Skin Trial Mulu! Ini Dosa-dosa Moonton Sebagai Pengembang Mobile Legends

-Moonton adalah perusahaan game yang terkenal lewat game Mobile Legends.
-Banyak keputusan yang mereka ambil terlalu memberatkan penggemarnya.

Mobile Legends jadi game yang penuh sensasi. Bohong jika ada teman yang kalian kenal belum pernah main game tersebut. Pasalnya, MOBA di mobile ini cukup seru jika dimainkan, apalagi bersama dengan teman-teman. Sang pengembang, Moonton pun mendapat banyak perhatian.

Perusahaan game asal Shanghai, Tiongkok ini mulanya bernama YoungJoy Technology. Setelah berhasil merilis Mobile Legends: Bang Bang pada 2016 silam, popularitasnya terus naik hingga jadi salah satu game terpopuler di Indonesia. Meski begitu, enggak jarang banyak langkah yang diambil perusahaan tersebut kurang berkenan dengan penggemarnya.

Penasaran kesalahan apa saja yang membuat Moonton kurang berkenan di penggemarnya? Simak penuturan KINCIR berikut ini!

1. Mikrotransaksi Mobile Legends yang Mencekik

Via istimewa

Bagi para pemainnya, mengeluarkan uang di game ini bisa jadi tidak bermasalah. Padahal, praktik tersebut cukup memberatkan lantaran banyak sekali hal yang dijual oleh Moonton di gamenya. Mulai dari Hero, skin, hingga perintilan lain yang bisa menambah kemampuan atau hanya berupa kosmetik dijual oleh Moonton.

Mikrotransaksi di Mobile Legends memang kebebasan dari sang pengembangnya. Para pemain juga sebenarnya bisa menabung in-game currency berupa Battle Points atau Ticket agar bisa membeli Hero atau kosmetik.

Bukan cuma soal Hero, mikrotransaksi pun bisa dilakukan untuk pembelian aset-aset lain seperti emblem. Masalahnya, emblem dapat memengaruhi atribut pemain dalam permainan. Jadi, mereka yang punya lebih banyak uang tentu lebih berpeluang untuk bisa memenangkan pertandigan.

2. Eksklusivitas Turnamen Esports Bikin Ekosistem Sepi

Pada Agustus 2019, Moonton menyatakan bahwa setiap turnamen Mobile Legends harus mendapatkan izin dari sang pengembang. Jika ketahuan mengadakan turnamen berhadiah besar tanpa membayar royalti kepada pengembang, nantinya pelaksana bisa terkena tuntutan.

Sebenarnya, aturan ini tetap memberikan ruang bagi mereka yang ingin menyelenggarakan turnamen kecil-kecilan. Misalnya, hadiah di bawah 500 dolar masih bisa dijalankan tanpa izin dari Moonton. Durasi dari turnamen pun hanya boleh berjalan selama waktu kurang dari dua minggu saja.

Dampaknya, penyelenggara turnamen amatir pun tak bisa seleluasa dulu menjalankan turnamen. Padahal, turnamen-turnamen seperti inilah yang justru menghidupkan ekosistem esports Mobile Legends.

3. Franchise League MPL Kubur Mimpi Tim Amatir

Via istimewa

Setelah mengobarkan bendera eksklusivitas turnamen, Moonton juga menggelar sistem franchise league yang dimulai pada MPL Season 4, 2019 silam. Pada saat dikobarkan, turnamen ini meminta harga franchise sebesar 15 miliar rupiah atau sekitar 100.000 ribu dolar Amerika bagi setiap tim yang ingin ikut.

Tentu tim-tim amatir tidak bisa turun langsung berkompetisi di gelaran akbar ini. Malah, sistem franchise league pada akhirnya menjadi ajang tertutup bagi 16 tim yang rela mempertaruhkan uang yang tidak sedikit. Meski begitu, para pemain individual masih bisa bersinar di ajang MLBB Development League (MDL) yang diselenggarakan secara regional dan masif.

4. Kurang Agresif Melawan Cheat

Via istimewa

Game online apalagi yang mengusung multiplayer tentu bisa menghadapi kendala cheater yang menjamur. Moonton pun seakan-akan kurang serius menghadapi masalah cheater ini. Pasalnya, masih banyak cheater yang berkeliaran dan dengan bebas melangsungkan exploit.

Moonton tampaknya belum mencanangkan proteksi bagi gamenya. Pasalnya, cheat yang sudah tembus enggak bisa dilawan hanya dengan sistem ban saja. Harus ada perlindungan dari dalam agar game ini enggak dicurangi perilaku seperti tersebut ke depannya.

5. Lag Server yang Dibayar dengan Skin Trial

Via istimewa

Sejak Mobile Legends dirilis empat tahun silam, game ini sering mengalami kendala server yang lag. Malah, hal tersebut bisa mengganggu satu pertandingan dari para pemainnya. Padahal, mereka juga sempat mengusung sistem matchmaking yang terintegrasi agar pengalaman bermain bisa lebih nyaman.

Lagging yang dialami pemain sebenarnya cukup aneh. Dari satu koneksi yang sama, bisa jadi hanya satu pemain saja yang merasakannya. Selebihnya, pemain lain bisa mengakses game tanpa kendala.

Kasus lag belum lama ini dirasakan oleh pemain Mobile Legends (6/7). Moonton tidak menjelaskan apa yang jadi penyebab lag server tersebut. Lebih ironisnya, mereka selalu memberikan kompensasi berupa skin trial yang sebenarnya tidak begitu bermanfaat.

***

Nah, bagaimana menurut kalian dengan kesalahan-kesalahan Moonton ini? Apakah kalian juga punya keluhan kepada sang pengembang Mobile Legends? Jangan sungkan untuk bagikan kesan kalian di kolom komentar bawah, ya! Terus ikutin juga berita game serta tulisan menarik lainnya hanya di KINCIR.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.