Hasil Babak Grand Final Kincir Invade: Arena of Valor Tournament #2

Babak penyisihan dan perempat final Kincir Invade: Arena of Valor Tournament #2 telah usai pada Kamis (7/6). Sama seperti pertandingan sebelumnya, pertandingan di babak Grand Final juga menyajikan pertandingan yang enggak kalah seru dan menarik. Trash of Toxic (dulunya bernama WeWin), berhasil mempertahankan gelar juara Kincir Invade: Arena of Valor Tournament setelah berhasil mengalahkan HW Team dengan skor 2-0. Sementara itu, Rise Kepal berhasil keluar sebagai juara ketiga setelah mengalahkan Elite8 Naja Sputatrix.

Buat lo yang penasaran sama jalannya pertandingan, berikut semua analisis pertandingan dari babak semifinal hingga final di bawah ini.

 

1. Semifinal #1 – Trash of Toxic (13) vs Rise Kepal (14)

Setelah selalu berhasil melenggang mulus sejak gelaran pertama Kincir Invade: Arena of Valor Tournament, pada akhirnya Trash of Toxic menemukan lawan yang sepadan. Rise Kepal secara tak terduga berhasil merepotkan sang juara bertahan. Bukan cuma merepotkan, Rise Kepal bahkan benar-benar hampir menang jika saja mereka enggak terkena masalah teknis.

Rise Kepal terlihat mampu membaca strategi Trash of Toxic sejak awal. Mereka pun memilih Zephys untuk mengimbangi formasi jungling yang selama ini dijalankan dengan sangat apik oleh Trash of Toxic. Hasilnya pun terlihat jelas. Rise Kepal bermain dengan sangat agresif sejak menit awal hingga bikin perolehan kill dan networth beda lumayan jauh. Dominasi Rise Kepal memuncak di menit ke-10 saat mereka berhasil meratakan tower mid lane Trash of Toxic.

Di saat kemenangan terlihat udah ada di tangan Rise Kepal, masalah pun terjadi. Ryoma dari tim mereka AFK dan enggak bisa melanjutkan pertandingan. Hal ini tentu kerugian besar buat Rise Kepal yang lagi kerepotan bertahan dari strategi split push 2 hero dari Trash of Toxic. Tower mereka yang tadinya kokoh tak tersentuh pun jadi rata hingga tinggal tersisa tower highgrounds.

Meski sempat bertahan, Rise Kepal pun mau tak mau mengakui keunggulan Trash of Toxic di game ini. Meski ada faktor "X" di balik kekalahan Rise Kepal, tapi enggak bisa dimungkiri mental baja dan pilihan strategi yang tepat adalah alasan mengapa Trash of Toxic bisa berbalik menang. Dua jempol juga buat Rise Kepal karena berhasil merepotkan sang juara sejak awal dan tak menyerah meski mereka kalah jumlah. Makanya, pertandingan ini pas banget jika dibilang sebagai pertandingan semifinal rasa final.

 

2. Semifinal #2 – HW Team (18) vs Elite8 Naja Sputatrix (15)

Setelah sebelumnya melakukan surprise pick dengan memilih Alice, kali ini Elite8 melakukan strategi pick yang lebih konvensional. Namun, pilihan tersebut justru menjadi momok bagi mereka sendiri. Elite8 memasangkan Zuka untuk melawan Ryoma di top lane. Meski lebih gesit, damage Ryoma terbukti lebih nyakitin. Beberapa kali Zuka terbunuh oleh Ryoma sehingga bikin top lane Elite8 mudah jebol.

Pertandingan yang tadinya berjalan cukup imbang pun perlahan makin terlihat hasilnya. HW Team jadi lebih leluasa menggunduli pertahanan Elite8 dan menguasai hutan. Kalah level dan networth, Elite8 pun mau tak mau mengakui keunggulan HW Team.

Sayang di game ini kita enggak lagi melihat permainan yang enggak ketebak dari Elite8 seperti yang diperlihatkan mereka pada perempat final. HW Team pun membuktikan diri bahwa mereka pantas masuk final lewat permainan konsisten sepanjang turnamen.

 

3. Pertandingan Perebutan Juara Ketiga #1 – Rise Kepal (13) vs Elite8 (4)

Setelah urung melakukan surprise pick di semifinal, Elite8 kembali mengejutkan penonton Kincir Invade: Arena of Valor Tournament #2 dengan pick no-Tank. Mereka juga kembali nge-pick Alice yang di babak perempat final bermain dengan sangat apik. Sedangkan Rise Kepal enggak melakukan manuver khusus dalam strategi pick-nya.

Seperti yang udah diduga sebelumnya, absennya Tank di skuat Elite8 terbukti sangat merepotkan formasi mereka. Rise Kepal selalu memenangkan war yang mereka inisiasi. Alice yang sebelumnya bermain bagus sebagai Support pun enggak bisa berbuat banyak karena sama sekali enggak punya 'pengawal'. Rise Kepal yang bermain agresif sejak awal enggak membiarkan Elite8 mengembangkan permainannya dengan mudah. Pertandingan pun berakhir di menit ke-10 setelah war terakhir benar-benar membabat habis semua hero Elite8.

 

4. Pertandingan Perebutan Juara Ketiga #2 – Rise Kepal (8) vs Elite8 (5)

Lagi-lagi Elite8 mengejutkan kita semua. Mereka kembali memilih hero non-meta seperti Preyta dan Lu Bu. Nama terakhir sebenarnya masih mampu bersaing di meta zaman sekarang. Namun, beda halnya dengan Preyta. Damage hero penunggang naga ini memang supersakit. Meski begitu, tetap aja dia bakal keteteran jika enggak naik level dengan cepat. Apalagi kalau lawannya adalah hero Mage gesit seperti Tulen.

Semuanya terbukti jelas di pertandingan. Rise Kepal kembali dominan dan keluar sebagai juara ketiga Kincir Invade: Arena of Valor Tournament #2. Tempo permainan memang enggak sekencang game pertama. Namun, Elite8 tetap saja kesulitan mengimbangi permainan apik Rise Kepal.

 

5. Pertandingan Final #1 – Trash of Toxic (17) vs HW Team (7)

Trash of Toxic membuktikan konsistensinya dengan kembali mendominasi game pertama babak final Kincir Invade: Arena of Valor Tournament #2. Seperti biasa, di menit-menit awal pertandingan mereka 'menyumbangkan' kill kepada musuhnya. Mereka jadi benar-benar serius setelahnya. Enggak mampu mengimbangi ke-GG-an Trash of Toxic, HW Team pun harus menyerahkan game pertama kepada sang juara bertahan.

Pertandingan ini bisa dibilang enggak lebih ketat dibanding game semifinal antara Trash of Toxic dan Rise Kepal. Namun, secara keseluruhan strategi yang digunakan oleh Trash of Toxic terbilang sama. Mereka menugaskan Airi di top lane dan Xeniel di bottom lane. HW Team pun sangat keteteran untuk menghadang strategi ini. Violet dari Trash of Toxic juga leluasa banget buat jungling dan farming. Begitu juga Tee Mee yang sangat apik dalam mengawal carry mereka.

 

6. Pertandingan Final #2 – Trash of Toxic vs HW Team

Merespons strategi split push dua hero dari Trash of Toxic, HW team pun nge-pick Superman dan Maloch. Mereka juga nge-pick Murad untuk mengatasi keganasan dua hitter Trash of Toxic, Daryl dengan Slimz dan Yong dengan Raz. Trash of Toxic justru melakukan surprise pick dengan memilih Ormarr yang digunakan Melomelo.

HW Team merespons perlawanan Trash of Toxic dengan baik sejak dimulainya pertandingan. Superman terbukti bisa menahan laju Ryoma di top lane, begitu juga dengan Maloch di bottom lane. Namun, kekompakan Trash of Toxic memang tak tertandingi. Murad dari HW Team sebenarnya hampir beberapa kali menciduk Slimz dan Raz. Namun, kedua jagoan Trash of Toxic ini terbukti lebih gesit dan berhasil lolos dari sergapan HW Team.

Trash of Toxic pun mulai menjadi di fase mid game. Slimz begitu leluasa untuk menaikkan level dan ngejadiin item sehingga membuatnya benar-benar kuat. HW Team pun harus gigit jari setelah war pada menit ke-9 gagal mereka menangkan dan nyaris saja kena “Aced” jika saja Superman bangkit lebih lama. Mereka pun langsung memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapatkan buff Dark Slayer, lalu menggempur markas HW Team hingga roboh tak tersisa.

***

Trash of Toxic pun berhasil mempertahankan gelar mereka sebagai juara Kincir Invade: Arena of Valor Tournament. Mereka memang pantas kembali menjadi yang terbaik di turnamen ini. Enggak ada tim lain yang lebih konsisten setiap kali bermain. Mereka juga satu-satunya tim yang enggak pernah goyah meski pada awalnya dalam kondisi tertinggal. Lagi-lagi Daryl menjadi bintang utama dengan permainan agresif dan penuh perhitungan. Namun, bukannya Trash of Toxic Daryl doang. Keempat rekan setimnya juga selalu bermain apik dan mendukung satu sama lain sehingga permainan tim pun jadi supersolid.

Selamat buat Think Freedom dan tim lain yang mendapat prestasi di gelaran Kincir Invade: Arena of Valor Tournament kali ini. Buat lo yang belum bisa menang, tenang aja, karena masih akan ada Kincir Invade berikutnya. Jadi, tunggu aja pengumuman selanjutnya hanya di Kincir.com, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.