10 Tipe Pengemudi Pemicu Emosi di Jalan Raya

Ada yang sering marah-marah sendiri pas lagi nyetir mobil? Kalau iya, lo enggak sendirian, guys. Viki yakin, pasti ada banyak banget pengemudi yang sering ngalamin hal yang sama. Alasannya, ya, apa lagi kalau bukan gara-gara ngelihat tingkah ajaib pengemudi lain yang bikin emosi mendidih?

Nah, di bawah ini Viki bakal jelasin beberapa tipe pengemudi yang sukses bikin stres pengemudi lainnya di jalan raya. Buat yang masih pemula atau baru mau belajar nyetir, jangan sampai lo masuk ke tipe pengemudi kayak begini, ya!

1. Polisi atau Ambulans Jadi-jadian

Pernah enggak, sih, pas lo nyetir di jalan raya atau pun tol yang lagi macet, tiba-tiba ada suara sirine dari kejauhan. Pas lo lihat lewat spion, terlihat kayak ada mobil polisi atau ambulans yang butuh diberi ruang biar bisa menembus kemacetan. Eh, ternyata pas suara sirinenya udah dekat, enggak ada polisi atau ambulans yang muncul, melainkan mobil biasa yang memakai lampu rotator. Rasanya pengen banget enggak lo kasih jalan. Namun, kalau enggak lo kasih, laganya udah lebih "berani" dibandingin polisi atau tentara.

Penggunaan lampu rotator ini sempat dibiarin begitu aja. Akhirnya, pihak kepolisian ngeluarin aturan larangan penggunaan lampu rotator bagi mobil sipil. Aturan ini sebenarnya udah cukup ampuh mengurangi polisi/ambulans "jadi-jadian" di jalanan. Akan tetapi, terkadang masih ada aja yang nekat dan lolos dari hadangan polisi. Tolong, deh, kalau lo masih menggunakan lampu rotator di mobil lo, lebih baik lo copot aja, deh, sebelum diamuk massa.

2. “Tukang Terompet"

Tentu yang Viki maksud di poin ini bukan tukang terompet sungguhan. Tukang terompet yang Viki maksud adalah pengemudi yang "hobi" pencet klakson. Ngerti, ‘kan, kenapa Viki sebutnya "tukang terompet"? Bagaimana enggak, pengemudi yang kayak begini udah kayak jualan terompet. Setiap saat, mereka kayak dosa aja kalau enggak pencet klakson. Kalau kondisinya lagi tepat, sih, enggak masalah. Misalnya pas lagi macet, terus sopir di depan bengong atau ketiduran. Wajar, dong, kalau pengemudi di belakang ngasih peringatan lewat bunyi klakson?

Nah, "tukang terompet" ini enggak ada komprominya sama sekali. Seakan, pengemudi lain itu kayak orang budek. Setiap ada macet dikit, klaksonin. Baru lampu hijau, klaksonin. Viki ngerti, sih, macet bikin kita semua stres. Namun, bisa kali, enggak usah bunyiin klaksonin terus. Yang dengar, ‘kan, bukan pengendara di depan doang, tapi juga orang-orang sekitar.

3. Smartphone Worshipper

Yap, di poin ini, Viki enggak cuma nyindir pengemudi yang suka SMS-an pas lagi nyetir. Selain karena SMS udah tergantikan sama pesan instan, banyak pengemudi yang suka enggak sadar bahwa ngelihat ponsel pas lagi nyetir itu bahayanya bukan buat lo doang, tapi juga orang lain. Enggak cuma itu, pengemudi yang suka melihat hape, bisa dibilang, jadi salah satu faktor pemicu banyaknya orang stres di jalan raya.

Melihat smartphone saat lagi nyetir itu bisa dalam bentuk apa pun, mulai dari nge-tweet, posting foto di Instagram, nge-like status teman, atau sekadar ngepoin lini masa. Rasanya, kalau enggak ngelakuin hal-hal tersebut, tingkat keeksisan lo di dunia maya langsung terjun bebas. Buat yang masih sering "menyembah" smartphone pas lagi nyetir, coba kurang-kurangin, deh. Aturan kepolisian yang ngelarang lo buat mainan ponsel saat mengemudi itu ada benarnya, loh!

4. "Ibu-ibu Naik Motor"

Eits, jangan salah duga, ya. Viki enggak menghakimi seluruh ibu-ibu yang naik motor. Namun, enggak bisa dimungkirin, frasa ini ngewakilin salah satu tipe pengemudi yang ngeselin. Tentu tahu, dong, kelakuan dari tipe pengemudi yang satu ini?

Yap, meski bukan ibu-ibu, lo juga bisa jadi "ibu-ibu naik motor". Misalnya pas lo lupa matiin lampu sen pas lagi nyetir. Kasus kelupaan kayak begini bisa jadi pemicu kecelakaan, loh. Apalagi kalau lo sebenarnya mau belok kiri, tapi lampu sen mobil lo malah nyala ke arah kanan. Enggak cuma yang begini, pengemudi yang lupa nyalain sen pas mau belok juga termasuk dalam tipe "ibu-ibu naik motor".

5. Pembalap Jalan Raya

Kalau lo ngerasa jago nyetir dan berbakat buat jadi pembalap, alangkah lebih baiknya kalau lo salurkan bakat lo ke sirkuit, bukan jalan raya. Pembalap jalan raya bukan cuma pengemudi yang suka kebut-kebutan di jalan raya, ya. Tipe pengemudi seperti ini juga termasuk tukang tikung alias suka nyalip dan nyelip secara tiba-tiba. Serasa Valentino Rossi atau Michael Schumacher, pengemudi yang kayak begini rasanya berambisi banget buat jadi yang terbaik. Parahnya, sering kali mereka enggak peduli sama keselamatan orang lain dan dirinya sendiri.

Perlu lo ketahui, tipe pengemudi tukang tikung juga termasuk sebagai biang keladi kemacetan. Saat lo menyalip seseorang dan "nyelip" ke jalurnya secara tiba-tiba, pengemudi di belakang pasti akan memperlambat kecepatannya karena kaget atau enggak mau nabrak mobil lo. Mobil-mobil di belakang pun otomatis ngikutin mobil di depannya. Makanya, kalau lo termasuk pengemudi yang kayak begini, terus lo enggak ada henti-hentinya ngeluh macet, berarti lo termasuk orang yang munafik dan bodoh.

6. Si Penguntit

Tipe yang ngeselin bukan cuma tipe pembalap. Pengemudi yang suka ngikutin di belakang pun bisa ngeselin. Mungkin tipe penguntit ini enggak sering lo temuin di jalan. Akan tetapi, sebagai pengemudi, pasti lo pernah sesekali ngerasain betapa enggak enaknya diikutin tanpa alasan.

Pengemudi tipe penguntit ini biasanya bakal berada di belakang lo dalam jarak yang cukup dekat. Rasa enggak nyaman pasti bakal muncul di benak lo. Akibatnya pun bisa fatal. Rasa enggak nyaman lo bisa memicu rasa stres dan bikin lo nyetir secara sembrono. Selain itu, si penguntit juga harus punya refleks yang tinggi saat mobil di depannya ngerem secara mendadak.

7. Pengemudi yang Terlalu Berhati-hati

Dalam berkendara, berhati-hati memang jadi hal yang paling penting. Akan tetapi, kalau lo hati-hatinya berlebihan, hasilnya malah kebalikannya. Lo bakal dibenci sama pengendara lain karena sikap lo yang cenderung defensif.

Contohnya, nih, pengemudi yang sengaja nyetir lambat di lajur kanan jalan tol. Harusnya semua orang tahu bahwa lajur kanan adalah jalur khusus buat yang terburu-buru. Meski lo berhati-hati dengan enggak ngebut, tingkah lo itu sejujurnya ngeselin buat semua orang. Pertama, kalau lo pelan di lajur kanan, pengemudi yang mau ngebut terpaksa mendahului dari kiri. Tentunya hal ini berbahaya bagi pengendara lain dan bikin laju lalu lintas jadi terhambat.

8. Pengemudi Kebelet

Pengemudi kebelet sebenarnya bisa mewakili beberapa tipe pengemudi. Salah satunya adalah yang sering kebut-kebutan. Nah, pengemudi kebelet yang Viki maksud di poin ini adalah mereka yang enggak bisa mengantre. Contoh kasusnya sering terjadi di pintu gerbang tol. Lo pasti bakal nemuin banyak makhluk seperti ini. Seakan, mereka benar-benar lagi kebelet buang air dan enggak ada tempat buat melakukannya.

9. "Pengendara Mabuk"

Mabuk yang Viki maksud bukan mutlak orang yang mengemudi dalam keadaan mabuk. Memang di Indonesia bukannya enggak pernah ada orang mabuk nyetir mobil. Mereka yang mabuk pastinya berkendara dengan ceroboh dan enggak bisa nyetir secara lurus. Nah, kalau lo suka nyetir enggak jelas kayak begini, rasanya pantas kalau lo masuk ke tipe pengendara mabuk.

Enggak cuma karena ceroboh atau benar-benar mabuk, pengemudi ngantuk juga termasuk tipe ini. Viki enggak mau nyalahin orang yang ngantuk pas lagi nyetir, sih. Manusiawi, kok. Akan tetapi, alangkah lebih baik lo beristirahat pas benar-benar enggak bisa nahan rasa kantuk lo. Apa salahnya, sih, berhenti sejenak di pom bensin buat tidur sebentar ketimbang ketiduran pas lagi nyetir?

10. "Gua Supir Transportasi Online, Jadi Gua Bebas Ngapain Aja!"

Perlu Viki tekankan, poin ini bukannya bermaksud buat ngerendahin para sopir taksi atau ojek daring, atau pun sopir angkutan umum di luar sana. Viki percaya, kok, banyak dari mereka yang mematuhi peraturan berlalu lintas. Sayangnya, enggak semua dari mereka yang peduli dan melakukannya. Kita semua memang benar-benar terbantu dengan kehadiran taksi atau ojek daring. Namun, bukan berarti mereka raja di jalanan. Jujur, deh, lo bakal ngerasa kesel sekesel-keselnya saat tahu penyebab kemacetan yang lo lagi hadapi ternyata gara-gara sopir taksi atau ojek daring yang ngetem sembarangan nungguin orderan.

Kalau lo enggak bisa atau takut negur mereka langsung, sebenarnya ada solusi yang terbaik buat mengurangi hal-hal sepele kayak begini. Sebagai pelanggan, lo bisa mulai dengan minta tolong sopir taksi atau ojek online yang lo pesan agar nungguin lo di tempat yang enggak mengganggu lalu lintas.

***

Setelah membaca penjelasan Viki tadi, lo mungkin bakal berpikir bahwa hal-hal di atas adalah sifat manusiawi. Ya, wajar, sih. Setiap orang pasti punya rasa egois, termasuk Viki, begitu juga dengan lo.

Kalau lo enggak mau repot buat nyuruh orang lain agar teratur dan patuh sama aturan, lo bisa memulainya dari diri lo sendiri, kok. Viki yakin, kalau lo nyetir secara teratur dan berhati-hati, pasti bakal ada orang lain yang ngikutin. Coba kurangi ego lo di jalanan. Percaya, deh, pengemudi lain pasti juga bakal jengah sendiri, kok, sama keadaan kayak begini.