(Mobile Legends) SaintDeLucaz, Mantan Pro Player Dota 2 yang Kini Sukses Jadi Pelatih

Sempat menjadi pro player Dota 2 dan mengikuti ajang pencarian bakat, kini SaintDeLucaz sukses menjadi pelatih tim Mobile Legends Genflix Aerowolf.


Terlepas dari keseruan MPL Season 7, ajang ini memang sukses menampilkan aksi-aksi memukau dari para pro player Mobile Legends papan atas. Tak hanya para pemain, sosok pelatih juga jadi pusat perhatian ketika berhasil memenangkan pertandingan.

Enggak hanya menyaksikan adu kuat antar pemain, tapi di ajang tersebut juga jadi kontes strategi untuk pada pelatih agar bisa memenangkan pertandingan. Sebagai salah satu sosok pelatih yang sukses menarik perhatian adalah SaintDeLucaz dari Aerowolf. Mantan pemain Dota 2 ini pun sukses membangiktkan kekuatan dari serigala yang sedang tidur.

Nah, KINCIR berkesempatan ngobrol-ngobrol santai dengan SaintDeLucaz dan berbincang tentang perjalanan karirnya di esports. Yuk simak di bawah ini.

Pernah Jadi Anak Warnet hingga Bolos Sekolah

Pernah Jadi Anak Warnet hingga Bolos Sekolah
Pernah Jadi Anak Warnet hingga Bolos Sekolah Via Istimewa.

Kecintaan kepada game memang enggak hanya untuk orang dewasa saja. Pasalnya, zaman sekarang anak-anak enggak sedikit yang telah jatuh cinta kepada game. SaintDeLucaz mengaku telah mengenal game sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak.

Saat itu, game pertama yang dimainkan adalah Tetris. Naik ke Sekolah Dasar, SaintDeLucaz telah mengenal warung internet (Warnet) dan memainkan game Gunbound hingga akhirnya membuatnya jadi kecanduan untuk bolak-balik warnet saat itu.

Bahkan, saking gemarnya bermain game, mantan pemain profesional ini pun sampai bolos sekolah hingga satu bulan lamanya hanya untuk bermain di warnet. Saat itu, dia telah mengenal game FPS, yaitu Point Blank.

“Kenal game itu dari TK dengan bermain Tetris. Lalu saat masih SD saya sudah kenal dengan warnet dan bermain Gunbound. Saking senangnya bermain di warnet, saya juga pernah bolos sekolah sampai satu bulan buat main Point Blank waktu kelas 1 SMA,”.

Jatuh Cinta dengan Dota 2 Sejak SD

Jatuh cinta kepada Dota 2 sejak kelas 5 SD
Jatuh cinta kepada Dota 2 sejak kelas 5 SD Via Istimewa.

Setelah mencoba berbagai game, SaintDeLucaz memantapkan hatinya ke Dota 2. Sejak 5 Sekolah Dasar (SD), dia pun selalu menyempatkan diri untuk pergi ke warnet dekat rumahnya untuk bermain game besutan Valve ini.

Siapa sangka, dari yang tadinya hanya bocah yang gemar bolak-balik warnet bisa sukses memperkuat tim Dota 2 papan atas di Indonesia, yaitu BOOM Esports. Dari mengikuti turnamen-turnamen kecil hingga mewakili Indonesia di ajang kancah internasional.

“Sejak kelas 5 SD saya sudah jatuh cinta sama Dota 2. Setiap hari pasti main game ini ke warnet. Dari ikut turnamen kecil-kecilan hingga solo rank untuk naikin MMR, saya dapat tawaran untuk bergabung ke tim esports, seperti Pondok Gaming dan BOOM Esports,”.

Putuskan Terjun ke Esports hanya Berbekal Dukungan dari Sang Kakak

Putuskan Terjun ke Esports hanya Berbekal Dukungan dari Sang Kakak
Putuskan Terjun ke Esports hanya Berbekal Dukungan dari Sang Kakak Via Istimewa.

Sewaktu esports belum berkembang seperti sekarang, stigma miring memang kerap menghampiri industri ini. Pasalnya, masyarakat hanya mengenal esports dengan hanya bermain game semata. Begitu juga dengan SaintDelucaz yang enggak dapat restu dari keluarganya.

Hanya sang kakak yang saat itu yang mendukung jalannya di esports. Sewaktu memasuki semester akhir kuliah, dia pun izin untuk mengikuti turnamen di Pondok Gaming. Diharuskan untuk pergi ke Jakarta dan membawa uang seadanya, mantan pemain Dota 2 ini pun langsung meninggalkan Bandung yang merupakan tempat tinggalnya.

Dari turnamen tersebut, akhirnya dia pun membuktikan jika ranah ini bisa menghasilkan uang. Hadiah juara yang didapat dari mengikuti turnamen di berikan ke orang tua sebagai bukti sembari meminta izin untuk bergabung dengan tim Pondok Gaming. Enggak sampai di situ, dia juga menjelaskan jika di sana akan mendapatkan gaji dan juga tempat tinggal.

“Kalau dulu mau terjun ke esports pasti dilarang. Saya pun juga merasakan. Hanya abang yang mendukung saat itu dan nekat pergi ke Jakarta untuk ikut turnamen Dota 2. Dari menang turnamen tersebut diberikan hadiahnya ke orang tua. Awalnya memang ditanya dari mana duitnya, tapi saya jelaskan ini dari main game. Saya juga izin pergi ke Jakarta karena dapat tawaran gabung di tim dan sudah ada gajinya. Saat itu juga langsung di dukung,”.

Hijrah ke Mobile Legends dengan Ikuti Salah Satu Ajang Pencarian Bakat

Setelah memutuskan untuk beristirahat dari skena kompetitif dan berpisah dengan BOOM Esports, nama SaintDeLucaz memang tak terdengar lagi. Tapi, sebenarnya dia juga pernah bergabung dengan skuad RRQ divisi Dota 2.

Enggak seperti pemain hijrah lainnya yang terjun ke Mobile Legends dengan langsung jadi pemain atau pelatih, dia pun mengikuti ajang pencarian bakat pro player di salah satu stasiun televisi, yaitu Esports Star Indonesia dan meraih runner up.

Di awal 2020 sebenarnya para veteran Dota 2 yang ingin terjun ke Mobile Legends telah membuat tim, seperti Facehugger, 2Hoi, Vlaicu, Aville, Yabyoo, SaintDeLucaz, dan Bubu. Sayangnya, niat untuk bisa ikut MPL, namun malah bubar ditengah jalan karena kesibukan masing-masing.

“Awal 2020 saya diajakin sama Aville buat pindah ke Mobile Legends. Waktu itu juga udah buat tim sama para mantan pemain Dota 2 lainnya. Sayangnya harus bubar di pertengahan tahun. Sampai akhirnya saya dan Aville masuk Esports Star Indonesia dan jadi juara kedua,”.

Debut di MPL Season 7 hingga Sukses jadi Pelatih Bersinar

SaintDeLucaz sukses pada debut pertamanya sebagai pelatih Mobile Legends di MPL Season 7
SaintDeLucaz sukses pada debut pertamanya sebagai pelatih Mobile Legends di MPL Season 7 Via Istimewa.

Walaupun berbeda game namun sama genre, yaitu MOBA, berbekal dengan segudang pengalaman dan prestasinya, SaintDeLucaz memantapkan diri jadi sosok pelatih dari pada pemain. Hal ini melihat dari usianya dan juga memberikan kesempatan untuk pemain muda.

“Abis acara Esports Star Indonesia, saya berfikir kalau memang udah ga bisa jadi pemain lagi. Dari pada dipaksa mending asah kemampuan jadi pelatih dan memberikan kesempatan kepada pemain muda,”.

Mendapatkan tawan untuk jadi pelatih Aerowolf, jadi tantangan baru untuk SaintDeLucaz, mengingat posisi ini pernah diisi oleh pelatih bertangan dingin, Acil. Walaupun di awal musim dijalani dengan berat karena alami lose streak.

Memang, Aerowolf diisi oleh pemain veteran, seperti Watt dan Kido. Enggak hanya itu, pemain lain juga punya kemampuan mumpuni, yaitu Clay, Fredo, Rinazmi, Marz, dan Bravo. Namun, dengan strategi jitu dari sang pelatih, mampu membuat tim ini jadi kuda hitam karena mampu mengalahkan tim-tim unggulan, seperti EVOS, ONIC, RRQ, dan Alter Ego.

“Sebenarnya, saya masih bingung soal keberhasilan Aerowolf di MPL Season 7 ini. Yang jadi pertanyaan, apakah benar ini gara-gara saya atau memang para pemain yang sudah jago. Tapi, ini introspeksi diri untuk kedepannya agar lebih baik dan enggak merasa puas,”.

***

Bagaimana tanggapan kalian dengan kisah SaintDeLucaz mantan pemain Dota 2 yang sukses jadi pelatih Mobile Legends? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.