(REVIEW) Metro Exodus

Metro Exodus
Genre
  • fps
Publisher
  • Deep Silver
Developer
  • 4A Games
Release Date
  • 15 February 2019
Rating
4.5 / 5

Banyak judul game single player yang ceritanya selalu menarik perhatian. Enggak jarang, para pemain meminta sekuelnya karena game tersebut berkesinambungan seiring waktu. Metro Exodus adalah entri ketiga dari serial Metro yang dikembangkan dengan waktu cukup lama. Mengambil inspirasi cerita dari novel bertajuk Metro 2033 karya Dmitry Glukhovsky, game ini mampu menerjemahkan cerita yang dramatis dengan pembawaan permainan penuh aksi.

Lantas, apakah Metro Exodus mampu menyuguhkan pengembangan dan pembawaan yang menarik buat pemainnya? Simak ulasan KINCIR berikut ini!

 

Interaksi Dunia Pascabencana yang Mencekam

Serial Metro memang mengambil tema perang nuklir sebegai penyebab bencana yang meluluhlantahkan dunia. Mengambil latar di belahan Rusia dan kota besarnya, pemain akan memainkan karakter Artyom yang harus bertahan di dunia baru bersama dengan orang-orang terkasihnya. Kini, Artyom harus menyusuri permukaan untuk membangkitkan harapan.

Kini, di game ketiganya, petualangan Artyom makin terasa mencekam. Waralaba ini memang mampu membuat kesan pos-apokaliptik yang baik dengan membuat perlengkapan Artyom akan berpengaruh. Paparan radiasi maupun gas beracun membuatnya harus mengenakan perlindungan ketika menjelajah dunia baru yang mencekam. Belum lagi kini banyak interaksi seperti jaring laba-laba yang bertebaran maupun anomali listrik yang bisa sewaktu-waktu menyengat Artyom.

Via Istimewa

Selain membuat gameplay terasa rapat, Metro Exodus mampu menghadirkan banyak interaksi musuh yang kini terasa lebih hidup. Jika mutant dan makhluk buas enggak memberikan resource, pemain harus mempertimbangkan interaksi dengan karakter manusia yang bisa berperan sebagai musuh maupun teman di dalam game. Semacam sistem karma di mana pemain harus bisa membuat keputusan yang baik.

Di game ini pemain juga bisa memilih pengaturan tingat kesulitan yang menyediakan pengalaman berbeda. Di mode normal saja, rasanya game ini mampu menguji kecermatan pemain untuk bertahan hidup. Sumberdaya peluru yang kini diubah sistemnya menjadi lebih mudah, nyatanya bisa dengan mudah terbuang dan enggak bisa dikembalikan dengan proses looting. 

Game yang mengambil bentuk first person shooter ini nyatanya enggak menyuguhkan aksi tembak-tembakan sebagai elemen utamanya. Meski kini sistem upgrade senjata dan proses crafting dibentuk jadi lebih sederhana, musuh yang pemain temukan hanya terasa sebagai pemanis aksi saja. Berbeda dengan latar Metro 2033 atau Last Light yang kebetulan suasana perangnya lebih terasa. Seiring waktu, cerita jadi elemen utama yang ingin mereka tawarkan kepada pemainnya di episode Metro Exodus

 

Suguhan Grafis dan Desain yang Total

Setelah Artom berkesempatan menjelajahi banyak tempat di Metro Exodus, kalian akan menemukan berbagai interaksi lingkungan yang menarik. Dari mulai lingkungan di sekitar Moscow yang masih dingin, hingga bergeser ke tempat yang sudah berubah menjadi tundra gersang dan lebih beracun. Hamparan lanskap yang memanjakan mata mampu melemaskan ketegangan dari sajian pertempuran yang ketat.

Lebih detail ke dalam desain bangunan yang ada di dalam game, 4A dan Deep Silver menyusuh bagiannya dengan cukup spesifik. Tekstur karat, lumut, dan kesan kalau dunia baru sangat menderita dibuat dengan sangat hati-hati sehingga banyak tempat yang kalian temui terkesan cukup distingtif. Belum lagi sudut pandang orang pertama membuat pemain bisa berinteraksi dengan Gas Mask yang Artyom pakai, entah untuk melepas dan memakai atau mengusapnya dari noda.

Sayangnya, enggak banyak elemen yang bisa berinteraksi dengan pemain seperti tembok tipis yang terbuat dari seng nyatanya enggak berhamburan jika terkena tembakan atau ledakan. Ini diperbaiki oleh desain dunia yang dibuat cukup total untuk memberikan pemainnya ruang untuk menjelajah. Terlebih kini Artyom punya kesempatan mengendarai beberapa kendaraan untuk sampai di suatu destinasi dan perjalanannya memberi kesan tersendiri.

Buat kalian yang kebetulan main di platform PC dan punya kartu grafis NVIDA terbaru, coba gunakan fitur Ray Tracing yang memberi penyegaran grafis jadi lebih realistis. Ini adalah tawaran kalau Metro Exodus mengeksekusi kualitas gambarnya dengan sangat baik. 

 

Skenario Dramatis

Kurang lebih, kesan yang mungkin kalian dapatkan selama memainkan Metro Exodus adalah meraba-raba dunia baru yang terhampar sangat luas di gamenya. Terlebih perjalanan karakter kita, Artyom jadi skenario mutlak yang harus kita baca. Untungnya, dengna pembawaan karakter NPC yang bergerak dengan cukup luwes membawa dialog serta skenario yang berjalan terkesan hidup.

Meski cerita di dalam Metro Exodus terkesan lienar dan dibatasi pembabakan cerita,pemain masih bisa menikmati sequence yang mereka tawarkan. Beberapa bagian memang terkesan generik dan gampang dibaca, namun pengembang berhasil menutupinya dengan tawaran skenario yang cukup ngena. Flashback maupun mimpi dari penglihatan Artyom yang terasa personal bisa menyentuh pemain untuk menikmati ceritanya.

Game ini juga mampu menyediakan fitur player choices yang punya dampak terntentu meski enggak terlalu besar pada jalan cerita. Untungnya, fitur ini bukan digerakkan oleh pilihan dialog yang secara langsung memaksa pemain memilih tombol namun berkutat pada intuisi pemain di dalam aksi yang mereka buat. Ini membuat Metro Exodus akan menceritakan Artyom dari sudut pandang keputusan yang pemain buat.

Sebagai sebuah sekuel, jalan cerita yang dibuat enggak terlalu progresif dan sulit untuk dibaca sama pemain yang mungkin belum memainkan dua game sebelumnya. Terlebih alur linear dan tegangan di dalam cerita juga dibuat cukup sederhana agar pemain bisa mengikuti alurnya.

***

Pro: 

-Pengembangan grafis yang sangat baik dari sekuel sebelumnya

-Pengenalan fitur baru yang cukup berguna

-Susunan skenario yang cukup padat

-Cerita dan pembabakan yang sangat berkesan

Kontra: 

-Pemain enggak punya banyak pertimbangan untuk menjelajah

 

Pengembangan beberapa aspek jadi lebih baik dan suguhan cerita yang sangat panjang bikin pemain bisa menikmati Metro Exodus jadi sekuel yang sangat baik dari game sebelumnya. Semua bakal balik lagi ke kalian sebagai pemain, apakah Metro Exodus sudah cukup memberikan kisah Artyom atau justru bisa saja menawarkan sesuatu yang lebih baik untuk judul game lain ke depannya?

Untuk sebuah game yang terinspirasi dari kisah novel, Metro Exodus berhasil memberdayakan premis cerita dan membentuk permainan yang sangat baik. Meski cukup banyak distorsi cerita, pengembang mampu menghadirkan pembabakan yang baik untuk membuat pemain bisa mengarungi petualangan Artyom.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.