PHP Abis! 5 Game Ini Paling Dinanti, tapi Hasilnya Bikin Kecewa

– Game-game ini sebenarnya tidak jelek, tapi jadi buruk di mata penggemar yang punya ekspektasi setinggi langit.
– Rilisan resmi dari game-game ini tampil lebih buruk ketimbang versi promosi prarilis.

Ekspektasi yang terlalu besar memang terkadang bisa membunuh seseorang kalau tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam kasus ini, para penggemar video game yang begitu menantikan judul favoritnya tidak jarang dikecewakan karena setelah dirilis tidak sesuai dengan harapan. Apalagi kalau sudah menunggu lama karena proses produksinya memakan waktu bertahun-tahun.

Seperti daftar game di bawah ini yang mendapatkan kritik pedas karena tidak sesuai dengan harapan para penggemarnya. Ada yang kecewa karena grafiknya kurang mumpuni, hingga gameplay yang dihadirkan pengembang tidak sebagus ketika digembar-gemborkan pada masa promosi.

Kali ini KINCIR akan memberikan daftar video game yang telah dinanti tapi malah bikin kecewa penggemarnya. Yuk simak!

1. Jump Force (2018)

Via Istimewa

Game aksi besutan Spike Chunsoft dan Bandai Namco ini seperti impian para penggemar anime dunia. Hampir seluruh karakter Shonen Jump terkenal dihadirkan ke dalam Jump Force seperti Dragon Ball, Bleach, Naruto, One Piece, sampai JoJo’s Bizzare Adventure. Siapa yang tidak terpikat ketika mendengar nama-nama karakter ini bisa diadu dengan kualitas grafik jempolan?

Sayangnya, sebelum bermain para penggemar sudah kesal dengan alur cerita yang buruk dan tidak relevan. Selain itu, durasi loading di game ini terasa sangat lama ketika masuk ke dalam pertarungan. Ada juga yang mengeluh bahwa beberapa karakter dirasa tidak seimbang dan terlalu overpower.

Sang pengembang pun mendengar keluhan para pemain dan menyesuaikan karakter dan waktu loading. Namun, beberapa permasalahan di atas banyak yang belum diperbaiki dan dibiarkan saja oleh Spike Chunsoft dan Bandai Namco.

2. The Last of Us Part 2 (2020)

Via Istimewa

Sebagai pengembang, Naughty Dog memang telah sukses membawa game The Last of US Part 2. Akan tetapi beberapa ulasan di Metacritics dilontarkan dengan pedas oleh para penggemar yang telah menunggu judul kedua tersebut. Banyak polemik yang terjadi kala game ini dirilis dari alur cerita hingga penghadiran karakter.

Intinya, para pemain merasa bahwa Naughty Dog gagal membawa cerita yang memuaskan hati penggemar The Last of Us. Sangking kecewanya, sang kreator yaitu Neil Druckmann diancam akan dibunuh karena terlalu banyak menyelipkan konten LGBTQ serta mengubah alur cerita sedemikian drastis.

Ancaman yang sama pun didapatkan oleh pemeran karakter Abby, yaitu Laura Bailey. Lucunya, netizen mengamuk kepada Bailey karena karakter yang diperankannya membunuh satu tokoh krusial. Dari aksi ancaman ini, seorang sutradara kondang yaitu James Gunn memberikan komentar bahwa para pemain masih belum bisa membedakan kehidupan nyata dan fiktif sehingga terjadilah lontaran ancaman pembunuhan.

3. Aliens: Colonial Marines (2013)

Via Istimewa

Beberapa franchise dari film Alien memang selalu menarik perhatian. Terlebih untuk game Aliens: Colonial Marines yang mendapatkan kesan buruk dari para pemainnya. Pasalnya, mereka merasa tertipu dengan demo yang dirilis oleh sang pengembang. Di dalam demo tersebut ditunjukkan betapa game ini memiliki grafik yang tinggi serta gameplay yang begitu menjanjikan.

Kenyataannya jauh berbeda dari yang diharapkan oleh para penggemar. Ketika game ini dirilis, Aliens: Colonial Marines punya tekstur gambar yang begitu rendah hingga buruknya desain level di dalam game. Tentu saja para pemain yang telah menanti kehadirannya kecewa berat dan merasa tertipu dengan demo yang dihadirkan.

Para pemain tidak butuh waktu lama untuk memberikan review buruk terhadap game ini dan meng-uninstall di mesin konsol mereka. Kekecewaan besar pun dilontarkan kepada Mikey Neumann dan Randy Pitchford sebagai penuils dan pendesain game Aliens: Colonial Marines.

4. Spore (2008)

Via Istimewa

Will Wright memang terkenal ambisius ketika berbicara soal pembuatan game. Lihat saja produk sukses terdahulunya seperti The Sims dan SimCity yang lahir dari ambisi sang pengembang. Akan tetapi, untuk game Spore sepertinya Will Wright terlalu berlebih. Sifatnya yang perfeksionis pun jadi bumerang untuk dirinya sendiri ketika mengembangkan Spore.

Wright menginginkan gameplay yang mendetail soal perkembangan karakter. Sebagai gambaran, kalian akan memainkan sebuah karakter mikrokospik yang akan berkembang sesuai dengan arahan pemain. Dengan puluhan kemungkinan untuk tumbuh, justru Wright kerepotan dengan sistem pertumbuhannya. Bahkan, Electronic Arts sebagai publisher menekan sang pengembang untuk mempercepat proses produksi.

Selama enam tahun, Wright akhirnya menyelesaikan game Spore dan sayangnya belum maksimal karena tekanan dari EA. Dengan rilisan yang tidak komplet, Wright terpaksa merilis game ini dan banyak dapat kritik pedas dari penggemarnya. Soalnya mereka justru merasa bahwa Wright tidak maksimal ketika membuat game Spore.

5. Assassin Creed Unity (2014)

Via Istimewa

Assassin Creed Unity dianggap sebagai perusak kesuksesan franchise Assassin Creed. Game ini dianggap sebagai the buggiest game karena memang banyak bug yang terjadi di dalamnya. Ketika dirilis, sepertinya Ubisoft banyak melewatkan kesalahan di game ini atau memang tidak dites terlebih dahulu?

Karena, bug dan glitch pada game ini terbilang major dan cukup fatal. Seperti rusaknya desain wajah karakter hingga map yang tiba-tiba berantakan ketika pemain menginjak satu objek. Kesalahan ini pun diakui oleh Ubisoft sebagai ketidaktelitian mereka sebelum merilis game.

Sebagai permintaan maaf, Ubisoft menggratiskan game ini sebagai penyelesaian masalah kepada pemain yang protes. Di Steam, game ini mendapatkan skor yang cukup buruk yaitu 6/10. Jika saja Ubisoft lebih detail sebelum game ini dirilis, bisa saja Assassin Creed Unity menjadi kesuksesan Ubisoft selanjutnya.

***

Dari harapan yang terlalu besar, para pemain pun dikecewakan oleh lima judul game tadi. Bahkan, ada yang melampiaskan kekecewaannya dengan melontarkan ancaman pembunuhan.

Ada juga yang menyerang dengan memberikan kritik pedas serta score rendah. Memang sulit bagi pengembang untuk menyenangkan hati semua orang, ada saja kesalahan yang ditemukan dan menjadi senjata bagi pemiliknya.

Bagaimana tanggapan kalian tentang lima game yang bikin kecewa para penggemarnya? Silakan tulis jawaban kalian di kolom komentar, ya! Jangan lupa juga untuk terus pantau KINCIR agar kalian tidak ketinggalan berita terbaru seputar game dan esports lainnya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.