Resident Evil 7: Biohazard, Kebangkitan Game Besutan Capcom

Kalian yang pernah ngerasain masa kejayaan konsol pertama buatan Sony, pasti pernah mainin salah satu seri Residen Evil. Sampai awal 2016, Resident Evil 3: Nemesis masih dianggap sebagai seri paling keren dari game ini. Seri 4 sampai 6 rilis tanpa pujian dari para gamers yang memainkannya. Oleh karena itu, beberapa tahun terakhir ini, Resident Evil—yang dulu dianggap sebagai avant-garde dalam genre “horor dan tembak-tembakan” —sekarang mulai dilupain. Akan tetapi, kemunculan Resident Evil 7: Biohazard (RE7)yang bakal rilis 2017 ini menjadi pembuktian kalo seri game besutan Capcom ini belom habis napasnya.

 

Via Flickr

 

Di seri ke-7 ini, ada beberapa perubahan menarik yang dilakukan Capcom, seperti mengubah sudut pandang bermain third-person jadi first-person. Hal ini bikin pengalaman bermain jadi semakin mencekam, apalagi saat dimainkan memakai Playstation VR. Dalam trailer terbaru yang dirilis Capcom, Resident Evil 7 menampilkan banyak perbedaan dari game-game seri sebelumnya. Dilihat dari segi cerita, seri ke-7 ini jauh lebih mengedepankan cerita yang bersifat personal, dibanding game-game terdahulunya yang cenderung ngebahas masalah sosial.

Narasi cerita dalam game ini dibuat lebih menarik karena kita bakalan beraksi sebagai tokoh protagonis, Ethan, yang sedang berada di dalam sebuah mansion untuk mencari istrinya yang hilang. Meski sudah dilarang berulang kali, Ethan tetap memaksa untuk menyelidiki keberadaan istrinya. Dalam trailer, diperlihatkan secara detail isi mansion termasuk ketika berada dalam scene makan malam yang mencekam. Tipikal cerita horor banget kan tuh, tokoh utama yang keras kepala dan tetap ngotot buat kepoin tempat-tempat serem.

Ethan lalu terkepung oleh sekelompok zombie gila dan para kanibal yang menyajikan daging manusia sebagai hidangan makan malam. Meskipun bertanya dengan sopan (ngapain juga ya ngomong sopan ke kanibal?), nyatanya Ethan malah masuk dalam bahaya. Keluarga ini rupanya enggak suka makan malam mereka diganggu. Adegan dengan tensi tinggi di ruang makan ini seakan diciptakan untuk membuat para pemain ketakutan setengah mati sampai enggak tau caranya keluar dari ruangan itu. Bagaimana mungkin enggak ketakutan setengah mati kalau sekumpulan kanibal mengacungkan belati ke arah kita?

Capcom sendiri telah mengeluarkan pernyataan resmi bahwa RE7 ini akan dirilis dengan format HDR untuk PS4 dan Xbox One. Sementara untuk platform PS4 Pro, game ini akan dirilis dengan format 4K. Gamers tentu sudah enggak sabar menunggu sampai Januari 2017 untuk bisa mainin game ini. Ketegangan bakal benar-benar terasa waktu mainin game horor dalam format HDR atau 4K, belom lagi kalo lo mainnya pake sarana audio yang mumpuni dan virtual reality (VR). Di sisi lain, munculnya game ini akan membayar kekecewaan penggemar setelah ketidakjelasan yang muncul dalam seri-seri sebelumnya. Seperti kita tau, dalam seri-seri sebelumnya, seri Resident Evil lebih banyak nampilin aksi dan tembak-tembakan, sedangkan dari segi cerita, porsi kaget-kaget, dan serem-seremannya dinilai kurang banget. Fans bahkan sampai memberikan julukan “Resident Evil 4-2” untuk game-game sebelumnya.

 

 

Capcom kayaknya capek juga dikritik terus dan mulai mau nurutin kemauan para fans. Resident Evil 7 “kembali” kepada penggemarnya dengan cara yang enggak pernah disangka-sangka. Hal ini tentu bakalan bikin puas dan geregetan para penggemar untuk ningkatin kemampuan bertahan dalam game survival macam ini.

Versi demo dari game ini juga sudah keluar dengan judul Resident Evil 7: The Beginning Hour. Demo ini memang enggak akan dimasukkan dalam game utamanya nanti. Capcom juga meminjam nuansa dan setting dari demo Kitchen VR. Sebagian dari lo yang udah nyoba main The Beginning Hour, mesti nyobain juga main versi Playstation VR. Dan beruntungnya, Viki sempat nyobain RE7 saat meliput acara Tokyo Game Show 2016.

 

 

Versi VR memang ngeselin. Soalnya, nyobain VR yang bergenre nonhoror saja sudah bikin deg-degan, apalagi  main game sehoror RE7 pakai VR. Lo pikir sendiri aja itu sensasinya bakal kayak gimana. Main game pakai TV akan memperlihatkan zombie-zombie ini berada di jarak yang jauh dan mungkin enggak terlalu bikin lo jiper. Sementara dalam VR, zombiezombie itu bisa tiba-tiba nongol di depan congor kita atau tiba-tiba menerjang lo. Pengalaman ini yang akan ngebikin jantung berpacu cepat.

Kalo dipikir lagi, pengalaman dalam rumah yang dipenuhi zombie dan kanibal itu ngebawa kita ke dalam cerita film-film horor tahun ’70-an dan ’80-an. Dengan menggunakan warna bernuansa sepia, game ini benar-benar menciptakan kesan dan roman horor yang kuat. Menggunakan VR, kita akan benar-benar dibawa ke Amerika bagian barat pada zaman koboi.

Meski kadang para pengembang game dari Jepang lebih memilih untuk setia ngikutin pakem yang sudah mereka bikin di seri game-nya, kita harus akui di RE7 ini “penyimpangan” yang ada justru bisa memberikan hasil yang bagus. Dilihat dari sensasi yang ada di demo ataupun pre-launch, besar kemungkinan RE7 bakal mencapai kesuksesan yang sudah lama berpaling.

 

Via Gamestrend

 

Meskipun di sisi lain kita masih berharap RE7 tetap menampilkan “kerusuhan” dan kebrutalan waktu ngelawan zombie dan beragam senjata keren yang bisa di-upgrade, pengalaman baru dalam menikmati game ini enggak boleh lo lewatin. Masa lo enggak penasaran ada apa di rumah-rumah atau toko-toko lain di dalam latar game ini. Lo tinggal beranikan diri untuk nikmatin model open world yang ada di dalam versi VR. Menjelajah dunia yang penuh zombie tanpa ada batasan tempat, tentu bakal jadi pengalaman yang enggak terlupakan sepanjang hidup lo sebagai gamers.

Sebagai pengembang, Capcom menggandeng Koshi Nakanishi sebagai sutradara dan Masachika Kawata sebagai produsernya. RE7 menggunakan naskah hasil karya Richard Pearsey. Kabar lain mengenai game ini justru datang dari perseteruan Capcom dengan Konami. Konami menuding Capcom telah membajak staf yang bekerja untuk Silent Hills dan melibatkannya dalam proyek RE7 ini. Oleh karena itu, Silent Hills yang sudah ada demo-nya pun terpaksa ditunda karena belum siap diproduksi. Mengenai hal itu, Capcom membantah dengan mengeluarkan pernyataan kalo RE7 sudah dimulai proses pengembangannya jauh sebelum Konami memulai proyek Silent Hills.

 

 

Sampai sekarang, Viki masih terus nunggu kebenaran dari perseteruan ini. Namun, di luar itu, Viki memberi saran agar enggak perlu terlarut dan malah terlalu mikirin perseteruan Capcom vs Konami. Siapapun yang lebih dulu mengembangkan, sebagai gamers kita cukup bermain dan memberikan penilaian. Happy gaming!

 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.