(PES) Lucky Maarif, sang Kapten yang Korbankan Segalanya Demi Esports

Indonesia bisa dikatakan punya prestasi membanggakan di kancah esports Pro Evolution Soccer (PES) tingkat dunia. Pada April lalu, kontingen Indonesia yang salah satunya diwakili Rizky Faidan meraih gelar runner-up di ajang PES League 2019 World Finals dalam cabang 3 vs 3. Harus diakui Faidan memang punya peran besar. Namun, raihan tersebut tak lepas dari kontribusi sang kapten, Lucky Maarif.

Berawal dari hobinya yang gemar mengamati pertandingan sepak bola, Lucky secara enggak langsung mengasah kemampuannya di game sepak bola besutan Konami ini. Enggak mudah untuk Lucky bisa menduduki posisi yang sekarang. Pasalnya, sebelum terjun ke esports, pemain asal Surabaya ini telah mengorbankan banyak hal.

Via dok. kincir

Belum lama ini, KINCIR berkesempatan untuk mengobrol dengan Lucky Maarif di kota kelahirannya, Surabaya. Yuk simak kisah kapten tim WANI ini dari awal kariernya di PES hingga meraih kesuksesan!

Kenal PES Sejak Usia Empat Tahun

Kegemaran Lucky Maarif dalam bermain PES berawal sejak dirinya masih berusia empat tahun. Semua berkat sang kakak yang pertama kali memperkenalkan game besutan Konami ini. Selain itu, teman sebayanya juga membuatnya makin mengenal game yang pertama kali rilis sejak 1995.

Sama seperti pemain PES pada umumnya, kegemaran Lucky bermain game ini juga didasari oleh hobinya menonton pertandingan sepak bola. Dia pun mengaku bahwa hobinya tersebut membuat pengetahuannya mengenai sepak bola makin banyak yang kemudian diaplikasikannya ke dalam game.

“Awalnya dikenalkan oleh kakak. Saat itu umur saya masih empat tahun. Setiap anak cowok saat itu pasti kenal yang namanya Winning Eleven atau PES,” jelas Lucky.


Gagal di Turnamen Pertamanya

Punya kemampuan di atas rata-rata dalam mengendalikan bola di PES membuat arek Suroboyo ini ingin mencoba hal baru. Dia pun merealisasikannya dengan mengikuti turnamen kecil di kota asalnya.

Karier Lucky di skena kompetitif berawal pada 2011. Saat sedang pulang kerja, dia melihat sebuah brosur turnamen PES di Surabaya. Merasa tertantang, dia pun akhirnya mengikuti ajang tersebut.

Sayangnya, kemampuan dirinya dalam bermain PES saat itu belum seberapa dan kalah telak dari lawannya. Kekalahan itu pun membuat pemain asal Surabaya ini lebih bersemangat untuk melatih keterampilannya hingga bisa menjadi seperti sekarang.

“Sebenarnya saya enggak menyangka bisa berkarier di esports PES. Saya mulai berkompetisi PES 2011 di turnamen kecil di Surabaya. Awalnya saya cuma ingin tahu seberapa jago orang lain. Eh, ternyata malah kalah telak,” kenang Lucky.


Tinggalkan Pekerjaan agar Fokus di Esports

View this post on Instagram

We are the Champion of Asia!!! ???????? . Thanks to all who supporting us, our friends, families, and PES Community in Indonesia.. . Thanks also to @yunan_akira, @abdulghony04, @eldymeyrendy, and @akbarpaudie1.. That’s an honor that we can fought together.. Also to @liga1pes @zeusgaming_id @mhafizuu @budimilan and @kangjalu .. . This isn’t the end, but it’s just a beginning.. So many work to do for World Final in June.. Let’s get ready for that.. . THIS IS FOR INDONESIA!!! ???????????????????????? . Go eSports and PES INDONESIA!!! . ???? : @liga1pes . @liga1pes @rizkyfaidan @rio.ds #pes2019 #we2019 #konami #pesleague #asia #Indonesia #japan #hongkong #malaysia #vietnam #china #wani

A post shared by Muchamad Lucky Ma'arif (@luckymaarif) on

Pengorbanan Lucky untuk menjadi pemain profesional yang mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional terbilang sangat besar. Pasalnya, kecintaan sang pemain pada PES membuatnya rela melepaskan pekerjaannya pada saat itu.

Selama empat tahun berkarier di PES sambil bekerja di sebuah BUMN, Lucky enggak pernah merasakan gelar juara di setiap ajang diikutinya. Akhirnya, dia pun mengambil keputusan untuk melepas pekerjaannya dan fokus sebagai pemain esports.

Pengorbanannya ternyata terbayarkan. Setelah resign dari pekerjaannya dulu dan mengikuti turnamen PES enggak lama kemudian, Lucky langsung meraih juara ketiga pada sebuah turnamen di 2014. Siapa sangka, kesuksesannya pun berlanjut hingga kini di tingkat nasional dan internasional.

"Keputusan ini (melepas pekerjaan di BUMN) jadi salah satu yang terbaik di hidup saya. Saya berterima kasih pada Rizky Faidan dan Rio sudah mau jadi partner saya di WANI,” tutur Lucky.

Awal Terbentuknya WANI

Seperti yang sudah disebutkannya tadi, Lucky bergabung dengan tim WANI yang dikenal punya reputasi gemilang di skena esports PES. Tim yang dimotori oleh Lucky, Rio Dwi Septian, dan Rizky Faidan ini sukses jadi tim terkuat di Asia.

Sebelum membentuk tim, ketiga pemain ini bertemu di turnamen PES yang mereka ikuti. Rio merupakan pemain veteran di skena esports PES sejak 2007. Sementara Faidan, Lucky bertemu dengan pemain muda ini di suatu turnamen yang diselenggarakan di Bandung pada 2015 silam. Lucky dan Rio pun sepakat untuk mengajak pemain muda yang mendapat julukan “wonderkid” ini untuk berlaga di ajang PES League Asia 2019.

Nama WANI yang dicetuskan oleh Lucky memiliki makna “berani”. Namun, ada saja yang menyebutkan bawah arti dari WANI ini adalah warga Negara Indonesia. Nama tersebut digunakan karena menurut Lucky mempermudah caster luar untuk menyebutkan nama tim mereka.

“Kami berembuk untuk mencari nama tim, Rio dan Faidan akhirnya menyerahkan kepada saya untuk memberikan nama. Tercetuslah WANI yang artinya “berani” karena saya dari Surabaya,” ungkap Lucky.

Masih Mencari “Pelabuhan” Baru

Sebagai pemain yang meraih gelar runner-up di ajang PES League 2019 World Finals, pastinya banyak tim esports yang menginginkan Lucky untuk memperkuat skuadnya. Beberapa tim esports telah mencoba untuk meminangnya. Meski begitu, Lucky masih menimbang ke manakah hatinya akan berlabuh.

Situasi ini tentu berbeda dengan kedua rekannya, Rizky Faidan, yang kini telah memperkuat tim yang berlambang landak kuning, yaitu ONIC Esports. Sementara itu, Rio telah bergabung ke dalam tim Island of Gods yang merupakan tim besutan dari Bali United.

“Sudah ada beberapa tim yang telah menawari saya untuk bergabung. Sebelumnya saya belum bisa mengambil keputusan karena ada urusan pribadi. Namun, mungkin setelahnya saya akan mencoba memikirkan dan menimbang kemanakah saya akan berlabuh,” ungkap Lucky.

***

Bagaimana menurut kalian tentang perjalanan Lucky Maarif dalam ranah kompetitif PES? Ke tim manakah dirinya akan berlabuh? Jangan sungkan untuk memberikan dukungan kalian dan komentar di kolom bawah, ya. Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.