INFO
  • Tentang Kincir
  • Karier
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Follow Us :
Patutkah Indonesia Meniru Sistem Pendidikan di Finlandia?
Job Education , Chillax

Patutkah Indonesia Meniru Sistem Pendidikan di Finlandia?

By Tanri Raafani / 27 Mei 2016

Kalo ngomongin pendidikan, Viki selalu teringat masa muda dan imut, masa di mana sering banget malas ke sekolah. Dari kecil, Viki ngerasain sekolah itu enggak jauh dari tekanan harus menjadi pintar, dan itu ditambah sistem kompetisi antar murid yang membuat tekanan jadi lebih berat. Kalo udah enggak dapet rangking, rasanya itu suram banget. Belum lagi tekanan ujian nasional yang bikin anak-anak Indonesia stres karena kerja kerasnya selama bertahun-tahun harus dinilai dari ujian yang cuma berlangsung tiga hari. That’s it. Itulah sistem pendidikan yang negara kita tercinta terapkan dari dulu.

Berbeda dengan di Indonesia yang terus bertahan pada sistem pendidikan konvensional,  Finlandia punya sistem pendidikan modern yang sampai saat ini masih dianggap sebagai salah satu sistem pendidikan terbaik di dunia. Berdasarkan data dari Edudemic.com, Finlandia berada di posisi ke-5 di bawah Korea dan Jepang dalam urusan negara bersistem pendidikan terbaik. Dibanding tahun 2012, posisi Finlandia turun empat peringkat. Sementara itu, Indonesia berada di posisi ke-40. Lalu, seperti apa sih sebenarnya sistem yang mereka terapkan? Simak dulu nih rangkuman perbandingan pendidikan di Indonesia dan Finlandia.

1. Usia Sekolah

Indonesia:

Pasti lo sering ngeliat betapa repotnya orang tua Indonesia zaman sekarang buat nyiapin pendidikan dari usia dini biar kedepannya juga bakal dapet pendidikan yang bagus juga. Makanya jangan heran kalo di Indonesia liat anak bocah 3 tahun udah disekolahin di PreSchool. Belum lagi les privat, les piano, les-les lainnya.

Finlandia:

Di Finlandia, kalo lo sebagai orang tua maksain anak lo sekolah mulai umur 3 tahun, lo bisa berurusan sama hukum! Anak-anak di Finlandia memang diatur secara hukum baru boleh bersekolah pada umur 7 tahun. Anak-anak usia dini di Finlandia lebih didorong untuk belajar interaktif secara mandiri dengan lingkungannya. Intinya, mereka diarahkan menjadi anak-anak, bukan menjadi professor.

2. Jam Sekolah

Indonesia:

Di Indonesia, level sekolah dasar diwajibkan belajar 5-6 jam sehari (06.30-12.00). Satu yang jadi pikiran Viki: Pagi bener anak sekolah masuk. Padahal pas kerja juga enggak sepagi itu. Katanya sih jam masuk sekolah emang sengaja sepagi itu biar ngelatih disiplin.

Finlandia:

Sekolah hanya sekitar 4 jam per hari, dengan sistem tiap 45 menit belajar harus istirahat 15 menit. Jam masuk antara jam 9.00-9.45. Orang Finlandia percaya dengan penelitian bahwa anak usia dini butuh tidur lebih di pagi hari, dan otak baru bisa menyerap ilmu setiap jam 10. Sistem yang diterapkan Finlandia ini bertujuan untuk memberikan keseimbangan antara belajar dan beristirahat agar bisa lebih mudah menyerap ilmu.

3. Sistem Pembelajaran

Indonesia:

Sistem ranking menjadi andalan untuk membedakan mana yang pintar dan bodoh. Terlihat jelas gap antara si pintar dan bodoh. Enggak lupa PR dan tugas yang diberikan banyak banget. Jadinya stress karena nilai harus bagus, PR/tugas harus selesai. Hal ini juga mendorong banget budaya korupsi di usia dini: Mencontek.

Finlandia:

Tidak ada sistem pembeda mana yang pintar dan bodoh. Semua murid dianggap sama dan Finlandia berharap semua muridnya jadi pintar. Hasilnya jarak antara yang pintar dan yang bodoh hampir tidak terlihat. PR dan tugas yang diberikan sesuai kebutuhan dan tidak harus sempurna hasilnya. Menurut orang Finlandia yang terpenting adalah usaha dan upaya mereka untuk menghasilkan sesuatu, serta bagaimana mereka menemukan jalan keluar terbaik dari sebuah permasalahan.

4. Ujian Akhir

Indonesia:

Ujian akhir masih menjadi andalan sistem pendidikan kita, dan jadi mimpi buruk bagi siswa. Semua yang kita pelajari dari awal sampai akhir, ujian akhir lah yang menentukan kelulusan. Hal ini membuat siswa stress dan terdorong untuk melakukan kecurangan, karena yang terpenting itu lulus.

Finlandia:

Finlandia anti dengan ujian akhir, karena mereka percaya dengan guru sebagai pemberi penilaian terbaik buat siswanya. Guru-guru di Finlandia juga tidak terpaku dengan kurikulum karena mereka bebas menentukan cara belajarnya sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

5. Tenaga Pengajar / Guru

Indonesia:

Perhatian pemerintah ke guru sangat kurang. Mulai dari kesejahteraan, hingga ke jenjang pendidikan gurunya sendiri. Makanya enggak sedikit guru yang ngajar seadanya dan gaya ngajarnya monoton.

Finlandia:

Finlandia berani investasi besar-besaran buat guru-guru di negaranya, karena menurut mereka, guru adalah masa depan Negara. Jangan heran kalo lo tau gaji guru di Finlandia salah satu yang tertinggi. Pemerintah Finlandia juga membiayai penuh pendidikan guru hingga mendapat master. Guru di Finlandia wajib bergelar master pendidikan.

***

Btw, anak-anak Finlandia hasil dari sistem pendidikan yang jauh berbeda dengan Indonesia ini berhasil menjadi salah satu pelajar terbaik dunia dalam tes internasional Programme for International Student Assessment (PISA) per tahun 2012. Nah, lo bisa lihat sendiri kan perbedaan Indonesia dan Finlandia? Tentunya memperbaiki sistem dan mutu pendidikan ini bukan tugas yang mudah bagi pemerintah. Perlu banget upaya dari kita sebagai warga negara untuk berpartisipasi memajukan pendidikan, yang bisa dimulai dari hal paling kecil, yaitu kejujuran. Kalo menurut lo Indonesia patut meniru sistem pendidikan Finlandia, bantu Viki menyebarkan tulisan ini, sehingga pemerintah yang berwenang bisa membaca dan merumuskan ulang sistem pendidikan di Indonesia yang belum maksimal.

pendidikanindonesiaSekolahFinlandia

Related Article

Voucher Game

Close Ads X
© 2019 PT Gajah Merah Terbang. All rights reserved.