Mungkin lo ngerasa malas punya pekerjaan yang mengharuskan lo menetap di kantor, kerja sembilan jam dari Senin sampai Jumat, punya waktu istirahat cuma 1 jam, berpakaian rapi, dan baru bisa refreshing tiap akhir pekan. Kalau iya, mungkin pekerjaan yang satu ini bisa jadi alternatif buat lo semua: digital nomad. Sesuai namanya, seorang digital nomad adalah tenaga ahli yang bekerja enggak menetap di satu tempat. Dia dapat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainya sesuai dengan keinginan.
Pekerjaan ini udah jadi gaya hidup buat masyarakat milenial kayak sekarang. Gaya hidup ini banyak dilakoni penulis, programmer, desainer atau pengembang website, fotografer, penerjemah, internet marketing, atau konsultan. Mereka bisa bekerja dengan leluasa di mana saja asalkan ada koneksi internet.
Lo termasuk yang bosan sama kerjaan kantor dan pengen banting setir? Coba aja dulu cari tahu apa aja keuntungan ngejalanin gaya hidup digital nomad.
Kalau lo ngejalanin gaya hidup digital nomad, mau traveling keliling Indonesia atau dunia juga bisa. Enggak ada yang ngelarang selama lo punya bujet. Namun, lo mesti ingat satu hal: lokasi yang lo datangin harus punya akses internet. Jangan lo pilih lokasi yang susah internet, seperti pedalaman Hutan Amazone di Amerika Latin atau tengah laut tempat tenggelamnya Titanic.
Di Indonesia, lokasi favorit para pekerja digital nomad adalah di Pulau Dewata. Selain keindahannya alamnya, Bali punya banyak pilihan wisata yang menawarkan lo suasana rileks sehingga lo enggak perlu stres selama bekerja. Yap, memang inilah konsep digital nomad.
Buat yang ngalamin jadi karyawan kantoran, pasti tahu betul betapa susahnya nemuin mood booster di kala mood lagi jelek. Misalnya, abis diomelin bos gara-gara lo bikin salah. Palingan, pelarian lo cuma dengar musik, nonton YouTube, atau mentok-mentok teleponan sama pacar. Itu pun etisnya dilakuin di luar jam kerja, pas istirahat makan siang atau di jalan pulang.
Nah, beda halnya dengan digital nomad. Sambil nunggu mood kerja datang, lo bisa bersepeda dulu, hiking, berenang, karaokean, lompat-lompatan, salto, dan lain-lain. Pokoknya, lo bisa suka-suka kapan mau mulai kerja. Pekerja kantoran mungkin bisa diibaratin kayak burung dalam sangkar. Mereka enggak punya ruang gerak yang bebas. Sedangkan, pekerja digital nomad bisa diibaratin kayak burung di alam liar yang bebas bergerak ngikutin ke mana angin berembus.
Di zaman sekolah, pasti lo pernah dengar istilah “posisi menentukan prestasi”. Istilah ini mungkin konotasinya sedikit negatif, apalagi kalau konteksnya pas ujian. Nah, kalau lo adalah pekerja digital nomad, lo bebas nentuin lapak kerja. Lo punya keuntungan dengan bisa milih suasana yang nyaman sehingga ide dan kreativitas mengalir dengan deras.
Coba lo bandingin orang yang kerja kantoran sama digital nomad. Buat yang kerja kantoran, lo bakal sulit mencari suasana nyaman. Biasanya, yang bakal lo temuin adalah kolega yang doyan ngerumpi atau ngebaik-baikin atasan. Intinya, suasana ini enggak bakal bisa mancing kreativitas lo buat berkembang. Orang yang memilih kerja digital nomad bisa kerja di pinggir pantai, lihat matahari terbit dan terbenam, sambil ditemani minuman menyegarkan. Suasana seperti ini tentu bakal membuahkan ide dan kreativitas.
Satu lagi keuntungan jadi seorang digital nomad adalah lo enggak terikat dengan jam kerja. Lo enggak perlu khawatir datang telat ke kantor atau pusing gara-gara jatah cuti menipis. Lo bisa bangun siang, sorenya baru mulai kerja. Atau, lo mau hiking dulu dari pagi, siangnya rafting, malam nyantap barbeque dulu, besoknya baru mulai kerja.
Itu dia salah satu perk menjadi pekerja digital nomad. Lo sendiri yang nentuin waktu kerja lo. Namun, jangan sampai terbawa suasana, ya. Tetap aja lo punya tenggat dan tanggung jawab yang harus dipenuhin.
Pekerja digital nomad bisa bekerja di tempat-tempat umum, seperti restoran, mal, kafe, atau kedai kopi yang memiliki akses internet. Bahkan, saat ini muncul juga tren baru, yaitu coworking space. Di Indonesia, diprediksi akan hadir lebih dari ratusan coworking space dalam satu tahun mendatang karena menjamurnya tren digital nomad dan perusahaan rintisan. Buat lebih jelasnya, coba lo cek liputan tentang digital nomad di bawah.
***
Kehidupan menjadi pekerja digital nomad tentu ada plus-minusnya. Biasanya, yang memilih buat bergaya hidup nomaden adalah pekerja muda yang masih aktif dan gemar bertualang. Nah, apakah lo salah satunya? Mungkin aja sebenarnya lo cocok banting setir jadi pekerja digital nomad. Tinggal cari-cari informasi lebih dalam, gali lagi potensi diri lo, dan kumpulin keberanian.
Dapetin info keren seputar film & game di Kincir.
Sadar dong kalau tampilan Kincir sudah berubah? Bagaimana menurut Lo?
SUKA
BIASA AJA
KECEWA
Terima kasih sudah ngasih tanggapan. Dapetin info keren seputar film, game, comic, music, travel, dan beragam gaya hidup khas cowok lainnya di Kincir. Ketik email lo buat Berlangganan, ya.
Akun Login
Belum Punya Akun? Bikin atau Masuk dengan akun sosial media kamu:
Atau