang tokoh, mulai dari diplomat, pelaut, guru, pramugari, anak kecil, sampai geisha. Nah, salah satu karyanya yang pendek (berupa novelet) tapi kece dan menginspirasi adalah yang berjudul Hati yang Damai.
Menggunakan sudut pandang orang pertama, Hati yang Damai berkisah tentang Dati, istri seorang penerbang Angkatan Darat (penerbad) di masa pemberontakan PRRI Permesta. Lantaran tugas, Dati sering ditinggal Wija tanpa kepastian. Maklum, pada zaman perang, seorang penerbad, mau enggak mau, harus berhadapan sama maut setiap waktu.
Pada saat Wija bertugas, Dati bertemu sama Sidik dan Nardi. Nardi yang seorang dokter dulu pernah suka sama Dati. Namun, sekarang dia jadi teman Wija dan berjanji buat menjaga Dati saat Wija bertugas. Dia juga enggak mau mengkhianati kepercayaan yang udah dikasih Wija. Sementara itu, Sidik digambarin sebagai cowok penggoda yang suka ngambil kesempatan dalam kesempitan. Bahkan, usai kabar hilangnya pesawat yang dikemudikan oleh Wija, Sidik ngerayu Dati buat berhubungan sama dia.
Ada banyak konflik yang ditemuin Dati dan Wija. Untungnya, sih, di akhir cerita, Wija pulang meski dalam keadaan luka-luka. Dati pun menyadari kesalahannya dan kembali ke pelukan Wija.
Pelajaran yang bisa lo ambil: Selalu jaga kepercayaan pasangan kalau lagi LDR. Kalau lo tipe yang enggak bisa LDR, ya, dari awal jangan LDR. Tentuin prioritas. Kalau enggak siap berkomiten karena tuntutan pekerjaan, ada baiknya ambil waktu sejenak. Pernikahan itu sakral, loh! Jangan dianggap enteng.
***
Setelah baca novel-novel ini, bukan berarti lo harus takut sama komitmen dan menghindari pernikahan, ya! Tujuan menikah itu sebenarnya baik. Namun, sebelum nikah, pastiin lo sendiri udah siap, terutama secara mental. Jangan nikah cuma karena sekadar kepengen!
Menikahlah dengan orang yang tepat dan dalam situasi yang tepat. Jadi, dalam kondisi terburuk sekalipun, komitmen yang udah dinyatakan di satu hari pernikahan bisa dijaga seumur hidup.