(REVIEW) Need for Speed Heat

Need for Speed: Heat
Genre
  • Racing
Publisher
  • Electronic Arts
Developer
  • Ghost Games
Release Date
  • 08 November 2019
Rating
4 / 5

Rasanya seperti sudah bertahun-tahun lamanya sejak terakhir kali Electronic Arts merilis waralaba game balap legendaris, Need for Speed (NFS). Realitanya, perusahaan game asal California ini sebenarnya merilis entri baru tiap satu atau dua tahun sekali. Sebelum Need for Speed Heat yang akan kami ulas, entri terakhir adalah Payback (2017) yang divonis gagal total.

Ya, saking buruknya rilisan terbarunya selama kurang lebih satu dekade, rasanya waralaba ini seperti benar-benar tidak eksis. Kondisi makin diperparah dengan meroketnya popularitas waralaba Forza dan Forza Horizon yang kehadirannya seakan meledek entri-entri terbaru NFS.

Hadirnya Need for Speed Heat pun memunculkan tanda tanya. Apakah game garapan Ghost ini dapat mengembalikan kejayaan NFS sebagai game balap terbaik sejak tiga dekade lalu? Ataukah EA kembali menghancurkan semuanya?

Ulasan khas KINCIR tentang Need for Speed Heat di bawah ini bisa menjadi jawaban atas pertanyaan tadi. Selamat menyimak!


“Kembali ke Jalan yang Benar”

Via Via Istimewa

Subjudul di atas bisa dikatakan jadi “kata kunci” bagi Need for Speed Heat. Ya, penggemar setia waralaba ini pastinya tahu betul beberapa entri terakhir NFS tidak bisa diharapkan. EA seakan tidak bisa menentukan identitas yang pasti bagi game-game yang dimaksud tadi.

Ambil contoh kasus pada entri terakhir, Payback. EA dan Ghost Games gagal memberikan impresi akibat sistem mikrotransaksi yang menghancurkan segalanya. Belum lagi sistem balap yang dirasa mengalami kemunduran jika dibandingkan dengan pendahulunya.

Begitu juga Need for Speed (2015). Game ini memang membangkitkan konsep balap liar ala Underground (2003) dan Underground 2 (2004). Namun, sistem balap yang mekaniknya terasa seperti game balap arcade untuk smartphone membuat game ini terlupakan begitu saja.

Kabar baiknya, Need for Speed Heat seakan menjadi penebusan dosa bagi kedua pihak yang disebutkan di atas. Kesalahan dan kebobrokan pada entri-entri sebelumnya diserap sebagai pelajaran berharga yang kemudian menjadi perbaikan pada seri terbarunya.

Perbaikan paling mencolok tentunya adalah tidak digunakannya lagi sistem mikrotransaksi pada fitur modifikasi. Kali ini, fitur modifikasi kembali sama seperti seri balap jalanan NFS yang mengedepankan progres dan grinding. Mekanik pada sistem balapnya pun diperbaiki sehingga terasa lebih realistis meski belum bisa dikatakan sempurna.

Selain itu, fitur kejar-kejaran polisi juga jadi elemen yang bikin game ini terasa lebih fun ketimbang pendahulunya. Memang pada dasarnya Payback dan Need for Speed (2015) sama-sama mengimplementasikan fitur ini. Namun, Need for Speed Heat berhasil menyajikannya jauh lebih baik sehingga permainan tetap terasa seru di luar balapan.


Perbaikan dari Segala Sisi

Via Via Istimewa

Sudah disinggung sedikit di poin sebelumnya bahwa Need for Speed Heat adalah upaya maksimal EA dan Ghost Games dalam memperbaiki gameplay. Khususnya jika dibandingkan dengan seri-seri sebelumnya yang dianggap gagal.

Konsep balap, modifikasi, dan kejar-kejaran polisi masih menjadi trinitas utama sistem permainan seperti seri sebelumnya. Namun, kali ini semua terasa lebih sempurna dari segala sisi.

Sistem balap kali ini terasa lebih sempurna ketimbang sebelumnya. Mekanik saat balapan pun terasa lebih realistis dan tetap penuh aksi seperti masa-masa kejayaan NFS. Belum lagi menghitung map Palm City yang sangat luas dan dinamis sehingga membuat permainan terasa lebih menyenangkan.

Fitur modifikasi pun juga jadi sorotan utama. Kalian pun bisa memodifikasi berbagai bagian pada mobil, mulai bumper, sayap, hingga bagian-bagian kecil seperti pelat nomor dan suara knalpot. Belum lagi 127 mobil dari berbagai merek dan tipe yang bisa kalian modifikasi sesuka hati. Bahkan, kalian bisa memodifikasi tampilan karakter pemain di dalam game.

Kejar-kejaran polisi kali ini terasa benar-benar menyulitkan dan menegangkan. Polisi terasa lebih niat saat mengejar hingga menggunakan alat-alat khusus seperti EMP untuk melumpuhkan mobil kalian. Bahkan, intensitasnya terasa sama jika harus dibandingkan dengan Most Wanted (2005) atau Hot Pursuit (2010). Sekali ceroboh atau meremehkan para penegak hukum, jangan heran jika kalian tertangkap.

Perbaikan yang paling terasa adalah inovasi pada sistem pergantian hari. Ya, tidak seperti seri-seri sebelumnya yang selalu bermain siang, senja, atau malam hari saja, di game ini, kalian akan menikmati balapan di siang dan malam hari.

Via Via Istimewa

Tak hanya mengubah estetika, sistem siang dan malam hari ini pun membawa perubahan pada sistem permainan. Di siang hari, kalian akan dihadapkan dengan balap jalanan legal yang menghasilkan pundi-pundi dolar. Sementara itu, kalian akan melawan hukum di malam hari dan mendapatkan reputasi sebagai kompensasi.

Nantinya, sistem reputasi alias “Rep” berguna untuk meningkatkan level karakter. Semakin besar Rep, suku cadang mobil yang kalian dapatkan pun juga makin canggih. Untuk mendapatkan Rep, kalian ditantang untuk menghadapi kejaran polisi yang terasa lebih intens di malam hari.

Meski ada diferensiasi, kedua sistem ini membutuhkan keseimbangan. Kalian enggak akan bisa berkembang dengan hanya menghasilkan uang dari balapan di siang hari. Pasalnya, suku cadang yang dibutuhkan takkan terbuka jika tidak meningkatkan Rep. Hal yang sama pun berlaku sebaliknya. Harus diakui, sistem ini membuat game terasa sangat dinamis dan lebih menyenangkan.


Penyempurnaan Setengah Hati

Via Via Istimewa

Meski bisa disebut sebagai perbaikan yang tepat sasaran, Need for Speed Heat masih belum bisa dikatakan sempurna. Masih banyak kekurangan yang cukup terasa mengganggu pengalaman bermain.

Mekanisme balap memang terasa lebih baik jika dibandingkan sebelumnya. Namun, ada beberapa isu yang membuat game terasa sedikit menyebalkan. Khususnya jika membahas logika game yang terasa kurang realistis jika dibandingkan dengan waralaba Forza.

Isu logika sebenarnya dapat menjadi masalah yang bisa dimaklumi mengingat tujuan waralaba NFS adalah soal laga dan aksi. Namun, inkonsistensi mekanik menjadi masalah utama. Salah satunya adalah AI yang masih terasa “karet” seperti seri-seri sebelumnya.

Saat bermain seri NFS pendahulu, mungkin kalian pernah merasakan AI, khususnya karakter bos, tiba-tiba sudah membuntuti meski tadinya ketinggalan jauh, bahkan saat kalian berkendara dengan konsisten sekalipun. Kalian bisa lihat contohnya pada video di atas.

Situasi ini sebenarnya sudah menjadi minim dan lebih logis di Need for Speed Heat. Namun, logika “karet” yang terasa di game ini justru terasa sebaliknya. Jika musuh berada di posisi terdepan, mereka terasa sangat sulit untuk didahului meski sudah berkendara secara konsisten. Ironisnya, musuh yang berada di belakang justru jauh tertinggal.

Di luar mekanik balap, game ini juga masih terasa medioker dari segi narasi. Premis “pendatang baru yang meniti karier sebagai street racer” yang diusung Ghost Games di Need for Speed Heat sejujurnya terasa usang. Belum lagi dialog “garing” dan penokohan seadanya yang membuat cerita jadi aspek yang akan mudah dilupakan.

Via Via Istimewa

Gangguan kecil yang kami rasakan adalah betapa mediokernya pilihan musik yang disediakan. Entah karena memang sekarang lagi masanya musik EDM atau alasan lain, musik latarnya pun enggak jauh dari genre tersebut. Enggak ada variasi genre seperti seri-seri sebelumnya yang memasukkan lagu rock dan metal.

Musik latar yang ada memang sesuai dengan game yang bernuansa street racing. Namun, semua jadi terasa mengganggu dan membosankan jika kalian terus memainkannya. Jadi, bisa dimaklumi jika kalian nantinya memilih opsi untuk mematikan volume musik.


Orgasme Visual

Via Via Istimewa

Ada satu keunggulan utama yang terus dibawa sejak seri reboot rilisan 2015, yakni aspek visual. Dari segi grafik, lagi-lagi EA dan Ghost Games enggak mengecewakan. Grafiknya terasa realistis, “11-12” dengan Forza Horizon 4, dan membuat mata seakan orgasme.

Lanskap Palm City yang terinspirasi Kota Miami di dunia nyata terlihat menggoda saat kita berkendara di dalamnya, baik saat main di siang maupun malam hari. Di siang hari, pemandangan terasa realistis, sedangkan di malam hari cahaya lampu neon warna-warni membuat gairah bermain meningkat.

Tak hanya soal lanskap, 127 mobil yang dibawa ke Need for Speed Heat juga tampak sangat mendetail. Rasanya pun seperti melihat mobil di dunia nyata. Semua terasa lebih eksotis saat kalian memodifikasi mobil-mobil tersebut. Lagi-lagi bisa dimaklumi jika kalian pada nantinya lebih fokus memodifikasi mobil, lalu merasa bangga dan puas sendiri dengan hasilnya.


NFS Terbaik dalam Satu Dekade Terakhir

Via Via Istimewa

Harus diakui, EA berhasil menebus dosanya setelah mengecewakan penggemar setia NFS selama tujuh tahun terakhir. Sama seperti Star Wars Jedi: Fallen Order, Need for Speed Heat adalah perbaikan yang terasa nyata dari para pendahulunya yang penuh cela.

Bahkan, kami juga harus akui bahwa Need for Speed Heat adalah seri NFS terbaik selama 10 tahun terakhir. Pernyataan ini memang tampak ambisius mengingat ada Hot Pursuit (2010) dan Most Wanted (2012) yang mendapat respons positif dari publik serta kritikus.

Namun, lagi-lagi angka bukanlah segalanya. Sebab, bermain game adalah soal perasaan bahagia saat memainkannya. Need for Speed Heat bisa dikatakan berhasil memproduksi kebahagiaan lewat fitur-fitur permainannya seperti balapan malam dan siang hari, serta kejar-kejaran polisi yang superintens.

Via Via Istimewa

Barulah pernyataan di atas bisa dinilai subjektif jika kami sebut game ini lebih baik ketimbang Most Wanted (2005) garapan Black Box. Pasalnya, Need for Speed Heat memang belum sesempurna itu. Logika AI yang jauh dari kata konsisten dan premis cerita yang usang membuat game ini belum bisa disejajarkan dengan sang “legenda”.

Bagi kalian penggemar setia NFS, game ini dijamin membuat kalian merasa terpuaskan. Need for Speed Heat pun juga bisa jadi daya tarik bagi penggemar game balap arcade yang butuh hiburan sekaligus merasakan rasa tegang saat dikejar polisi.

Namun, jika kalian lebih menginginkan rasa berkendara yang nyata tanpa harus mencari marabahaya di jalan raya, Forza Horizon 4 harus diakui merupakan pilihan yang lebih pas. Sejujurnya, agak sulit jika harus membandingkannya karena memang kedua game ini punya konsep yang berbeda di luar genrenya sebagai game balap.

***

Bagaimana tanggapan kalian soal ulasan di atas? Apakah kalian sudah merasa cukup yakin untuk membelinya selagi masa-masa diskon natal dan akhir tahun? Share pendapat kalian di kolom review, ya. Jangan lupa baca terus KINCIR untuk ulasan khas game-game terbaru lainnya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.