5 Kegagalan yang Pernah Terjadi di Call of Duty

Saat game bertema Perang Dunia II mulai menjamur, Activision dengan percaya diri menghadirkan game bertema Perang Dunia II lainnya yang berjudul Call of Duty. Game ini berhasil bersinar di antara game bertema Perang Dunia II lainnya, sehingga berhasil membentuk sebuah waralaba yang masih bertahan hingga saat ini.

Selama 15 tahun waralaba ini ada, tentunya ada berbagai kegagalan yang pernah dilakukan Activision dan pengembangnya di Call of Duty. Kegagalan tersebut bisa terjadi, salah satunya karena Activision dan pengembangnya mencoba hal-hal baru yang sayangnya enggak berhasil. Walau begitu, kegagalan yang pernah terjadi di Call of Duty tentunya berperan dalam membentuk waralaba ini.

Nah, apa saja, sih, kesalahan yang pernah terjadi di waralaba Call of Duty? Yuk, simak daftarnya!

 

1. Call of Duty: Ghosts yang Enggak Sukses

Via Istimewa

Infinity Ward merupakan studio pertama yang mengembangkan seri Call of Duty. Setelah sukses dengan seri pertama dan kedua Call of Duty, Infinity Ward hadir kembali dengan membawa subseri baru, yaitu Call of Duty: Modern Warfare, dan kembali meraih kesuksesan. Jadi, ketika Infinity Ward menyelesaikan subseri Modern Warfare dan beralih ke subseri yang baru, banyak penggemar yang akhirnya berekspektasi tinggi.

Namun, ekspektasi tersebut hancur ketika Infinity Ward merilis Call of Duty: Ghosts. Game ini menghadirkan kisah yang membingungkan dan desain misi yang repetitif. Mode multiplayer-nya juga sama sekali enggak membantu game ini. Activision dan Infinity Ward pun akhirnya memutuskan untuk enggak melanjutkan subseri Call of Duty: Ghosts.

 

2. Infinity Ward Kembali Gagal di Call of Duty: Infinite Warfare

Via Istimewa

Sadar Call of Duty: Ghosts gagal karena ceritanya yang lemah, Infinity Ward akhirnya merekrut penulis cerita baru, yaitu Taylor Kurosaki, untuk subseri terbaru lainnya, Call of Duty: Infinite Warfare. Subseri ini terbilang cukup unik dibandingkan dengan seri Call of Duty lainnya karena berlatar tempat di luar angkasa.

Lagi dan lagi, Infinity Ward kembali menemui kegagalan di Call of Duty: Infinite Warfare. Sebenarnya, enggak ada masalah sama sekali di campaign single player game ini. Hanya saja, hal tersebut enggak diimbangi dengan mode multiplayer-nya. Mode multiplayer di game ini dianggap kurang inovatif. Padahal, salah satu poin utama Call of Duty adalah mode multiplayer-nya.

 

3. Keluarnya Orang Penting Jadi Salah Satu Penyebab Kegagalan Infinity Ward

Via Istimewa

Bagaimana bisa sang pelopor Call of Duty, Infinity Ward, bisa mengalami kegagalan sampai dua kali? Ternyata, ada salah satu faktor besar di balik dua kegagalan tersebut. Setelah proses produksi Call of Duty: Modern Warfare 2, dua orang penting di Infinity Ward, yaitu Jason West dan Vince Zampella, dipecat oleh Activision.

Dilansir Vanity Fair, pendiri Infinity Ward, yaitu West dan Zampella, menginginkan pengontrolan ide kreatif yang lebih atas waralaba Call of Duty. Mereka pun meminta Activision menandatangani kontrak tersebut. Namun, ada celah di kontrak tersebut. Jika kedua orang tersebut dipecat, Activision akan memegang seluruh hak Call of Duty.

Tahu apa akibatnya? Activision kemudian menuduh mereka ingin menyabotase Call of Duty non-Infinity Ward, hingga akhirnya mereka keluar dari Infinity Ward. Sejak saat itu, Infinity Ward enggak pernah sama. Soalnya, sebagian besar karyawan Inifnity Ward memutuskan untuk mengikuti West dan Zampella.

 

4. Membatalkan Proyek Call of Duty dengan Perspektif Third-Person

Via Istimewa

Dilansir Game Rant, Activision pernah membuat kejutan dengan mengumumkan perencanaan mereka untuk membuat Call of Duty dengan perspektif third-person. Mereka menugaskan pengembang Sledgehammer Games untuk membuat game tersebut. Sledgehammer pun bahkan sudah berencana mengambil tema Perang Vietnam untuk game third-person ini.

Pastinya kabar tersebut menjadi angin segar buat para penggemar Call of Duty. Penggemar pun dibuat enggak sabar dengan kehadiran game tersebut. Sayangnya, harapan tersebut hanya tinggal angan-angan. Activision membatalkan proyek tersebut dan menugaskan Sledgehammer Games untuk membuat Call of Duty: Advanced Warfare.

 

5. Layanan Berlangganan yang Enggak Sukses

Via Istimewa

Banyak hal yang bisa dilakukan perusahaan game untuk menambah pendapatan perusahaannya. Selain menjual gamenya, perusahaan biasanya menyediakan DLC, mikrotransaksi, dan layanan berlangganan. Hal tersebut juga dilakukan oleh Call of Duty, termasuk menyediakan layanan berlangganan.

Pada 2011, Activision merilis layanan berlangganan bernama Call of Duty: Elite. Lalu, apa, fungsi dari fitur ini? Call of Duty: Elite dibuat untuk menyediakan DLC bulanan, kompetisi, dan Call of Duty Elite TV. Namun, penggemar enggak ada yang tertarik dengan fitur tersebut. Hanya dua tahun setelah dirilis, tepatnya pada 2013, Activision pun menutup layanan berlangganan ini.

***

Nah, itulah kegagalan yang pernah terjadi di waralaba Call of Duty. Semoga saja Call of Duty: Black Ops 4 yang dirilis pada 12 Oktober nanti enggak mengulas kegagalan tersebut, ya. Apakah lo cukup optimis dengan seri terbarunya Call of Duty?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.