5 Fakta Lawan Tim Indonesia All-Star TBOF IESPL, Aether Main

Acara pembuka Indonesia Esports Premiere League: Tokopedia Battle of Friday (IESPL TBOF) kedatangan tamu spesial. Yap, sebelum pertandingan pembuka di cabang Mobile Legends dan Point Blank, pemerhati esports akan mendapatkan tontonan menarik dalam pertandingan eksibisi Mobile Legends antara tim Indonesia All-Star melawan jawara MSC 2018, Aether Main.

Tim asal Filipina ini tampil sangat dominan pada MSC 2018. Mereka hanya merasakan kekalahan sekali saja saat partai semifinal melawan Aerowolf Roxy. Di partai final, tim juara MPL Season 1 Filipina ini mengalahkan tim senegaranya, Digital Devils Pro Gaming (DDPG) dengan skor telak 3-0.

Sebelum lanjut, simak dulu analisis pertandingan antara Aether Main melawan Aerowolf Roxy di partai semifinal MSC 2018.

Masih sedikit info yang diketahui dari tim ini. Oleh karena itu, sebelum lo menyaksikan mereka bertanding melawan Indonesia All-Star di acara pembuka IESPL TBOF, ada baiknya lo udah tahu siapa mereka. Yuk dikepoin! Siapa tahu, lo ikut ketularan jagonya!

 

1. Sudah Diakuisisi oleh Tim Bren Esports

Ada satu hal yang mesti lo ketahui pertama kali dari tim Aether Main yang menjuarai MSC 2018. Terhitung sejak 22 Juli 2018, tim yang dikapteni oleh Renz Carlo “Pein” Reyes ini udah berganti tim menjadi Bren Esports. Yap, sebelum gelaran MSC 2018 digulirkan, Bren Esports memang telah mengakuisisi tim Mobile Legends Aether Main. Namun, karena masih berada di bawah naungan Moonton, mereka masih harus menggunakan nama Aether Main hingga MSC 2018 tuntas.

 

2. Roster Serbabisa

Aether Main memiliki susunan enam pemain, tepatnya lima pemain tetap dan satu pemain pengganti. Berikut roster lengkap tim Aether Main:

Pein dipercaya sebagai kapten tim. Sebagai seorang pemimpin, Pein dapat menguasai semua role sehingga dia selalu memilih hero sesuai dengan kebutuhan tim. Biasanya, dia diplot sebagai Support atau secondary carry. Sementara itu, Yuji dan Coco biasa diplot sebagai hitter atau carry, sedangkan Ribo dan 666 bergantian menjadi Tank atau Support.

 

3. All-Carry Team

Via Istimewa

Sebagai tim Mobile Legends terbaik di Filipina dan Asia Tenggara, Aether Main memiliki kesolidan tingkat dewa dengan susunan tim yang sangat lengkap. Semua pemain bisa dibilang mampu menguasai semua role, khususnya carry, yang ada di Mobile Legends. Saking GG-nya, bahkan mereka bisa menjadi pemain terbaik jika tiap pemain keluar dan membela tim lain.

Lo memang melihat ke-GG-an Yuji sepanjang gelaran MSC 2018. Dia memang bermain dengan sangat baik di kejuaraan tersebut hingga mendapat gelar MVP dan best KDA. Namun, sebenarnya hanya Yuji yang terlihat cemerlang. Padahal, jika lo perhatikan lagi, pemain lain juga punya peran yang sama pentingnya dengan Yuji.

Misalkan Pein sebagai kapten tim selalu berhasil membuat semangat timnya naik. Begitu juga dengan Coco atau Ribo yang bisa menjadi senjata rahasia buat Aether Main di kala Yuji sedang tak berkutik. 666 juga bukannya tanpa kontribusi. Dia selalu menjalankan perannya dengan baik sebagai pemain pengganti.

Namun, harus diakui kunci ke-GG-an Aether Main juga ada pada seorang YellyHaze. Dia udah diakui reputasinya sebagai user Tank terbaik seantero Filipina dan Asia Tenggara. Instingnya untuk terus melindungi Yuji pun membuahkan hasil manis. Makanya, setiap ada Yuji, di situ pasti juga ada YellyHaze yang siap melindungi.

Meski setiap pemain punya kemampuan di atas rata-rata, bahkan bisa dibilang yang terbaik di setiap role-nya, mereka sangat jarang bermain egois. Mereka tahu bahwa dirinya bisa menjadi penentu kemenangan tim. Namun, hal yang menjadi prioritas mereka di setiap pertandingan adalah kemenangan. Enggak heran, kan, jika Aether Main benar-benar dominan di MSC 2018?

 

4. (Nyaris) Tak Terkalahkan di Semua Kompetisi

Via Istimewa

Sepanjang gelaran MSC 2018, Aether Main benar-benar tampil digdaya. Mereka hampir aja tak terkalahkan jika saja Aerowolf Roxy enggak merebut kemenangan di game kedua partai semifinal. Untungnya, mereka melakukan surprise pick di game ketiga dengan memilih Pharsa. Yuji sebagai calon "Mage God" pun melakukan tugasnya dengan baik hingga menjadi MVP pertandingan.

Tak hanya di MSC 2018, Aether Main juga begitu perkasa di gelaran MPL Season 1 Filipina. Mereka tercatat hanya kalah satu kali di pertandingan Regular Season melawan DDPG. Di babak Grand Final, mereka tampil beringas dengan enggak menderita kekalahan dalam satu game pun. Di partai final, mereka bertemu dengan DDPG dan menang dengan skor 3-0.

 

5. Tengil tapi Jago Banget

Yap, harus diakui enggak ada tim setengil Aether Main di kancah per-esports-an dunia. Namun, enggak bisa bohong juga kalau saat ini mereka memang menjadi tim Mobile Legends nomor satu alias terbaik di dunia saat ini. Tak hanya karena menjuarai MSC 2018 dan MPL Filipina, ke-GG-an mereka bisa dibuktikan sendiri dengan dominasi yang mereka tunjukkan sepanjang turnamen.

Salah satu contoh betapa tengilnya Aether Main ada pada saat game 3 partai final MPL Season 1 Filipina. Setelah meratakan markas musuh, kelima hero Aether Main lalu berdiri sejajar di depan base DDP, lalu pura-pura melakukan recall. Sejujurnya, gestur yang diperlihatkan Aether Main ngeselin banget. Apalagi buat DDPG yang udah kalah, kena troll pula (lihat menit 7:35).

 

Contoh sikap ngeselin Aether Main juga ditunjukkan oleh Pein sebagai kapten tim. Saat wawancara dengan salah satu media di Filipina, dia berkata, "Lo tahu, mereka harus berhenti mendoakan kita supaya menang. Harusnya mereka memberi kita selamat sejak awal,"

Namun, apa daya, Aether Main masalahnya memang se-GG itu. Mereka berhak bersikap ngeselin seperti itu karena untuk saat ini enggak ada yang mampu menyentuhnya. Dibanding dibilang sombong, sikap mereka lebih tepat disebut sebagai percaya diri yang sangat tinggi. Lagi-lagi wajar jika mereka merasa overpede karena mereka punya sesuatu yang mereka banggakan, yakni kemampuan dan kemenangan.

***

Begitulah sedikit fakta tentang lawan tim Indonesia All-Star di pertandingan eksibisi acara pembuka IESPL TBOF. Tentu bukan lawan yang enteng buat JessNoLimit, AyamJago, Patrick, Warpath, dan LeXuZz sebagai All-Star terpilih.

 Namun, bukan berarti mereka berlima enggak bisa mengalahkan Aether Main. Enggak ada yang namanya mutlak di sebuah pertandingan. Jadi, yuk dukung kelimanya dengan datang ke acara pembuka IESPL TBOF pada 10 Agustus 2018 di Ballroom Hotel Pullman Central Park. Enggak usah khawatir, soalnya acara ini terbuka untuk umum dan lo bisa nonton tanpa dipungut biaya sepeserpun!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.