Analisis Pertandingan Garuda Cup 2018: Aerowolf Roxy Vs. Louvre

Seperti yang udah diprediksi sebelumnya, Aerowolf Roxy berhasil menjuarai Garuda Cup 2018 by Tokopedia Voucher Game. Namun, prediksi tersebut bisa dibilang hampir runtuh. Kemenangan yang diraih tim pemenang Mobile Legends Professional League (MPL) Indonesia Season 1 ini ternyata enggak mudah. Mereka harus bersusah payah ngalahin Louvre di babak final meski di babak sebelumnya berhasil mengalahkan tim kuat, RRQ dan EVOS Esports.

Banyak penggemar Mobile Legends yang bilang bahwa dewi fortuna punya andil besar atas kemenangan Aerowolf. Kalau lo benar-benar nonton pertandingannya dari awal hingga tuntas, wajar aja muncul pikiran seperti itu. Nyatanya, Louvre benar-benar hampir menggulingkan 'sang raja' dari singgasananya.

Nah, apakah benar faktor keberuntungan menjadi penentu utama kemenangan Afrindo "G" Valentino dan kawan-kawan atas Louvre? Ataukah kemenangan tersebut murni karena kemampuan dan mental baja mereka sendiri? Yuk, simak analisis pertandingan per gamenya di bawah ini beserta pernyataan langsung dari G sebagai kapten tim.

 

Game 1 – Aerowolf Roxy (9) vs Louvre (17)

Seperti biasa, Aerowolf ngambil pick hero yang enggak biasa di game pertama. G nge-pick Alice seperti yang dilakukannya pada final Indonesian Games Championship (IGC) 2018. Rekan setimnya, Agung "Billy" Tribowo juga bikin penonton yang hadir pada Grand Final Garuda Cup 2018 di Mall Taman Anggrek keheranan. Pasalnya, dia memilih Lapu-Lapu, hero terlupakan yang enggak pernah di-pick di game-game sebelumnya. Sementara itu, Louvre bermain aman dalam draft pick game pertama dengan susunan tim Gusion, Alpha, Kagura, Hylos, dan Jawhead.

Baca trik supaya GG pakai Jawhead pas main Mobile Legends.

Sejak awal pertandingan dimulai, Aerowolf terlihat masih ngebaca gaya permainan yang disajikan Louvre yang cenderung agresif. Louvre memastikan musuhnya enggak bisa farming dengan mudah. Benar saja, mereka pun mendapatkan First Blood abis manfaatin kelengahan G dan Fadhil "Rave" Abdurrahman.

Jika dilihat secara kasat mata, pertandingan ini terlihat imbang jika lo cuma merhatiin skor. Namun, Louvrelah yang sebenarnya nguasain jalannya pertandingan dengan peraihan networth. Hal ini bisa tercapai abis mereka berhasil dua kali menghabisi Turtle. Sedangkan, lawannya enggak dapat jatah Turtle sama sekali.

Hasil akhir pun sudah bisa terlihat saat masuk menit ke-9. Perbedaan level yang cukup terlihat antara hero Tank yang bikin Louvre lebih leluasa menghabisi satu per satu hero Aerowolf. Louvre pun berhasil membabat habis kelima hero musuh pada menit ke-10. Kesempatan itu pun dimanfaatin Renhart "Oreo" K. buat menghabisi Lord dan menggunduli pertahanan Aerowolf. Louvre pun berhasil merebut game pertama.

Sebagai kapten tim, G sendiri ngakuin permainan timnya sangat buruk di game pertama babak final Garuda Cup 2018. Namun, dia enggak mau menyalahkan rekan setimnya. Menurutnya, semua kesalahan bermula dari dirinya sebagai penentu keputusan pick hero.

"Gua dan Watt (Supriyadi Dwi Putra) kecolongan di game ini. Namun, gua enggak mau nyalahin yang lain di game ini. Gua punya keyakinan kalau piala Garuda Cup 2018 adalah milik kami sejak awal. Makanya, gua semangatin lagi mereka semua untuk game selanjutnya," jelas G merespon permainan buruk timnya di game pertama.

 

Game 2 – Aerowolf Roxy (19) vs Louvre (12)

Meski kalah di game pertama, bukan berarti mutlak Aerowolf harus merelakan piala Garuda Cup 2018 jatuh ke tangan Louvre. Mereka udah sejak lama dikenal sebagai rajanya turnamen luring. Mental dan kekompakan mereka memang benar-benar harus diacungi jempol. Pas kalah di game pertama, mereka terlihat santai dan enggak saling nyalahin satu sama lain. Situasi ketinggalan pun sudah sering mereka rasakan pas berkompetisi. Contohnya, kasus Grand Final MPL Indonesia Season 1 saat mereka (yang pas itu masih di bawah naungan <nxl) kalah di game pertama dan ketiga.

"Tujuan kami sejak awal memang ingin menang dengan bermain secara santai. Kami enggak mau kebawa panas. Itulah kenapa kami selalu bisa bermain tenang sepanjang pertandingan," ujar G membocorkan rahasia kejayaan Aerowolf Roxy selama ini.

Strategi pick Aerowolf pun terlihat mulai 'wajar' di game kedua hingga pada akhirnya Watt memilih Zilong sebagai pick terakhir. Pick ini pun lagi-lagi bikin penggemar Mobile Legends yang datang terheran-heran. Sebab, Zilong menjadi hero yang enggak begitu laris di kompetisi profesional maupun mode Ranked tingkat Epic ke atas. Meski begitu, pick hero lainnya terbilang normal dengan susunan Gusion, Harley, Jawhead, dan Hylos. Sedangkan, Louvre ngandelin Lancelot, Alpha, Kagura, Chou, dan Lolita.

Enggak disangka, Louvre lagi-lagi mendominasi Aerowolf di awal pertandingan. Posisinya seakan berbalik. Seakan Louvre menjadi Aerowolf lewat permainan supersolid yang mereka tunjukin. Setiap kali ada anggota timnya yang tubir dengan musuh, Oreo dan kawan-kawan pun langsung mendukung rekannya hingga membuat Aerowolf keteteran. Positioning Louvre juga patut dipuji di awal pertandingan. Hingga menit kelima, mereka berhasil dapetin 4 kill, sedangkan Aerowolf hanya satu.

Aerowolf bukannya tanpa perlawanan. Meski kalah dalam raihan kill, mereka berhasil dapetin Turtle hingga unggul dalam perolehan networth. Meski sempat alot, perbedaan networth akhirnya mulai terlihat efeknya. Di menit ke-8, Aerowolf berhasil dapetin Lord dan empat kill. Louvre pun kocar-kacir enggak bisa menahan kolaborasi serangan antara Lord dan Aerowolf yang pakai strategi split push. Turret Louvre pun jadi rata hingga hanya nyisain lapis terakhir.

Sayang, Aerowolf enggak bisa nyelesein pertarungan abis mereka mundur dari gelombang serangan tersebut. Mereka milih mundur dan nyerang benteng pertahananan Louvre secara hati-hati. Bagi mereka, haram hukumnya terbunuh dalam momen seperti ini. Permainan sangat hati-hati dan perhitungan yang ditunjukkan Aerowolf sebenarnya memang bikin geregetan. Namun, hal inilah yang bikin mereka berhasil menguasai jalannya game kedua.

Meski digempur habis-habisan, Louvre bukannya tanpa perlawanan. Permainan defensif kelas atas yang ditunjukkan mereka benar-benar berkualitas. Beberapa kali serangan Aerowolf hanya mencapai jalan buntu. Bahkan, gelombang Lord kedua pun sukses mereka tahan. Sayangnya, perbedaan networth yang cukup jauh bikin Louvre enggak bisa bertahan lama-lama. Pertahanan mereka pada akhirnya gundul di menit ke-23. Kedudukan pun jadi satu sama.

 

Game 3 – Aerowolf Roxy (32) vs Louvre (25)

Game 3 babak final Garuda Cup 2018 jadi pertandingan paling ketat, dramatis, melelahkan, dan epik sepanjang kejuaraan Mobile Legends di Indonesia. Pertandingan berlangsung hingga 40 menit ditambah jeda beberapa kali. Kedua tim saling bertukar serangan dan enggak pernah nunjukin rasa putus asanya meski udah kena gempur berkali-kali. Hal inilah yang bikin pertandingan jadi seakan enggak akan selesai.

Harus diakui, Aerowolf terlihat 'siap' kalah sejak fase draft pick. Di saat Louvre memilih hero dengan komposisi yang tepat (Gusion, Hylos, Jawhead, Hayabusa, dan Harley), G dan kawan-kawan justru pakai strategi draft pick yang meragukan. Enggak ada hero magic damage yang mereka pilih (Lancelot, Saber, Akai, Lolita, dan Alpha). Hanya Akai, yang notabene hero Tank, yang memiliki serangan magic. Tank pilihan Louvre (Hylos dan Jawhead) pun jadi bisa lebih leluasa jadiin item defense fisik.

Baca juga trik supaya lo GG pakai Gusion di Mobile Legends.

Menurut G, strategi no-magic-hero ini sebenarnya dipakai agar Aerowolf mampu ngimbangin komposisi dua Assassin pilihan Louvre (Gusion dan Hayabusa). Belum lagi ngitung Harley yang punya mobilitas tinggi dan variasi serangan yang beragam. Makanya, mereka pun mau enggak mau mengabaikan pick hero magic.

"Kami semua tahu risikonya. Namun, kami ingin nunjukkin kalau Aerowolf bisa memenangkan pertandingan meski udah nunjukkin kelemahan sejak awal," kenang G saat ditemui di acara konferensi pers MPL Indonesia Season 2 pada Selasa (22/5) di Plaza Indonesia, Jakarta.

Perkataan G tadi memang benar-benar dibuktiin bersama rekan setimnya pada pertandingan. Meski tahu kalah dari segi komposisi, namun Aerowolf mampu ngimbangini permainan Louvre. Yosua "Kid[O]" dengan Gusion dan Immanuel "Rmitchi" dengan Hayabusa dari Louvre memang berkali-kali ngerepotin hero-hero Aerowolf. Namun, G dengan Lancelot dan Billy dengan Alpha-nya juga bergantian menghabisi hero Louvre.

Momen krusial ada di menit di antara menit ke-13—18. Di menit ke-13, Louvre berhasil mendapatkan Lord dan meratakan lini pertahanan bawah Louvre hingga enggak nyiain satu turret-pun. Pas angin bertiup ke arah Louvre, mereka justru bikin kesalahan enggak lama setelah meratakan pertahanan musuh. Di menit ke-16, Aerowolf berhasil memenangkan war dan membunuh tiga hero musuh. Hal ini pun dimanfaatin dengan baik oleh sang juara dengan balik meratakan lini pertahanan tengah Louvre.

Simak kesalahan besar yang sering terjadi pas lo pakai Akai.

Seakan tersinggung atas serangan balik musuh, Louvre pun balik membalas. Mereka kembali mendapatkan Lord di menit ke-18 abis menghabisi empat hero musuh. Namun, lagi-lagi apresiasi harus diberikan kepada Aerowolf. Sejujurnya, di situasi seperti ini mereka benar-benar terlihat akan kalah. Apalagi melihat Louvre mendapat bantuan dari Lord. Namun, mental juara Aerowolf bikin mereka bisa bertahan dari gelombang serangan tersebut.

Sama-sama terbuka pertahanannya, kedua tim pun bermain dengan hati-hati. Kedua tim beberapa kali bertukar serangan, tapi enggak ada yang benar-benar mampu nyentuh markas musuh. Pada akhirnya, Louvre berani ngambil inisiatif meminta 'bantuan' Lord untuk ketiga kalinya di menit ke-37. Lagi-lagi situasi mencekam buat Aerowolf yang saat itu kehilangan Lancelot (G) saat war di singgasana Lord. Mereka pun harus bisa bertahan dari gempuran Louvre + Lord selama 60 detik tanpa sang kapten.

Bisa dibilang keberuntungan Aerowolf baru terlihat di momen ini. Pas Lord udah masuk ke jantung pertahanan mereka, Lancelot telah bangkit dan ikut bantu rekan setimnya. Ironisnya, Louvre justru yang kerepotan meski telah dapet bantuan Lord. Empat hero mereka terbunuh hingga membuat Aerowolf dengan leluasa menyerang balik jantung pertahanan Louvre yang hanya menyisakan Harley (Key). Aerowolf pun enggak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan merobohkan markas Louvre. Mereka pun menang di pertandingan yang sangat dramatis dan melelahkan ini.

Aerowolf sebenarnya benar-benar hampir enggak jadi juara saat mereka menyerang balik di menit-menit akhir pertandingan. Super Minion Louvre ternyata telah menembus markas Aerowolf. Untungnya, G sadar map dan lebih memilih meratakan Super Minion di markasnya sendiri dibanding ikut menyerang markas Louvre bersama keempat temannya.

Alpha (Billy) juga menjadi unsung hero di game ketiga babak final Garuda Cup 2018. Daya serang dan kemampuan lifesteal-nya benar-benar bikin Louvre kerepotan. Bahkan, ada satu momen saat dia enggak mati dan berhasil lolos meski telah dikeroyok oleh tiga hitter Louvre (Gusion, Hayabusa, dan Harley).

***

Pujian sebesar-besarnya patut dikasih buat Aerowolf. Mereka berhasil mempertahankan semangat, tenaga, dan fokus selama tiga game yang benar-benar melelahkan. Dalam tiga game, mereka selalu ditekan tanpa ampun oleh Louvre yang motivasinya terlihat lebih besar dibanding Aerowolf.

Enggak bisa dimungkiri bahwa faktor keberuntungan juga bermain dalam kemenangan mereka. Namun, salah juga kalau kita bilang Aerowolf 100% menang karena beruntung. Mentalitas dan semangat pantang menyerah merekalah yang bikin mereka mampu bertahan hingga balik menang. Pertandingan di babak final Garuda Cup 2018 seakan nunjukkin siapa yang 'jatuh' duluan, dialah yang akan kalah. Aerowolf pun buktiin diri bahwa mereka masih jadi tim terbaik Mobile Legends se-Tanah Air.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.