Kapten Timnas AOV Tanggapi Isu Pemotongan Hadiah SEA Games 2019

Skena esports Indonesia kini sedang dihebohkan dengan isu pemotongan uang hadiah yang didapatkan oleh atlet yang mendapat medali di SEA Games 2019. Pemotongan tersebut dilakukan oleh IESPA yang merupakan organisasi penanggung jawab kontingen esports.

Sebelumnya, salah satu kontingen Indonesia dari cabang Hearthstone, Hendry “Jothree” Handisurya telah mengutarakan pendapatnya kepada KINCIR perihal pemotongan tersebut. Menurutnya, jika untuk kepentingan esports di Indonesia, dirinya enggak masalah jika harus ada pemotongan

KINCIR juga telah menanyakan hal sama kepada Farhan “Hanss” Akbari selaku kapten dari timnas cabang Arena of Valor (AOV). Kontras dengan apa yang dirasakan Jothree, potongan yang diterima Hanss dirasa enggak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan dari IESPA..

Hans memang tidak menyangkal ada kesepakatan dengan IESPA terkait pemotongan hadiah dan bonus sebelum berangkat ke Filipina. Namun, pada saat itu, Hanss sempat merasa ragu meski pada akhirnya tetap menandatangani perjanjian karena fokus ke SEA Games 2019.

"Saat itu (penandatanganan kontrak), yang ada di pikiran saya hanya membela Indonesia di SEA Games karena baru pertama kali jadi atlet,” ungkap Hanss yang juga mengaku tidak diberikan salinan kontrak perjanjian tersebut.

Selain itu, Hanss juga menyebutkan bahwa timnya hampir tidak berangkat ke Filipina. Pasalnya, cabang game yang dimainkannya tidak diunggulkan untuk meraih medali. Namun, siapa sangka pada akhirnya cabang yang dianggap sebelah mata justru berhasil meraih medali.

View this post on Instagram

Selamat malam Indonesia! Setelah melalui proses Pelatnas Fase 1 (Seleknas) dan proses penyaringan berdasarkan track record prestasi, Kejurnas Esports (IENC) dan IEL University Series, kami dengan bangga mengumumkan daftar nama kontingen timnas Esports Indonesia untuk SEA Games 2019. Daftar nama utama ini adalah yg kami proyeksikan untuk disubmit kepada @komiteolimpiadeindonesia dan @kemenpora, untuk selanjutnya kami menyerahkan proses finalisasi penentuan kepada 2 lembaga tersebut. Kami ucapkan terima kasih kepada para partner dan sponsor : @goldentulipsurabaya @ligagame_tv @tokopedia yang telah membantu dalam mensukseskan kegiatan sampai hari ini. Kami mohon dukungan dari seluruh rakyat Indonesia agar Indonesia bisa meraih emas sebanyak-banyaknya pada SEA Games 2019. Terima kasih, jika ada kesalahan dan kekurangan, mohon dimaafkan. INDONESIA JAYA! ???????? #emasuntukindonesia #iespa #ESPORTSINDONESIA #roadtoseagames2019

A post shared by Indonesia Esports Association (@iespaorg) on

Tidak hanya Hanss, kekecewaan juga dirasakan oleh Wibisono “Carraway” Teja selaku pemain senior di skuad EVOS AOV. Pasalnya, dia enggak jadi membela timnas di Filipina bersama teman-temannya. Penyebabnya sama seperti kasus Antimage dari cabang Mobile Legends gagal memperkuat timnas, yakni keterbatasan anggaran.

“Saya enggak tahu asalan pastinya kenapa enggak jadi diberangkatkan. IESPA hanya mengatakan hanya akan memberangkatkan enam orang saja yang terdiri dari lima pemain dan satu pelatih. Aku pun sudah menerima jersey timnas. Bahkan namaku muncul di postingan pemain timnas untuk AOV di Instagram milik IESPA,” ungkap Carraway.

View this post on Instagram

Spongebob and Mr.Krabs.

A post shared by Henri “CARRAWAY” Teja (@evoscarraway) on

Dengan kejadian ini, Carraway pun berharap untuk ke depannya atau turnamen esports yang mewakili Indonesia agar panitia bisa lebih menghargai para pemainnya. Terlebih, tim AOV memang dianggap sebelah mata dari pemilihan cabang game yang akan diberangkatkan ke Filipina.

Bagaimana menurut kalian tentang pendapat kapten dari timnas AOV, Hanss dan juga Carraway tentang batalnya memperkuat timnas? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah ya! Tetap di KINCIR agar kalian dapat berita ter-update seputar esports.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.