ONIC, Tim Paling Ditakuti di Piala Presiden Esports 2019

ONIC Esports sukses menorehkan hasil gemilang sejauh ini di kualifikasi tertutup Piala Presiden Esports 2019 serta gelaran MPL musim ketiga. Hal tersebut memperlihatkan bahwa mereka tengah berada pada performa yang sangat baik saat ini. Kondisi tersebut dapat menjadi penanda kuat bahwa si “Landak Kuning” akan dengan mudah melangkah ke babak Main Event Piala Presiden Esports 2019 mendatang.

Prediksi tersebut pun terbukti tepat. Tak pernah menelan satu pun kekalahan, ONIC pun berhasil menjadi pemuncak klasemen akhir Grup A Kualifikasi Tertutup Piala Presiden Esports 2019. Hal ini pun menunjukkan bahwa dominasi mereka di skena esports Mobile Legends di Indonesia masih berlangsung.

Nah, bagaimana ONIC bisa mencapai hal-hal yang mereka rasakan sekarang? Sebagai penggemar Mobile Legends dan skena kompetitifnya, pastinya kalian bakal penasaran dengan sepak terjang tim berlogo Landak berwarna kuning ini. Untuk itu, yuk simak bersama profil tim ONIC yang dikompilasikan dari hasil wawancara dengan KINCIR di bawah ini!

  1. Lu “SaSa” Khai Bean
  2. Maxhill “AntiMage” Leonardo
  3. Teguh “Psychoo” Iman
  4. Muhammad “Udil” Julian
  5. Adriand “Drian” Larsen

 

Dari ONIC NV Menjadi ONIC Esports

 
 
 

View this post on Instagram

Kiri ke kanan Teguh Saputra @teguhsaputra420 Muhammad Julian Ardiansyah @udilsurbakti James @james931939 Mohamed Norazlan Shah @afxlanca_sylv Ben @khaibean0129 Jangan lupa difollow juga ya IG member ONIC NV. ???????????? – – – #ONICESPORTS #ONICNV #ONICMLBB #GOONIC #SONIC

A post shared by ONIC (@onic.esports) on

Sebelum bermain dengan ONIC, Udil, SaSa, dan Psychoo dulunya bermain dengan nama ONIC NV. Meski kerap dianggap sebagai tim kedua ONIC, NV berhasil menjadi nama besar di skena esports Mobile Legends. Tim ini dikenal berkat deretan prestasi mereka, sebut saja runner-up gelaran SEACA. Di babak final, mereka kalah dari tim juara MSC 2018 asal Filipina, Bren Esports.

Namun, apakah kalian tahu bagaimana ONIC NV pertama kali terbentuk? Ternyata, ONIC NV pertama kali diinisiasi oleh salah satu punggawa skuat utama ONIC kala itu, Hansen “Spade” Meyerson. Spade mengajak Udil, Psychoo, dan SaSa kala itu untuk membentuk suatu tim esports. 

“Spade yang pertama kali menginisiasi ONIC NV. Dia mengajak gua (Psychoo), Udil, SaSa, dan dulu ada James dan Silvi juga,” ujar Psychoo.

Menurut pengakuan Psychoo, ONIC NV berubah menjadi ONIC Esports sejak ditinggal oleh James “James” Chen ke PSG.RRQ. Dia pun digantikan oleh Drian. Masuknya Drian menjadi salah satu penanda lahirnya ONIC Esports kala itu. Enggak cuma itu, bila ONIC NV memiliki tiga orang pemain dari luar Indonesia, ONIC Esports hanya menyisakan satu orang warga negara asing, yaitu SaSa.

“Tim ONIC NV bubar. James waktu itu diganti oleh Drian. Jadilah ONIC. Sesimpel itu, sih. Dan saat ini, orang luar (non-Indonesia) cuma satu, tinggal SaSa saja,” ujar Psychoo.

 

Aliansi Para "Kage"

 
 
 

View this post on Instagram

Koalisi Aliansi Sinobi Para Kage telah siap berdiri untuk melawan ancaman dari …. ( masi menunggu nama dari pihak terlibat :v ) !!! @eiduart @ryanggwp

A post shared by ONIC.Udil (@udilsurbakti) on

ONIC Esports sempat dikenal sebagai tim para “Kage”. Pasalnya, para pemain ONIC Esports saat itu sempat menggunakan nama para Kage dalam animasi Naruto sebagai in-game name (IGN) mereka, yaitu Hokage, Raikage, Kazekage, Mizukage, dan Tsuchikage. Penggunaan nama tersebut seperti gimmick permainan yang berhasil untuk memancing perhatian para pecinta skena esports.

Penggunaan nama Kage tersebut ternyata hanya untuk kesenangan semata saja. Kage yang merupakan lima orang terkuat menjadi cara yang menarik untuk diikuti oleh para pemain ONIC saat itu. Karena alasan kesenangan dan kekuatan dari para Kage itulah yang mebuat para pemain ONIC mengganti nama mereka.

“Waktu itu udah bukan ONIC NV lagi. Saat itu, udah ONIC Esports. Alasan kami cuma buat senang-senang doang. Kage, kan, lima orang terkuat dari masing-masing desa. Jadi, kami ikutin aja,” ujar sang kapten, Udil, yang menggunakan nama Hokage.

 

Persiapan Grand Final Piala Presiden Esports 2019

 

Piala Presiden Esports 2019 menjadi arena pertarungan yang menarik bagi ONIC. Mereka mengaku bahwa mereka harus berhadapan dengan tim-tim kelas atas yang sama kuatnya di mata mereka. Kondisi tersebut membuat Udil dan kawan-kawan harus menghadapi arena pertarungan dengan persiapan prima.

ONIC mengaku melakukan latihan selama enam jam dalam sehari. Bagi mereka, untuk menjaga performa permainan tetap baik hanya diperlukan konsistensi dalam berlatih.

“Latihan seperti biasa, yakni selama enam jam setiap harinya. Intinya, konsisten aja dengan latihan yang ada. Terakhir, kalahkan semua musuh yang ada,” ujar Psychoo.

 

Lawan Terberat

 

Piala Presiden Esports 2019 memang dipenuhi oleh tim-tim unggulan, mulai dari PSG.RRQ, EVOS Esports, Aerowolf Roxy, sampai ONIC sendiri. Setiap tim peserta tersebut pasti memiliki satu tim terberat untuk mereka hadapi.

Bagi ONIC, Aerowolf Roxy adalah tim terberat yang harus mereka hadapi. Aerowolf Roxy memang memperlihatkan performa permainan yang gemilang belakangan ini. Salah satunya buktinya adalah dengan bercokolnya mereka pada urutan ketiga di papan klasemen sementara MPL musim ketiga.

Uniknya, ONIC sebenarnya tim yang paling ditakuti oleh banyak tim di Piala Presiden Esports 2019. Sebelumnya, tepat sebelum tulisan ini dirilis, Aerowolf Roxy juga ikut menyatakan hal senada. Menanggapi hal tersebut, ONIC terlihat santai saja. Namun, mereke memperingatkan tim-tim tersebut bahwa mereka bukanlah tim yang mudah dikalahkan.

“Lawan terberat bagi kami saat ini adalah Aerowolf Roxy. Kalo, Psychoo mungkin beda. Bagi dia mungkin PSG.RRQ, ya,” ucap AntiMage.

 

Kunci Kekompakkan ONIC

 

ONIC merupakan salah satu tim yang memiliki performa dengan baik dengan sangat konsisten. Performa yang baik tersebut berasal dari chemistry para pemainnya yang sudah terbentuk. Intensitas bertemu yang setiap hari membuat ONIC dapat membangun chemistry para pemainnya. Bagi ONIC, pertemanan merupakan suaut hal penting untuk menajga kekompakkan para pemain dalam pertarungan.

 “Kami setiap hari ketemu dan bergaul dengan yang itu-itu aja (orang yang sama), jadi di mata kami itu seakan enggak ada orang lain. Satu teman hilang, kesannya seperti kehilangan segalanya. Jadi, intinya itu tentang chemistry pertemanan sih” ucap “Udil”.

Namun, bagaimana komunikasi ONIC dapat berjalan lancar mengingat SaSa menggunakan bahasa Inggris? Nyatanya, hal tersebut tidak menjadi halangan bagi mereka untuk berkomunikasi. Pasalnya, SaSa mampu berbahasa Melayu walau dengan kemampuan yang terbatas. Dengan kondisi tersebut, kekompakkan tim ONIC pun masih dapat terus terjaga.

“Enggak pernah ada kendala bahasa selama kita bersama. Soalnya, SaSa juga sebenarnya bisa bahasa Melayu, walau sedikit-sedikit, sih” ucap Psychoo.

***

Bagaimana menurut kalian mengenai tim ONIC yang kelihatannya siap menjadi yang terbaik di babak utama Piala Presiden Esports 2019? Silahkan tulis pendapat kalian di kolom komentar. Serta, ikuti terus perjalanan tim KINCIR selama Main Event Piala Presiden Esports 2019 yang akan dilangsungkan pada 30-31 Maret 2019 di Istora Senayan, Jakarta!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.