5 Kasus Hukum Paling Kontroversial di Industri Game

Game enggak diragukan lagi telah menjadi salah satu industri yang menghasilkan keuntungan besar. Apalagi dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini, industri game juga dipastikan akan terus berkembang ke depannya.

Seiring dengan kesuksesan, pastinya ada saja masalah yang harus dihadapi. Industri game nyatanya juga enggak bisa lepas dari berbagai masalah hukum. Beberapa perusahaan game nyatanya pernah dihadapkan oleh masalah hukum yang cukup kontroversial.

Nah, kasus hukum kontroversial apa saja, sih, yang pernah terjadi di industri game? Yuk, simak daftarnya!

 

1. Manuel Noriega Menggugat Activision

Via Istimewa

Manuel Noriega dikenal sebagai salah satu diktator yang pernah memerintah Panama selama 1983—1989. Nah, salah satu pengembang Call of Duty, yaitu Treyarch, menghadirkan karakternya di Call of Duty: Black Ops II. Noriega yang saat itu sedang mendekam di penjara memutuskan menggugat Activision karena hal tersebut.

Pada Juli 2014, Noriega menggugat Activision karena enggak mendapatkan keuntungan dari penggunaan karakternya. Selain itu, Noriega juga enggak terima karena dia digambarkan sebagai penculik, pembunuh, dan musuh negara di game tersebut. Namun, pengadilan Los Angeles menolak gugatannya dan memutuskan bahwa kemunculan Noriega di game tersebut dilindungi oleh undang-undang kebebasan berbicara.

 

2. Bethesda Menggugat Mojang

Via Istimewa

Pada Maret 2011, pengembang Minecraft, Mojang, mengumumkan game kedua mereka, yaitu card game yang diberi judul Scrolls. Ternyata, Bethesda enggak terima dengan penamaan game tersebut. Menurut Bethesda, nama Scrolls mirip dengan nama salah satu game mereka, yaitu The Elder Scrolls.

Karena alasan tersebut, jelas saja banyak yang enggak setuju dengan tindakan hukum yang diambil oleh Bethesda. Hingga pada Maret 2012, Mojang dan Bethesda membuat kesepakatan. Mojang enggak boleh mematenkan nama Scrolls. Di sisi lain, Bethesda enggak boleh menentang penamaan Scrolls, selama game tersebut bukan kompetitor The Elder Scrolls. Namun pada Juni 2018, Mojang memutuskan mengganti nama game ini menjadi Caller’s Bane.

 

3. Atari Menggugat Philips

Via Istimewa

Pac-Man enggak diragukan lagi merupakan salah satu game paling penting sepanjang masa. Saat dirilis untuk arcade, game ini pun menuai kesuksesan besar. Enggak mengherankan jika banyak yang berusaha meniru game ini, salah satunya adalah K.C. Munchkin yang dirilis oleh Philips pada 1981 untuk konsol Magnavox Odyssey.

Karena kemiripannya tersebut, Atari memutuskan untuk menggugat Philips. Apalagi, Philips merilis game tersebut setahun lebih cepat sebelum Atari merilis Pac-Man versi konsol. Atari awalnya gagal meyakinkan pengadilan distrik Amerika Serikat untuk menghentikan penjualan K.C. Munchkin. Hingga akhirnya, pengadilan menemukan bahwa Philips memang terbukti menyalin Pac-Man dan memenangkan Atari pada 1982.

 

4. Saling Serang Antara Epic Games dan Silicon Knights

Via Istimewa

Pertarungan hukum antara Epic Games dan Too Human terbilang cukup rumit dan kompleks. Pada Mei 2005, Silicon Knights dan Epic Games mengumumkan bahwa Silicon Knights akan menggunakan Unreal Engine 3 milik Epic Games untuk semua proyek mereka selanjutnya. Namun pada Juli 2007, Silicon Knights menggugat Epic Games karena dianggap telah melanggar kontrak, sehingga Silicon Knights terpaksa harus membuat engine sendiri.

Enggak terima dengan gugatan tersebut, Epic Games balik menggugat Silicon Knights pada Agustus 2007. Epic Games menemukan bahwa engine yang dibuat oleh Silicon Knights ternyata menggunakan kodenya Unreal Engine. Hasilnya, pengadilan memenangkan gugatannya Epic Games pada Mei 2012. Silicon Knights terpaksa harus menarik dan menghancurkan salinan game mereka yang menggunakan kode Unreal Engine. Sedihnya lagi, Silicon Knights kemudian dinyatakan bangkrut pada 2014.

 

5. PUBG Corp. Menggugat Epic Games

Via Istimewa

Setuju, ‘kan, kalau genre battle royale lagi happening banget dua tahun belakangan ini? Hal ini enggak lepas dari peran PUBG yang dirilis pada 2017 lalu. Kesuksesan PUBG membawa genre battle royale tentunya membuat perusahaan lain pun berlomba-lomba menghadirkan battle royale versi mereka sendiri, termasuk Epic Games dengan menghadirkan Fortnite Battle Royale.

Pada Januari 2018, PUBG Corp. menggugat Epic Games karena dianggap menjiplak user interface dan item PUBG. Sayangnya, gugatan tersebut enggak berjalan sesuai keinginan PUBG Corp. Banyak yang menganggap bahwa PUBG enggak bisa menggugat genre suatu game. Akhirnya pada Juni 2018, PUBG Corp. membatalkan gugatannya terhadap Epic Games.

***

Nah, itulah kasus hukum paling kontroversial yang pernah terjadi di industri game. Enggak bisa dimungkiri jika beberapa kasus di atas turut serta dalam membantu sejarah perkembangan game itu sendiri. Menurut lo, manakah kasus hukum yang paling kontroversial?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.