(REVIEW) Marvel Super War

Marvel Super War
Genre
  • MOBA
Publisher
  • NetEase
Developer
  • NetEase
Release Date
  • 19 December 2019
Rating
4 / 5

Waralaba Marvel terkenal punya banyak karakter pahlawan maupun villain yang ikonis. Bagaimana jadinya jika mereka bertempur dalam sebuah balutan multiplayer online battle arena alias MOBA? Nah, suguhan ini tersaji di game anyar besutan NetEase, Marvel Super War.

Setelah melalui banyak fase tes pada 2019 lalu, game ini meluncur menuju akhir tahun. Puluhan karakter superhero hingga para villain Marvel merupakan pilihan karakter yang cukup menarik.

Hadirnya MOBA berlisensi Marvel ini pun mengundang rasa penasaran. Apakah game ini punya daya tarik tersendiri yang diimbangi dengan kualitas? Ataukah game ini sekadar jadi MOBA baru yang numpang lewat saja? Untuk menjawab rasa penasaran tersebut, simak ulasan dari KINCIR untuk game Marvel Super War berikut ini, yuk!

Sensasi Khas MOBA dengan Karakter Ikonis Marvel

Via tangkapan layar

Di masa perilisan game ini, terhitung ada 44 karakter superhero maupun villain dari semesta Marvel yang dimasukkan. Beberapa dari mereka telah kita kenal dari semesta Marvel Cinematic Universe sementara ada juga yang belum membuat penampilan di sana.

Puluhan karakter ini jadi sajian yang menarik. Pasalnya, setiap karakter tersebut kita kenal lebih dulu punya kemampuan unik masing-masing. Marvel Super War berhasil menyediakan pilihan karakter yang berkesan lantaran “menghormati” kemampuan setiap karakternya.

Di dalam game MOBA umumnya kita mengenal role alias peran karakter. Hal ini dibedakan dari kemampuan karakter seperti tank untuk menahan damage musuh, para support yang bisa memberikan buff dan healing, hingga para damage dealer.

Via tangkapan layar

Di sini, Marvel Super War kelihatan membawa gaya MOBA milik League of Legends hingga Mobile Legends. Ada enam jenis karakter, yakni Fighter, Power, Marksman, Assassin, Tank, dan Support. Beberapa karakter juga bisa punya dua kelas sekaligus tergantung dari gaya bermain dan kemampuan miliknya.

Sebagai perbandingan, Marvel Super War berhasil menyediakan beberapa karakter yang otentik. Meski beberapa kemampuan memang terlihat mirip dengan karakter Hero di game lainnya, kombinasi dan gaya permainan setiap karakter di game ini terkesan enggak menjiplak karakter. Tengok saja uniknya karakter Yondu yang mengendalikan panah Yaka miliknya.

Namun, secara keseluruhan, inovasi yang ditawarkan pada Hero dan sistem permainannya terbilang minim. Padahal, akan lebih segar jika NetEase berani menyisipkan fitur baru seperti sistem sinergi pada Marvel Future Fight agar pemain bisa lebih taktis saat memilih Hero

Secuil Inovasi yang Menyegarkan Permainan

Via tangkapan layar

Di awal perilisannya, NetEase tak hanya menghadirkan mode MOBA klasik 5 vs 5. Mereka juga memberikan dua mode Arcade, yakni Battle for Vibranium serta Free for All. Sederhananya, Free for All mirip dengan mode Brawl dari Mobile Legends di mana para pemain akan berhadapan di satu jalur saja.

Sementara itu, Battle for Vibranium punya objektif untuk mengoleksi poin Vibranium di dalam tiga objektif yang tersebar untuk pemain menangkan tanpa adanya kehadiran creep di dalam game.

Dalam mode klasik 5 lawan 5, Marvel Super War masih mengadaptasi sistem yang hampir sama dengan Mobile Legends atau Arena of Valor. Kita akan bertarung di Wakanda, latar yang cukup ikonis dalam semesta Marvel. Ada tiga lapis Turret yang harus pemain kalahkan jika ingin menghancurkan base milik musuh dan mengklaim kemenangan.

Via tangkapan layar

Tidak hanya inovasi pada mode permainan, Marvel Super War juga menawarkan sedikit fitur baru dalam permainan. Para monster jungle yang tersebar punya beberapa aspek baru. Selain ada dua buff dari monster besar, pemain juga bisa mendapatkan tiga modul yang bisa dipakai. Kehadirannya juga acak dan menjadi rebutan di dalam permainan.

Ada modul biru yang bakal memberikan shield untuk anggota tim, modul merah untuk memberikan tambahan serangan, dan modul oranye yang memberikan tambahan creep untuk masuk ke jalur pertarungan.

Selain itu, pemain juga akan menemukan dua monster besar, yakni arwah Phanter yang fungsinya mirip seperti Turtle di dalam Mobile Legends. Nah, untuk perbandingan Lord, kita bakal bertemu dengan Surtur, monster besar yang bisa menghancurkan Asgard.

Jika mengalahkan Surtur, pemain yang menerima mahkota miliknya bisa mengeluarkannya dengan batasan waktu. Alih-alih Lord spawn secara acak dan berjalan dari markas seperti layaknya Mobile Legends.

MOBA yang Lebih Seimbang

Via tangkapan layar

Sudah jadi rahasia umum kalau game MOBA harus memiliki customization yang baik. Di dalam Marvel Super War, ada sistem emblem bertajuk Power Core yang merupakan peningkatan kemampuan Hero. Pemain bisa memilih dengan bebas build ini sehingga bisa melahirkan gaya main yang paling nyaman untuknya.

Uniknya, Power Core menggunakan nilai-nilai Infinity Stones yang ada di dalam Marvel Cinematic Universe. Satu build Power Core terdiri dari satu Isotope serta tiga modul. Setiap isotop ini diwakili oleh warna yang penggunaannya mirip dengan kekuatan para Infinity Stones. Ada enam jumlah Isotope yang nantinya bisa digunakan sebagai tambahan kekuatan untuk para karakter.

Selain Power Core, ada juga Tactic alias spell yang bisa digunakan untuk membantu pemain dalam pertarungan. Sayangnya, ketujuh spell yang ada dalam game ini mirip banget sama MOBA mobile pada umumnya.

Selain para karakter yang tampil orisinal, kehadiran Item di dalam game ini juga dibuat cukup otentik. Selain deskripsi serta benda yang melekat dengan semesta Marvel, fungsi dari banyak item juga punya mekanik yang berbeda. Penggarapan yang cukup detail ini membuat Marvel Super War sangat layak diapresiasi.

Sistem Mikrotransaksi yang Terasa Adil

Wacana kalau MOBA di mobile punya masalah mikrotransaksi memang memberatkan pemainnya. Pasalnya, Mobile Legends ataupun Arena of Valor punya sistem emblem atau medali yang harus dikembangkan pemain seiring waktu.

Untungnya, Marvel Super War membuka pengembangan karakter dengan bebas. Hanya butuh hingga level 10 saja agar pemain bisa menggunakan tiga modul untuk Power Core dan selebihnya hanya pilihan karakter yang membatasi pemain. Untuk mencapai level 10, kurang lebih butuh sekitar 15 match biasa saja dan ini membuat Marvel Super War terasa cukup adil.

Di sisi lain, pilihan karakter memang cukup memberatkan. Terlebih, ada beberapa karakter yang hanya bisa didapatkan jika pemain mengakses fitur tertentu. Karakter Thanos, misalnya hanya bisa didapat dari Museum dan pemain harus membuka Dark Star.

Via tangkapan layar

Nantinya, ada Dark Shards yang bisa pemain kumpulkan dan butuh 40 Dark Shard agar pemain bisa memiliki salah satu karakter paling ikonis di jagat Marvel ini.

Selain itu, para pilihan karakter bisa pemain dapatkan dengan mata uang game hingga voucher yang bisa dikumpulkan. Jika ingin membelinya menggunakan Credit atau mata uang premium di dalam game, butuh sekitar 150 ribu rupiah untuk Hero dengan harga paling mahal. Dengan harga tersebut, semua balik lagi ke preferensi pemain.

Meski cukup mahal dan Thanos seakan mustahil untuk dikoleksi, lagi-lagi Marvel Super War menawarkan sistem yang berimbang. Skin karakter di dalam game ini enggak punya efek tertentu seperti yang diterapkan oleh Mobile Legends dan Arena of Valor sehingga pemain bisa bertarung tanpa takut menghadapi lawan yang lebih “unggul”.

Potensi Esports di Masa Depan

Via tangkapan layar

Mampu membuat permainan yang berimbang di awal membuat Marvel Super War layak diangkat jadi sebuah game esports. Tapi, tentunya sang pengembang harus pelan-pelan mengajak para pemain. Pilihan Hero yang masih berjumlah 44 terhitung sangat sedikit, apalagi pemain butuh waktu untuk mengoleksi Hero yang dikunci.

Untuk esports, Marvel Super War juga memiliki pertarungan yang cukup memikat untuk dilihat. Fase permainan yang relatif lebih lama membuat game ini punya gaya yang agak berbeda. Ini terlihat dari monster hutan yang punya beragam fungsi sehingga tiap tim harus memikirkan cara untuk menguasainya.

Marvel dan Disney tentu punya “suntikan dana” yang lumayan besar jika mereka mau memberi modal pada ekosistem esports dari game ini. Bukan enggak mungkin jika setahun ke depan kita dapat melihat panggung esports Marvel Super War yang cukup megah.

***

Dengan kecenderungan orisinalitas serta kemampuan yang terbuka buat para pemain, game ini terkesan fleksibel dan ramah buat pemula. Marvel Super War menawarkan banyak karakter serta gaya permainan yang baik dan bukan enggak mungkin kalau game ini bisa menarik perhatian pemain untuk pindah game.

Keunggulan ini tentu jadi nilai lebih bagi penggemar setia semesta Marvel. Kehadiran karakter-karakter ikonis seperti Captain America, Iron Man, Thor, dan lainnya tentu jadi daya tarik tersendiri.

Namun, harus diakui untuk saat ini Marvel Super War lebih bersifat kasual dibanding kompetitif. Sebelum NetEase menginisiasi kompetisi resmi, enggak heran jika nantinya pemain mulai merasa jenuh sehingga terpaksa “pulang” ke MOBA langganannya.

Bagaimana menurut kalian sendiri dengan game ini? Kalau sudah coba, jangan sungkan untuk berikan rating versi kalian di kolom review atas, ya! Sementara itu, ikutin terus review game lainnya hanya di KINCIR.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.