Meramal Nasib Esports Mobile Legends di 2021, Makin Menggebrak atau Stagnan?

– 2020 memang cukup berat karena pandemi, tapi Moonton berhasil membawa esports Mobile Legends jadi lebih besar
– Pertanyaannya, apakah tahun depan perjalanan mereka semulus tahun ini?

Selama tahun 2020 ini, kita selalu disuguhkan turnamen dengan format yang sama. Jauh menarik ke belakang, sepertinya franchise league dari Moonton akan menemukan momen penting kalau tidak diberikan formula baru tahun depan. Soalnya, kita sudah tiga musim disuguhkan dengan skena kompetitif yang serupa. Jika tidak ada gebrakan baru, kemungkinan akan ada resiko di 2021.

Di tahun yang baru memang harus ada hal baru untuk skena esports Mobile Legends Indonesia. Soalnya selama setahun Moonton telah bermain di zona nyaman dan sepertinya akan berdampak ketika hal tersebut terus berlanjut.

Mari sedikit berspekulasi soal masa depan esports Mobile Legends di tahun 2021. Simak artikel berikut.

Moonton Butuh Putar Otak Tahun Depan

Via Istimewa

Setahun ke belakang, skena kompetitif Mobile Legends memang ramai digandrungi oleh para penggemar esports tanah air. Apalagi di turnamen kasta tertingginya yaitu Mobile Legends Professional League setelah disematkan format franchise league. Akhirnya sejak musim keempat, skena esports Mobile Legends di Indonesia di dominasi oleh delapan tim yang itu-itu lagi.

Format ini menimbulkan pertanyaan, sampai kapan format ini bisa membuat turnamen MPL bertahan? Soalnya, setelah delapan tim sama-sama berprestasi tidak ada lagi nilai prestisius untuk mempertahankan gelar. Lalu apa langkah baru yang akan dibawa oleh Moonton agar umur skena esports Mobile Legends bisa panjang?

Via Istimewa

Di sisi lain, pandemi berhasil menghantam turnamen ini secara keras. Perpindahan dari offline ke online tentu punya dampak tersendiri. Meskipun hampir turnamen esports di seluruh dunia kena dampak, ada yang berhasil breakout yaitu League of Legends Worlds Championship 2020. Riot Games mengusung turnamen offline setelah kurang lebih setahun mengandalkan live stream saja.

Sedangkan Moonton masih main aman dengan format online. Mengingat turnamen ini ditonton oleh banyak orang, ada kemungkinan sang penyelenggara jadi nyaman dan terus mengandalkan format ini. Kalau saja terjadi, penggemar pasti kecewa karena tidak bisa menyaksikan tim kesayangannya secara langsung.

Sebagai empunya game serta skena esports Mobile Legends, Moonton wajib putar otak agar bisa membawa gebrakan baru tahun depan. Kalau masih main di zona nyaman, tentunya akan sangat disayangkan karena ada banyak hal potensial yang bisa digali dari esports Mobile Legends.

Delapan Tim Masih Mendominasi, Kapan Tim Lainnya?

Via Istimewa

Format franchise league memang punya nilai plus minus. Pertama, gelaran MPL jadi jauh lebih besar daripada musim-musim awal. Kedua, hadiah yang digelontorkan dari hasil “patungan” juga meningkat drastis. Akan tetapi, di Indonesia hanya akan ada delapan tim saja yang mendominasi skena esports tanah air. Sisanya harus kerjibaku untuk mencari popularitas serta prestasi.

Tahun depan juga dipastikan tidak jauh berbeda. Skena esports Indonesia kurang warna karena kita hanya disuguhkan turnamen Major yang terus diisi oleh delapan tim. Terkecuali Moonton mau melebarkan slot tim MPL lebih banyak lagi. Ada kemungkinan bahwa kita akan disuguhkan tim debutan MPL yang baru.

Via Istimewa

Sayangnya, belum juga ada kabar terkait hal tersebut dan sepertinya kita masih harus menyaksikan RRQ Hoshi mendominasi jalannya turnamen atau Alter Ego yang mencoba menyalip sang raja. Intinya sirkulasi di skena esports tanah air akan berkutat di satu lingkaran yang sama. Bisa jadi, nasib yang sama dialami oleh Mpl di regional lainnya.

Lagipula meskipun Moonton sudah membuka slot baru, sepertinya harga yang dipatok oleh Moonton masih terlalu besar untuk takaran tim-tim lokal di Indonesia. Akan tetapi pasti ada solusi dari hal ini jika sang pengembang ingin membuat turnamen Mobile Legends jadi semakin kompetitif baik di Indonesia atau di regional lainnya.

Via Istimewa

Jauh di Eropa, format yang sama juga digunakan oleh Valve untuk skena esports CS:GO di ESL Pro Tour. Akan tetapi, di dalam turnamennya tetap ada tim yang masuk Main Event lewat jalur kualifikasi regional. Hal ini yang membuat banyak turnamen di Eropa khususnya untuk game CS:GO jauh lebih berwarna.

Sepertinya Moonton belum siap jika harus mengikuti langkah Valve, soalnya butuh “pengorbanan” lebih untuk sampai pada tahap itu. Meskipun sangat potensial tapi Moonton harus melakukan banyak hal agar tujuan tersebut tercapai.

M2 Offline Bisa Jadi Gebrakan Kuat

Via Istimewa

Setahun ini kita disuguhkan dengan turnamen online, tapi di tahun depan Moonton sudah mencanangkan bakal menggelar M2 Worlds Championship 2021 secara offline di Singapura. Tentu, hal ini adalah angin segar bagi para penggemar skena kompetitif Mobile Legends. Apakah ini pertanda bahwa turnamen-turnamen selanjutnya akan digelar dengan format yang sama?

Kita harus menunggu kepastiannya setelah hasil dari M2 Worlds Championship apakah sukses digelar atau tidak. Soalnya, keberhasilan turnamen ini bisa jadi “bekal” penting untuk Moonton ketika ingin menggelar turnamen esports offline di Indonesia. Selain itu, mereka juga harus melihat kondisi dan situasi apakah memungkinkan atau tidak.

Via Istimewa

Gebrakan ini bisa memicu para penyelenggara turnamen esports lainnya untuk mengadakan turnamen dengan format serupa. Soalnya, di judul game lainnya seperti PUBG Mobile akhirnya mengalah dengan keadaan dan memakai pertandingan online. Meskipun turnamen online memiliki peningkatan dari segi viewers, tapi hype serta euforia ketika melihat tim beradu di dalam satu arena jadi hilang.

Kalau saja M2 bisa jadi pionir untuk menggerakkan semangat para penyelenggara lain. Besar kemungkinan esports Mobile Legends akan semakin jauh lebih dipandang di Indonesia atau Asia Tenggara. Tentunya, semua berdasarkan keberhasilan Moonton menggelar turnamen di tahun 2021 nanti.

***

Sebagai salah satu game esports mobile terbesar, Mobile Legends punya banyak tantangan di tahun 2021 yang harus dihadapi. Pasalnya, sepanjang tahun ini pihak penyelenggara sudah berada di zona nyaman.

Untungnya mereka berhasil mencetuskan turnamen offline pertama di ranah esports mobile. Bisa saja dari langkah ini Moonton menjadi pionir untuk menggerakan para penyelenggara lainnya.

Bagaimana tanggapan kalian? Silakan tulis jawabannya di kolom komentar, ya! jangan lupa juga untuk terus pantau KINCIR agar tidak ketinggalan berita terbaru seputar esports dan game lainnya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.