Deretan Fakta dan Cerita Sejarah Esports

Akhir-akhir ini kita mulai merayakan kompetisi video game sebagai sesuatu yang sebanding dengan kompetisi olahraga. Dalam kancah esports dunia, jumlah hadiah gelaran turnamen dan kompetisi video game semakin bertambah dan angkanya bisa bikin kita keheranan. Hal ini membuat seseorang bisa menjadi miliarder hanya dengan bermain game. 

Pengakuan video game sebagai sesuatu yang memiliki nilai kompetitif sebenarnya punya sejarah yang cukup panjang. Penasaran bagaimana fakta dan cerita sejarah esports? Simak deretan fakta dan ceritanya berikut.

 

Tennis for Two dan Semangat Kompetisi

Via Istimewa

Sebenarnya hubungan erat antara video game, olahraga, dan kompetisi sudah bisa dibaca dari sejarah kelahiran video game. Salah satu video game pertama yang diberi nama Tennis for Two dimainkan oleh dua orang dan berusaha mengimitasi bentuk olahraga tenis. Saat itu, belum ada istilah video game dan bahkan beberapa perangkat elektronik dengan layar yang berusaha mengandung unsur permainan masih disebut sebagai electronic amusement device.

Seorang ilmuwan bernama William A. Higinbotham yang ikut merancang Manhattan Project dan rancangan bom atom ternyata memiliki intuisi untuk membuat hiburan. Mesin buatannya itu ditampilkan di pembukaan pameran museum Brookhaven National Library pada 1958. Para pengunjung museum terpukau dengan mesin penemuannya tersebut dan rela mengantre untuk mencoba memainkan tenis secara virtual menggunakan konsol yang masih berupa kenop.

 

Beberapa Pertandingan dan Turnamen Video Game Pertama

Via Istimewa

Beberapa pertandingan dan kompetisi video game pertama belum semeriah sekarang yang disiarkan dan diselenggarakan di arena-arena besar. Saat komunitas mahasiswa di Stamford University menggelar kompetisi video game komputer pertama, Spacewar pada 1972, mereka hanya menawarkan hadiah berupa langganan majalah Rolling Stone selama setahun.

Salah satu kompetisi video game pertama yang cukup penting adalah inisiatif Atari untuk menggelar turnamen besar Space Invaders pada 1980. Mereka mengundang hampir 10.000 peserta. Alih-alih memberi hadiah uang, Atari memberi hadiah mesin arcade Space Invaders untuk sang pemenang. Kalau dihitung-hitung, sih, hadiah tersebut juga sangat berharga mengingat harga mesin arcade sangat mahal.

 

Billy Mitchell, Gamer Profesional Pertama

Via Istimewa

Salah satu figur gamer profesional pertama yang paling dikenal adalah Billy Mitchell. Dia bisa dibilang sebagai gamer legendaris karena populer banget pada era 1980-an. Saat masa keemasan arcade, dia menorehkan rekor dunia dengan mendapatkan skor tertinggi untuk game arcade Pac-Man dengan raihan 3.333.360 poin.

 

Pembentukan Organisasi Turnamen dan Gamers Profesional

Via Istimewa

Belum ada ekosistem kompetisi yang ajek sampai sekitar akhir abad ke-20. Saat mulai berkembangnya game online dan mesin konsol dengan pilihan seri game yang populer, semangat kompetisi pada beberapa pilihan game tersebut mulai terbentuk. Popularitas Quake mendorong pihak penerbit Zenimax untuk mengundang para penggemar ke acara QuakeCon sekaligus menggelar turnamen tahunan. Ajang yang dimulai pada 1996 tersebut menjadi tempat penting pertandingan tahunan Quake yang pesertanya berasal dari seluruh dunia.

Produsen mikroprosesor AMD enggak mau ketinggalan untuk melakukan perayaan kompetisi video game. Mereka pun membentuk Professional Gamers League atau biasa disingkat PGL untuk menjadi wadah turnamen dan ajang kompetisi video game dengan jangkauan global. Selain PGL, terbentuk juga Cyberathlete Professional League atau CPL di Amerika yang menaungi para gamers dengan predikat sebagai atlet. Hal ini mendorong pengakuan kompetisi video game sebagai sesuatu yang sportif.

 

Kenaikan Angka Prize Pool Esports yang Fantastis

Sejarah mencatat kenaikan drastis angka turnamen video game pada penyelenggaran The International Dota 2 pertama pada 2011. Saat itu, Valve sedang mempromosikan Dota 2 sebagai video game terbaru mereka. Mereka berusaha membawa para penggemar dan skena kompetisi dengan langsung menggelontorkan 2 juta dolar Amerika untuk total raihan hadiah. Navi menorehkan sejarah sebagai tim profesional esports pertama yang meraih raihan uang yang sangat fantastis ini.

 

Pengakuan Video Game Kompetitif sebagai Cabang Olahraga

Via Istimewa

Perlakuan dan langkah yang diambil setiap negara untuk melakukan pendekatan terhadap esports tergolong berbeda-beda. Amerika jadi negara pertama yang menaruh perhatian terhadap esports dari sejak akhir abad ke-20.

Danny Le alias "Shiphtur" adalah pemain League of Legends asal Kanada yang pernah bermain untuk tim Amerika Utara, Delta Fox. Dia jadi gamer pertama yang memiliki paspor P-1A yang diberikan khusus untuk atlet internasional pada 2013. Ini menjadi catatan penting bahwa pemain game sudah diakui sebagai "atlet".

 

Perkembangan Ekosistem Esports Tanah Air

Via Istimewa

Banyak yang mungkin masih ingat beberapa prestasi pemain profesional dari Indonesia yang sudah menorehkan prestasi di beberapa ajang esports global. Meski belum menorehkan prestasi yang penting banget, Indonesia sempat diperhitungkan sebagai salah satu negara kuat di pilihan game semisal DotA dan Counter Strike di awal 2000-an.

Pemerintah Indonesia sendiri sudah mengakui pentingnya esports. Di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga, esports dimasukkan ke bagian Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia. Indonesia sendiri sudah memiliki IESPA sebagai organisasi resmi pemerintah yang menaungi atlet dan komunitas video game kompetitif.

Kini kita memasuki babak baru untuk merayakan gegap gempita penyelenggaraan esports. Indonesia Esports Premiere League (IESPL) dibentuk untuk mengundang tim dan individu berprestasi untuk saling berlatih dan mengasah kemampuan mereka di ajang nasional. Lewat pilihan beberapa game populer, seperti Dota 2, CS:GO, Mobile Legends, dan Point Blank, beberapa tim besar dalam negeri bertanding dengan disaksikan penonton dari seluruh penjuru Indonesia. 

***

Perjalanan esports untuk akhirnya diakui sebagai bagian dari olahraga masih panjang. Setelah rangkaian pilihan game dicoba untuk dipertarungkan di ajang bergengsi seperti Asian Games 2018, bukan enggak mungkin nantinya video game bisa dipertandingkan dalam ajang Olimpiade 2020 di Jepang.

Nah, lo punya harapan bagaimana mengenai esports, baik secara global maupun di dalam negeri sendiri? Boleh, loh, berbagi pendapat di kolom komentar!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.