Rahasia Kebangkitan EVOS di Grand Final MPL Season 2

Kebangkitan EVOS? Bagi sebagian orang, mungkin dua kata tersebut terdengar mengada-ngada setelah melihat kekalahan telak tim berlambang harimau putih ini di partai final Mobile Legends Professional League (MPL) Indonesia 2018. Namun, bagi penggemar Mobile Legends yang sejak lama mengikuti kiprah EVOS di Regular Season MPL Season 2, pasti lo setuju jika perjalanan mereka dari awal hingga gelaran berakhir layak disebut sebagai kisah 'Cinderella'.

Sembari merasakan gegap gempita Grand Final MPL Indonesia, tim Kincir berkesempatan untuk mencari jawaban atas kebangkitan EVOS kepada para pemain dan manajemen tim. Oleh karena itu, yuk bongkar ramai-ramai rahasia di balik bangkitnya EVOS di ajang MPL Season 2!

 

Sempat Terpuruk dan Pesimis

Kabar tentang jatuh dan terpuruknya mental pemain EVOS ternyata memang benar adanya. Kekalahan mereka atas ONIC dan RRQ di minggu-minggu pertama Regular Season membuat mereka sempat merasa tak yakin dengan kemampuan sendiri. Bahkan, mereka sempat benar-benar merasa enggak yakin bakal tembus babak Playoff atau Grand Final.

Yap, EVOS melalui perjalanan yang berat dan berliku sepanjang gelaran MPL Season 2. Di minggu pertama Regular Season, EVOS terpuruk di dasar klasemen setelah kekalahan telak atas ONIC. Penggemar pun makin pesimis dengan EVOS karena hanya naik dua peringkat di minggu kedua, lalu naik satu peringkat lagi di pekan selanjutnya.

Perlahan tapi pasti, EVOS mulai menemukan performa terbaiknya yang biasa mereka tunjukkan. Di minggu keempat, EVOS naik ke peringkat lima. Tren positif yang terus dipertahankan oleh Justin "JessNoLimit" Tobias dan kawan-kawan pun membuat EVOS duduk di peringkat keempat klasemen akhir Regular Season MPL Season 2. Mereka pun berhak mendapat jatah berlaga di upper bracket di Grand Final bersama ONIC, Aerowolf, dan RRQ.

"Kekalahan mereka di minggu-minggu awal bikin para pemain pusing. Sempat pesimis, mereka akhirnya sadar dan berkomitmen untuk bangkit. Hasil jerih payah mereka bisa kita lihat bersama lewat performa mereka di Grand Final," ujar Reno, manajer tim EVOS.

 

'Pensiun' Jadi Content Creator

Enggak mau jatuh di lubang yang sama, para pemain dan manajemen tim pun berembuk untuk menemukan jalan keluar. Para pemain pun mengakui mereka terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Terutama urusan bikin konten dan bermain di game lain. Mereka pun berkomitmen untuk serius berlatih dan memperbaiki performa dengan beberapa cara yang akan dibahas di poin selanjutnya,

Setelah berdiskusi dengan manajemen, para pemain pun berkomitmen untuk serius berlatih. Salah satu hal yang pertama kali mereka lakukan adalah meninggalkan kesibukan mereka sebagai content creator.

"Kami akui terlalu sibuk syuting dan bikin konten hingga enggak sempat mikirin MPL. Untungnya semua pada mau ngorbanin kesibukannya jadi creator dan berkomitmen buat serius berlatih," jelas Steven "Marsha" Kurniawan, kapten sekaligus tanker EVOS.

 

Tinggal Bersama di Gaming House

Setelah meninggalkan kesibukan lain, para pemain masih merasa ada yang harus mereka lakukan untuk mempererat chemistry. Untuk itulah manajemen EVOS mewajibkan para pemain untuk tinggal bersama di gaming house. Sebelumnya, para pemain tinggal di rumah atau tempat tinggalnya masing-masing.

Chemistry adalah faktor yang dirasa penting untuk meningkatkan performa tim. Maka dari itulah ide untuk tinggal bersama di gaming house ini dicetuskan. Berkat kebijakan ini, para pemain pun bisa berlatih di tempat yang sama dan melatih komunikasi serta koordinasi tim saat bermain.

"Selama ini, kami lebih sering bermain dan berlatih secara daring. Jujur, urgensinya memang tak terasa. Makanya kewajiban untuk tinggal di gaming house ngebantu banget buat ningkatin komunikasi antar tim," ujar Sebastianus "ios" Kusuma, tanker EVOS.

 

 

Latihan 12 Jam Sehari

Kalau lo rasa tinggal bareng di gaming house masih sepele banget, artinya lo belum tahu fakta bahwa lima pemain EVOS diwajibkan berlatih selama 12 jam sehari! Yap, hal ini bukan mengada-ngada. JessNoLimit dan kawan-kawan diwajibkan berlatih dari jam 12 siang hingga jam 12 malam di gaming house EVOS yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Selama 12 jam tersebut, mereka diwajibkan untuk bermain mode Ranked. Seperti yang lo tahu, main Ranked di tier Mythical Glory memang sangat sulit dan lama untuk mencari lawan tanding. Hal inipun dirasa sangat melelahkan karena harus menunggu lawan yang tak kunjung datang. Sekali dapat, tim lawan pun kerap enggak serius karena tahu lawannya adalah skuat EVOS yang membahana.

Enggak bisa bohong, jam latihan yang mencapai setengah hari ini pun dirasa sangat melelahkan. Para pemain hanya mendapatkan jam tidur rata-rata lima hingga enam jam. Sisa enam jam lain pun enggak bisa dibuang untuk istirahat saja karena mereka juga harus memenuhi kewajiban sebagai content creator.

"Rasanya lelah banget. Kami latihan 12 jam sehari, belum lagi kalau begadang sama bikin konten. Gua juga ngerasa jenuh banget. Kekalahan di final memang mengecewakan karena kami udah berusaha sekeras itu. Namun, gua tetap bahagia karena kami telah melewatinya bersama-sama," kenang Oura, sidelaner EVOS.

 

Telat Latihan, Denda Hingga Jutaan Rupiah!

Ada satu fakta menarik lain di balik kisah 'Cinderella" EVOS selama gelaran MPL Season 2. Pengorbanan yang mereka lakukan tak hanya meluangkan waktu 12 jam saja untuk bermain. Ternyata, mereka juga menerapkan disiplin dalam mengatur waktu latihan, khususnya pada waktu kedatangan latihan.

Jika mereka telat satu menit saja, denda Rp1 juta rupiah telah menanti. Peraturan ini memang dirasa sangat berat. Namun, para pemain setuju karena disiplin waktu adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam tim. Makanya, denda yang awalnya direncanakan hanya Rp50-100 ribu meningkat berkali-kali lipat hingga jutaan rupiah.

Rp1 juta tentu bukanlah angka yang sedikit, bahkan buat para mereka yang berpenghasilan tinggi sekalipun. Namun, komitmen yang telah mereka canangkan membuat peraturan ini tetap diterapkan. Uang hasil dendanya pun juga digunakan untuk kebutuhan tim saat bertanding sehingga mereka siap berkorban.

"Jess dan Marsha jadi yang paling banyak kena hukuman. Jess memang karena jadwal bikin kontennya padat banget. Sedangkan Marsha keseringan begadang dan telat bangun," jelas Jonathan "Emperor" Liandi, midlaner EVOS.

***

Meski kalah telak di partai final melawan RRQ, harus diakui perjuangan EVOS sangat dramatis untuk bisa sampai ke tingkat tersebut. Mereka bahkan secara mengesankan bisa mengalahkan ONIC, tim pemuncak klasemen Regular Season, hingga dua kali. Jika melihat perjuangan berat dan pengorbanan mereka sebelum menghadapi Grand Final MPL Season 2, rasanya wajar jika hasil yang mereka raih sangat positif. Ingat, usaha enggak pernah membohongi hasil!

Bagaimana pendapat lo soal performa EVOS sepanjang MPL Season 2? Apakah kekalahan di partai final membuat semuanya ternoda? Ataukah mereka memang telah menunjukkan performa terbaiknya?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.