Ayo Bangkit! Ini Dia Hikmah yang Bisa Diambil dari Kekalahan Tim Indonesia di M2

– Memang berat melihat tim Mobile Legends dari luar negeri di M2 sukses meruntuhkan kedigdayaan Indonesia.
– Namun, mari kita ambil sisi positifnya dengan mengambil hikmah dari kekalahan tersebut.

Akhir pekan lalu mungkin menjadi salah satu momen “patah hati” bagi penggemar Mobile Legends dan skena esportsnya di Indonesia. Sebab, dua tim yang menjadi wakil kita di ajang M2 World Championship, RRQ dan Alter Ego, harus gugur duluan dan gagal menembus babak final.

Rasanya memang pahit, tapi bukan berarti kalah di M2 menandakan bahwa skena esports Mobile Legends di Indonesia sudah “habis”. Pada hakikatnya dalam sebuah pertandingan, menang atau kalah adalah hal yang biasa. Akan tetapi, akan jadi luar biasa kalau kita berhasil bangkit dari keterpurukan ini.

Pastinya ada hal-hal positif yang bisa membangkitkan semangat juang para tim Mobile Legends Indonesia agar bisa kembali ke puncak kejayaan. Nah, kira-kira apa aja hikmah yang bisa diambil dari kekalahan di M2? Yuk simak pembahasannya di bawah ini!

1. Persaingan Jadi Lebih Terbuka

Via Istimewa

Selama ini, peserta dari Indonesia memang menjadi tim terkuat di ajang kejuaraan Mobile Legends. Sebut saja dua tim raksasa yang selalu mendominasi turnamen baik skala nasional maupun internasional, yaitu RRQ Hoshi dan EVOS Esports. Mereka berdua tidak bisa dimungkiri bahwa rajin meraih gelar juara.

Di turnamen kejuaraan dunia, RRQ Hoshi tampil sebagai pemenang dari ajang MPL Invitational setelah berhasil meraih tiga kali gelar Mobile Legends Professional League. Kemudian, si pesaing terberat RRQ Hoshi, yaitu EVOS Legends juga merupakan pemegang gelar M1 yang digelar pada tahun 2019 lalu.

Via Istimewa

Munculnya nama-nama juara baru juga berasal dari Indonesia. Sebelum ada EVOS dan RRQ yang mendominasi ONIC Esports lebih dulu jadi tim yang paling diperhitungkan. Pertama, mereka telah mengoleksi piala MSC 2019, kemudian tim landak kuning ini juga berhasil membawa pulang piala Mytel International.

Sebelum-sebelumnya juga partai final selalu diisi oleh tim Indonesia. Ajang Mytel yang sebelumnya dibahas juga mempertandingkan ONIC Esports vs EVOS Legends pada laga puncak. Lalu, di M1 EVOS bertanding melawan tim senegara yaitu RRQ Hoshi. Baru semenjak MPL Invitational muncul Bren Esports yang menjadi lawan Alter Ego.

Dari turnamen-turnamen sebelum M2 Worlds Championship, Indonesia memang patut berbangga. Akan tetapi, semenjak nama Bren Esports keluar sebagai juara dunia artinya skena esports Mobile Legends sudah mulai terbuka. Sudah banyak tim yang bisa menyaingi perwakilan dari Indonesia yang dulunya sering mendominasi.

2. Tim Indonesia Bisa Lebih Termotivasi

Via Istimewa

Mengingat sekarang pesaing dari luar negeri sudah mulai bermunculan. Harusnya dari kekalahan kemarin tim-tim dari Indonesia termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas mereka. Soalnya, selama ini kita melihat baik RRQ EVOS, ONIC, atau Alter Ego seperti berada di zona nyaman. Apalagi kalau ketika bertanding di turnamen Mobile Legends berskala internasional.

Kita bisa melihat ketika diwawancara soal persiapan tim asal Indonesia ketika ingin bertanding di M2. Entah ingin merahasiakan strategi atau mencoba merendah diri, mereka selalu mengatakan bahwa tidak ada persiapan lebih. Statement ini patut diwaspadai jika memang benar adanya. Mereka harus sadar bahwa Indonesia sudah bukan lagi kiblat dari skena esports Mobile Legends.

Via Tangkapan Layar

Jika berbicara soal gameplay, tim luar negeri terlihat lebih banyak eksperimen. Pasti kalian masih ingat meta Diggie feeder yang dipakai oleh tim Aura PH. Pada laga melawan Execration di MPL Season 6 PH, tim Aura berhasil menciptakan meta yang akhirnya menjadi panutan para pemain di ranah publik. Bisa dibilang, meta ini agak sedikit konyol jika dipakai di ranah profesional. Namun hasilnya sangat efektif.

Dari sini, kita bisa menyatakan bahwa tim luar negeri sekarang punya motivasi tinggi untuk menciptakan strat kejutan yang bisa dipakai di turnamen. Bahkan, pada ajang M2 kemarin, sempat muncul Diggie dan Harith Support. RRQ Hoshi adalah salah satu korban dari Bren sehingga Lemon dipaksakan memakai Minsithar yang bahkan bukan Hero meta atau sedang overpower.

Via Tangkapan Layar

Dari pertandingan tersebut, RRQ Hoshi jadi terkesan “kaget” dengan eksperimen yang dilakukan oleh tim Bren Esports. Oleh sebab itu, memang sudah saatnya untuk termotivasi untuk meningkatkan kualitas serta menghadirkan inovasi-inovasi yang bisa membuat musuh bertekuk lutut.

3. Esports Makin Kompetitif, Mobile Legends Bisa Lebih Mendunia

Via Tangkapan Layar

Ibarat kata pepatah “roda kehidupan pasti berputar”, fase kejayaan tim Indonesia kini tengah berada di bawah. Di ajang M2 kemarin Alter Ego dan RRQ Hoshi berhasil ditumbangkan oleh satu tim asal Filipina yaitu Bren Esports. Kehadirannya memang cukup mengejutkan soalnya di turnamen-turnamen sebelumnya, tim ini kurang menonjol.

Akan tetapi, sejak pertandingan final MPL Invitational ketika melawan Alter Ego jadi acuan bahwa mereka memang sudah berkembang dari banyak hal. Jika menarik lini waktu lebih jauh lagi. Pada ajang Mytel International, mereka sama sekali tidak dilirik karena habis dibantai oleh EVOS Esports. Momen kebangkitan ini harus diwaspadai karena bisa saja mereka terus mendominasi turnamen-turnamen internasional.

Dari semua turnamen kejuaraan dunia baik skala SEA atau global, baru M2 Worlds Championship yang tidak ada tim Indonesia-nya di partai final. Tentu kejadian ini cukup mengejutkan. Soalnya, tidak pernah terjadi sebelumnya.

Akan tetapi, sisi positifnya adalah kita para pencinta esports Mobile Legends jadi terhibur karena sekarang sudah terasa lebih hidup. Munculnya para kontestan kuat selain dari Indonesia membuat tiap pertandingan jadi sulit untuk diprediksi. Tentunya, tiap laga jadi semakin seru karena kita sudah tidak bisa lagi over percaya diri kalau Indonesia pasti akan menang.

Via Istimewa

Bukan cuma buat kita, kemenangan Bren Esports juga bisa jadi kabar baik bagi Moonton sebagai penyelenggara turnamen. Artinya, Mobile Legends tak bisa lagi disebut sebagai "game esports buat orang Indonesia saja". Persaingan yang lebih terbuka pun dapat menjadi peluang bagi game ini untuk lebih mendunia lagi.

Bisa jadi, ketika M3 atau MPL Invitational 2021 kembali digelar nantinya akan bermunculan tim-tim baru yang hebat. Sekarang memang Filipina dan Myanmar yang bisa mengejutkan publik, akan tetapi tidak menutup kemungkinan kalau Malaysia, Singapura, Jepang, bahkan Brazil akan mulai menyaingi kekuatan tim Indonesia.

Dari sini para tim Indonesia memang harus belajar, kita sudah harus meningkatkan performa. Patokannya adalah ketika MPL Season 7 berjalan nanti. Apakah akan ada inovasi yang dihadirkan atau masih stagnan dengan kemampuan yang sekarang.

Hasil susah payahnya pun akan terasa jika kita berhasil merebut kembali trofi kejuaraan dunia saat Mobile Legends semakin kompetitif. Publik pasti akan sangat bangga karena Indonesia benar-benar memenangkan kejuaraan yang diakui oleh banyak pihak. Semoga saja Mobile Legends bakal benar-benar mendunia dan Indonesia bisa terus meraih prestasi, ya!

4. Pemain Publik Jadi Punya Referensi Gameplay Baru

Via Istimewa

Mengingat betapa hebatnya tim Indonesia di turnamen skala dunia, tidak heran kalau para pemain publik menjadikan esports Indonesia sebagai kiblat dalam penentuan Hero meta atau gameplay. Pertama kali meta hypercarry muncul dari skena esports Indonesia pada MPL Season 4. Lalu, dari sini para pemain di publik mulai menerapkan strategi ini ke permainan mereka.

Lalu, penggunaan Hero Mage di sidelane juga awalnya dari Indonesia atau Uranus yang akhirnya tidak lagi jadi Tank. Gameplay yang inovatif ini berhasil membuat para pemain Mobile Legends mengkiblatkan Indonesia sebagai acuan utama. Akan tetapi kini kita sudah bisa mengacu pada tim-tim selain dari tanah air.

Kita bisa lihat betapa efektifnya Diggie pada partai final M2 kemarin, lalu adanya eksperimen dengan menjadikan Harith sebagai Support. Belum lagi Terizla juga mulai dilirik kembali setelah muncul di fase grup kemarin. Apalagi, Hero Tank Atlas ternyata jadi counter efektif untuk Silvanna yang sedang digandrungi jadi Tank.

Persoalan ini memang cukup sulit jika harus publik yang menentukan. Mau seserius apapun, kita masuk ke dalam kategori pemain kasual. Berbeda dengan para pro player yang memang harus mendalami berbagai seluk-beluk di dalam game Mobile Legends.

5. Regenerasi Talenta yang Terus Berjalan

Via Istimewa

Memang muncul rasa bangga ketika tim Indonesia terus mendominasi setiap turnamen internasional, akan tetapi akan sangat membosankan jika itu-itu lagi yang juara. Dengan dalih regenerasi, skena esports kini jadi banyak tim yang bisa difavoritkan. Selain itu regenerasi yang dimaksud bukan hanya dari segi tim pemegang gelar juara saja, juga bisa dari segi lini pemain di tim tersebut.

Di Indonesia banyak pemain yang sangat hebat, sebut saja Lemon, Xin, atau Wizzking. Mereka memang selalu diperhitungkan di skena esports baik di Indonesia maupun luar negeri. Akan tetapi, bisa saja akan ada regenerasi yang bisa membuat tim asal Indonesia jadi lebih kuat.

Apalagi di Indonesia banyak pemain publik yang skill mekaniknya bisa disandingkan. Hanya pengalaman di skena esports saja yang membedakan mereka. Optimisme yang dibawa demi memajukan esports Mobile Legends Indonesia bisa mengarah pada regenerasi pemain muda yang punya talenta hebat.

Via Tangkapan Layar

Soalnya sudah ada beberapa bukti kuat seperti hadirnya Sanz, Albertt, dan PAI. Mereka bertiga sangat bisa menjadi acuan kalau regenerasi sangat dibutuhkan. Tiap pemain yang telah disebutkan juga punya prestasi gemilang pada debutnya. Sanz dengan piala Mythel International-nya, lalu Albertt yang berperan penting atas prestasi juara back-to-back RRQ Hoshi, kemudian PAI bisa membawa Alter Ego jadi juara di MPL Invitational.

Ketiga pemain ini adalah bukti bahwa dengan adanya regenerasi akan meningkatkan kekuatan tim. bisa jadi nantinya dengan hadir para pemain baru nama Indonesia bisa harum kembali di ajang berskala internasional.

***

Kekalahan di M2 bukanlah akhir dari segalanya, Indonesia tentu masih punya peluang untuk kembali berada di puncak kejayaan. Akan tetapi untuk meraih hal tersebut memang tidak mudah mengingat kini sudah banyak pesaing yang kompeten. Tim-tim Indonesia harus kerja keras demi kembali mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata dunia. Soalnya, kita sempat menjadi yang terbaik dari yang terbaik.

Bagaimana menurut kalian? Silakan tulis jawaban di kolom komentar, ya! Jangan lupa untuk terus pantau KINCIR agar tidak ketinggalan berita terbaru seputar esports dan game lainnya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.