INFO
  • Tentang Kincir
  • Karier
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Follow Us :
Hidup Praktis Ala Falsafah Zen
Epic Life , What's On

Hidup Praktis Ala Falsafah Zen

By Intan Kirana / 25 Juli 2016

Saat ini, banyak banget penawaran yang kita lihat di iklan maupun di toko sampai kita enggak bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Apalagi, iklan-iklan di berbagai media menjadikan barang-barang yang mereka tawarkan sebagai standar kehidupan layak. Jadilah kita banyak membeli barang yang sebenarnya enggak/belum kita butuhkan.

Kondisi tersebut, akhirnya menyebabkan bertumpuknya barang yang jarang kita pakai di rumah. Meski barang tersebut bisa kita jual, tetapi rasa memiliki yang lebih malah bikin kita enggan menjualnya. Padahal kalo dipikir-pikir, barang tersebut sudah bertahun-tahun mendekam di gudang ataupun lemari. Nah, terus harus bagaimana ya? Mungkin kita bisa ambil beberapa pelajaran positif dari gaya hidup minimalis ala falsafah Zen.

Seorang lelaki asal Jepang, Fumio Sasaki, menerapkan sebuah konsep minimalis dalam hidupnya. Dia hanya memiliki 4 pasang celana, tiga baju, dan empat pasang kaos kaki di lemarinya. Barang-barang di rumahnya pun hanya berjumlah 150 buah. Dia memutuskan untuk enggak membeli apapun lagi karena menurut dia, barang-barang yang dia miliki sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Konsep hidupnya ini terinspirasi dari falsafah Zen, yang mengajarkan tentang kesederhanaan hidup. Ajaran yang berasal dari Asia Timur ini berfokus pada ketenangan dan pencerahan batin manusia. Seseorang dapat mencapai ketenangan apabila dia mampu memilah hal-hal yang perlu dipikirkan, dan hal-hal yang pantas diabaikan, serta mampu memandang sesuatu tak hanya dari satu sisi saja. Dengan mengusung prinsip ini, dia merasa nggak perlu membeli barang-barang hanya untuk kesenangan sementara, atau untuk dipamerkan pada orang lain.

Selain rumah jadi lebih rapi, konsep minimalis ini pun jadi mengurangi resiko kecelakaan saat gempa. Seperti yang kita tau, Jepang adalah negara yang rawan gempa. So, banyaknya barang yang ada di rumah lo berpotensi menyebabkan luka berat dan membuat lo kesulitan untuk melarikan diri.

Enggak cuma tentang kuantitas barang, konsep minimalis ini juga bisa diterapkan pada gerakan. Naoki Numahata, seorang penulis lepas asal Jepang juga mempraktekkan konsep ini, berusaha untuk melakukan aktivitas dengan gerakan selembut mungkin, dan menghindari suara-suara bising yang memekakan telinga. Kebiasaan ini, membuat hidupnya menjadi lebih tenang dan seolah semua hal terkoneksi menjadi satu. Seperti apa yang diajarkan dalam upacara minum teh dan seni merangkai bunga di Jepang: melakukan gerakan selembut mungkin, untuk mencapai kesempurnaan dan mendapatkan esensi kehidupan.

Hidup minimalis juga mengurangi potensi kita lupa menaruh barang. Asal lo tau, saat lupa menaruh sesuatu, lo memerlukan waktu untuk mencarinya. Bahkan, enggak jarang barang tersebut benar-benar raib dan baru ketemu beberapa bulan kemudian. Hal itu pasti bikin lo KZL bukan kepalang. Nah, biar kejadian kayak begitu enggak terjadi, cara hidup minimalis bisa banget lo terapkan. So, selain lebih hemat, lo juga bakal jadi orang yang lebih teratur, kan? Tertarik mencoba?

gaya hidupKehidupanzenminimalis

Related Article

Voucher Game

Close Ads X
© 2019 PT Gajah Merah Terbang. All rights reserved.