(REVIEW) Fimbul

Fimbul
Genre
Publisher
  • Wild River
Developer
  • Zaxis
Release Date
  • 01 March 2019
Rating
5 / 5

Banyak game yang bereksperimen dengan mitologi serta cerita yang cukup terkenal. Tengok saja God of War yang berhasil meleburkan mitologi kuno Eropa dengan membentuk jalan cerita baru yang sangat menarik. Fimbul berniat untuk sedikit memainkan cerita mitologi Nordik mengenai Ragnarok. Menariknya, banyak unsur mitologi yang disisipkan cukup detail.

Penasaran sama gameplay yang ada di Fimbul? Simak ulasan dari KINCIR berikut ini!

 

Mekanik dan Grafis

Pemain akan memainkan beberapa karakter dengan mekanik scrolling tiga dimensi dan close combat dengan musuh. Kalian juga bisa memungut senjata berupa tombak yang digunakan untuk sekali lempar. Enggak ada looting maupun upgrade kemampuan yang mencolok di game ini. Dengan sistem fixed camer angel, petualangan terasa sempit namun kualitas grafis yang dihadirkan cukup memikat mata.

Beberapa karakter musuh manusia (di dalam game ini para Viking) punya kontrol yang sama dengan pemain. Seolah-olah kita dihimpit oleh segerombolan musuh yang punya kontrol mekanik sama. Akhirnya, pertarungan terasa cukup intens. Meski ada dua tombol untuk menyerang (ringan dan berat), kombinasi yang dihadirkan enggak begitu lincah. Justru memberi bobot pemain agar hati-hati menghadapi musuh yang secara jumlah sangat banyak. Terlebih, beberapa karakter boss juga punya mekanik yang lebih lincah dan rapat.

 

Latar Dunia

Fimbul mengambil judul dari kejadian dalam mitologi Nordik sebelum Ragnarok. Diceritakan kalau ada musim dingin panjang yang disebut sebagai fimbulwinter. Nantinya, pemain akan berusaha menghentikan musim dingin panjang ini dengan masuk ke markas utama para raksasa. Kalian juga akan sempat merasakan melarikan diri dari gua para cyclops yang akan langsung membunuh kalian jika sampai terlihat.

Di sepanjang game, dominasi warna putih dari badai salju enggak tergantikan hingga ke akhir game. Desa Viking serta lautan Eropa utara juga jadi sajian geografis yang bisa kalian lihat di game ini. Sayangnya, interaksi yang sangat minimal terhadap lingkungan sekitar bikin game ini kurang menarik. Terlebih, memang enggak ada sistem pengembangan karakter dari segi kemampuan maupun item yang dipakai. Padahal banyak artefak senjata yang bisa dipakai sepanjang permainan.

 

Petualangan yang Terlalu Singkat

Fimbul bisa dikatakan gagal mengadaptasi gameplay yang bisa menyediakan ruang buat pemainnya. Terlebih fixed camera angel dan desain wilayah yang berantakan bikin game ini sangat membosankan menuju tengah permainan. Game ini sangat menjanjikan dari segi grafis, namun sayangnya enggak banyak pengembangan latar serta karakter musuh menuju akhir permainan. Game ini sedikit ditolong oleh penceritaan interaktif dari komik serta pemilihan babak yang menarik.

Buat yang menyangka game ini bakal menawarkan petualangan cukup panjang, kalian bakal dibuat kecewa oleh ending yang tiba-tiba. Terlebih saat game ini enggak menutup permainan dengan sesuatu yang menyentuh. Seperti akhir cerita legenda yang memang terkesan memaksa dan menggantung.

***

Pro:

-Grafis dan premis cerita yang bikin penasaran

Kontra:

-Gameplay yang enggak terlalu menarik

-Durasi permainan yang terlalu singkat

-Karakter bos yang terlalu sedikit dan monoton

Fimbul punya potensi untuk menjadi game indie yang sangat baik. Sayangnya penyediaan ruang yang sangat sempit membuat permainan terasa kurang menarik. Sang pengembang punya pilihan untuk memberdayakan gameplay yang sayangnya dibuat minimalis. 

Apakah dari kalian ada yang sudah mencoba memainkan game ini? Kalau menurut kalian sendiri apakah Fimbul cukup baik? Jangan sungkan untuk bagikan pendapat kalian di kolom komentar, ya! Terus ikutin juga review game lainnya hanya di kanal KINCIR!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.