5 Kesalahan Besar Telltale Games sebagai Perusahaan Game

Pada 21 September 2018 lalu, Telltale Games dinyatakan bangkrut. Hal ini membuat sekitar 250 karyawannya di-PHK tanpa diberikan pesangon. Enggak hanya itu saja. Semua proyek yang sedang Telltale Games kerjakan pun dibatalkan. Bahkan, kelanjutan season terakhir The Walking Dead yang sedang berjalan pun menjadi enggak jelas.

Bangkrutnya Telltale Games tentunya menjadi salah satu kisah sedih yang terjadi di industri game. Apalagi, industri game dunia harus kehilangan salah satu pengembangnya yang cukup unik, yang selalu menghadirkan game yang berfokus pada narasi. Yang pasti, ada faktor-faktor utama yang membuat Telltale Games mengalami kejatuhan.

Nah, apa saja, sih, kesalahan yang dilakukan Telltale Games sebelum perusahaan game ini harus tutup? Yuk, simak daftarnya!

 

1. Terlalu Banyak Membuat Game dalam Waktu Singkat

Via Istimewa

Sejak didirikan pada 2004, Telltale Games dikenal sebagai pengembang game yang cukup produktif. Telltale Games mulai membuat game yang diadaptasi dari intellectual property (IP) populer sejak mereka merilis CSI: 3 Dimensions of Murder, game yang diadaptasi dari serial TV CSI, pada Maret 2006. Setelah itu, Telltale Games rutin membuat game yang diadaptasi dari berbagai IP populer.

Walau cukup dikenal, Telltale Games bukanlah perusahaan yang sebesar pengembang game ternama lainnya. Namun, mereka terlalu banyak merilis game dalam waktu singkat. Di 2016 saja, Telltale Games baru menyelesaikan seluruh episode Minecraft: Story Mode pada Maret 2016. Namun di waktu yang bersamaan, Telltale Game merilis The Walking Dead: Michonne pada Februari 2016. Setelah dua game tersebut, Telltale Games kembali merilis Batman: The Telltale Series dan The Walking Dead: A New Frontier di tahun yang sama.

Empat game dalam setahun bukanlah hal yang mengherankan buat pengembang game besar, seperti Ubisoft atau Activision. Namun untuk pengembang sebesar Telltale Games, mereka terlihat terlalu ambisius dengan merilis empat game sekaligus dalam setahun. Hal tersebut membuat game yang mereka kembangkan pun jadi enggak maksimal.

 

2. Gamenya Enggak Menghasilkan Banyak Keuntungan

Via Istimewa

Semua proyek Telltale Games yang sangat banyak tersebut tentunya menyita banyak waktu, uang, dan energi. Oleh sebab itu, Telltale Games harus mendapatkan keuntungan yang besar dari gamenya untuk membayar perjuangan mereka saat pengembangan. Sayangnya, mereka enggak selalu mendapatkan keuntungan besar dari semua game yang mereka kembangkan.

Salah satu penulis Forbes, Joe Parlock, membagikan informasi mengenai kebangkrutan Telltale Games lewat akun Twitter-nya. Parlock mengatakan bahwa hanya tiga proyek Telltale Games yang benar-benar menghasilkan keuntungan untuk perusahaannya, yaitu The Walking Dead season pertama, Minecraft: Story Mode, dan 7 Days to Die, game yang dipublikasikan Telltale Games. Sisanya? Game Telltale Games selain ketiga game tersebut ternyata mengalami kegagalan secara komersial.

 

3. Terlalu Banyak Membeli Lisensi

Via Istimewa

Seperti yang sudah diketahui, sebagian besar game besutan Telltale Games merupakan game yang diadaptasi dari IP populer lainnya. Tentunya untuk bisa memproduksi game adaptasi, Telltale Games harus membeli lisensi IP tersebut. Walau menggunakan berbagai IP yang sangat populer, nyatanya hal tersebut enggak membantu penjualan gamenya sendiri.

The Walking Dead season pertama sudah terbukti menjadi salah satu game Telltale Games yang paling sukses. Namun, game-game setelahnya ternyata enggak mampu mengikuti kesuksesan The Walking Dead season pertama. Penjualannya yang sedikit tentunya sangat kontras dengan biaya yang harus mereka bayarkan kepada pemilik lisensi.

 

4. Terlalu Berambisi Setelah Kesuksesan The Walking Dead

Via Istimewa

Kesuksesan The Walking Dead season pertama tentunya menjadi hal yang baik untuk Telltale Games. Walau begitu, hal tersebut ternyata punya dampak yang buruk terhadap perusahaannya. Petinggi perusahaan jadi punya ekspektasi yang tinggi terhadap kelangsungan perusahaannya, yang akhirnya berakhir buruk pada perusahaannya sendiri.

Dilansir The Verge, kegagalan Jurassic Park: The Game sebenarnya membuat Telltale Games memperlambat pengerjaan The Walking Dead, bahkan hampir menghentikannya. Namun, The Walking Dead tetap harus dirilis. Sehingga, tim yang mengerjakan The Walking Dead terpaksa mengabaikan hal-hal yang enggak disetujui oleh atasan untuk membuat game yang sesuai dengan yang mereka inginkan. Untungnya, mereka berhasil dan menciptakan kesuksesan besar.

Ketika The Walking Dead berhasil, pihak manajemen Telltale Games pun enggak ragu melakukan kerja sama dengan pemilik lisensi lainnya. Selain itu, pihak manajemen juga enggak ragu memperbanyak karyawan di dalam perusahaannya. Studio yang berawal dari tim kecil langsung berkembang menjadi studio besar dengan lebih dari 300 karyawan. Sayangnya, apa yang mereka lakukan tersebut ternyata enggak bisa mengulang kesuksesan The Walking Dead season pertama.

 

5. Kehilangan Orang Terbaiknya

Via Istimewa

Telltale Games semakin berkembang dengan banyak karyawan baru setelah kesuksesan The Walking Dead season pertama. Sayangnya, studio enggak bisa mengubah mentalitas studio indienya. Sehingga, menimbulkan kurangnya komunikasi di antara karyawan dan memunculkan kebingungan.

Enggak lama setelah pengembangan perusahaan, dua orang yang berperan besar terhadap kesuksesan The Walking Dead season pertama, yaitu Jake Rodkin dan Sean Vanaman, memutuskan keluar dari Telltale Games dan enggak melanjutkan pekerjaan mereka untuk The Walking Dead season dua. Hal tersebut semakin memperjelas mengapa seri The Walking Dead selanjutnya enggak bisa mengulang kesuksesan game pertamanya.

***

Nah, itulah kesalahan yang dilakukan Telltale Games sebelum perusahaan ini akhirnya dinyatakan bangkrut. Di antara semua kesalahan yang disebutkan di atas, mana yang menurut lo paling fatal?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.