Momen Lebaran merupakan momen saat kita bisa kumpul-kumpul bareng keluarga dan sanak saudara. Saat itulah, waktu kita tercurahkan penuh buat mereka. Sungkeman, makan bareng, foto-foto bareng, dan ngobrol-ngobrol tentunya. Nah, saat momen ngobrol-ngobrol, terkadang kita (khususnya para jomblo) ketar-ketir. Soalnya, kita udah harus bersiap diri buat mendengar pertanyaan-pertanyaan yang ngeselin. Malas, deh, ngejawabnya!
Lo juga pasti ngerasain, ‘kan, pas Lebaran kemarin? Mungkin pertanyaan-pertanyaan itu akhirnya enggak kejawab karena lo hindarin setengah mati. Bentuknya, sih, beda-beda. Namun, kata tanya yang dipakai cenderung sama karena mengandung nada intimidatif.
Coba, yuk, kita rangkum kata tanya apa aja yang sering muncul pas Lebaran dan menjurus ke penghakiman terselubung.
Kata tanya ini biasanya jadi awal dari pertanyaan dasar atas rasa ingin tahu keluarga dan sanak saudara lo. Bentuk yang lazim muncul dari kata tanya ini biasanya, “Udah lulus, belum?” Pertanyaan ini pasti ngeselin buat orang-orang di tingkat perkuliahan, apalagi yang memang udah berada di semester akhir. Tinggal skripsi, sih, tapi, ya... Duh!
Pertanyaan lain yang enggak kalah nyakitin, biasanya, “Udah ada calon, belum?” Kalau lo jomblo, rasanya mau jawab “belum” juga pasti gengsi. Saudara-saudara lain udah pada punya pacar, bahkan ada yang udah nikah. Namun, lo belum punya gandengan. Ya, sih, lo juga usaha. Dan, usaha itu belum juga ngebuahin hasil. Jadi, mereka sebenarnya berusaha simpati aja sama lo. Kalau memang belum ketemu jodoh, mau gimana?
Kalau pertanyaan nomor 1 lo jawab “belum”, biasanya muncul pertanyaan selanjutnya. “Kenapa enggak lulus-lulus?” “Kenapa belum punya pacar?” “Kenapa putus sama yang kemarin?”
Kata tanya ini sebenarnya masih halus dan enggak terlalu berkesan menghakimi. Si penanya memang mau tahu aja apa yang lo pikirin biar mereka bisa total bersimpati sama lo. Jawaban-jawaban yang ngambang semacam, “Ah, iya, belum waktunya aja,” biasanya masih bisa bikin lo selamat dari keadaan mati gaya.
Kalau kata tanya yang diawali dengan “Kok” ini mirip-miriplah sama poin nomor 2 yang “Kenapa”. Bedanya, kata tanya ini punya kesan lebih menghakimi. Pendek, sih, tiga huruf doang. Namun, kata tanya ini bisa dibilang paling menohok. Enggak cuma menghakimi, ada juga unsur ngebandingin sama saudara yang lain (yang lebih “beruntung”). Ya, contohnya pertanyaan tentang kenapa lo masih betah menjomblo. Coba kalau bentuk pertanyaannya jadi, “Kok lo masih jomblo aja, sih?” Meskipun lo jomblo bahagia, pasti lo tetap sakit hati ditanya begini, Kesannya, menjadi jomblo adalah dosa besar. Pasti ada yang salah sama diri lo!
Meski baru aja maaf-maafan, emosi bisa kesulut gara-gara kata tanya ini. Meski diam aja, kita pasti tetap aja sakit hati. Untungnya, lo punya jiwa dan hati yang cukup dewasa. Jadi, suasana hari raya bareng sanak saudara bisa tetap meriah dan hangat.
“Gimana PDKT-nya sama yang waktu itu?” “Gimana kuliahnya?” “Gimana kemarin ceritanya bisa sampai gagal diterima kerja?” Yap, kedengaran banget, ‘kan, kalau kata tanya ini mengandung rasa ingin tahu yang kuat banget?
Biasanya, pertanyaan-pertanyaan semacam ini diiringin sama tatapan si penanya yang seakan bisa menelanjangi lo. Lo enggak bisa kabur kalau udah diinterogasi dengan kata tanya ini. Soalnya, mereka enggak sekadar nanya iseng, tapi juga butuh penjelasan yang cukup panjang biar tuntas. Jawaban-jawaban ngambang penuh basa-basi pun enggak mempan.
Kata tanya ini sebenarnya bisa dibilang agak ramah. Semacam mendorong lo buat mencari solusi atas keadaan lo yang “mengkhawatirkan”. Sayangnya, lo enggak ngerasa demikian. Malah, lo ngerasa dikejar-kejar buat menuhin standar mereka.
Misalnya, mau lo udah punya pacar atau belum, pasti ketar-ketir pas ditanya, “Kapan nikah?” Jomblo salah, punya pasangan juga tetap kena. Duh! Kata tanya ini memang suka bikin kita ngerasa belum mencapai apa-apa. Padahal, kita sendiri juga lagi berjuang, kok, ngerjain apa pun yang menurut kita prioritas. Ya, ‘kan?
Nah, itu tadi beberapa kata tanya yang menohok hati hasil rangkuman Viki berdasarkan pengalaman pas momen Lebaran kemarin. Lo juga dapat pertanyaan-pertanyaan semacam itu, enggak? Atau, lo malah dapat pertanyaan di luar dugaan yang bikin mati kutu selain di atas? Coba, dong, bagi pengalaman lo ke Viki.