(REVIEW) Gundam Battle: Gunpla Warfare

Gundam Battle: Gunpla Warfare
Genre
  • ARPG
Publisher
  • Bandai Namco
Developer
  • Bandai Namco
Release Date
  • 31 July 2019
Rating
3.5 / 5

Waralaba Gundam bisa dikatakan cukup telat masuk ke ranah mobile dibanding waralaba animanga lainnya. Pasalnya, hingga beberapa hari lalu, game mobile Gundam berlisensi resmi sekadar angan-angan. 

Namun, bagi Bandai Namco, lebih baik terlambat dibanding tidak sama sekali. Sebagai jawaban bagi penggemar yang telah menunggu lama, mereka akhirnya merilis Gundam Battle: Gunpla Warfare untuk Android dan iOS (31/7). 

Saat hasrat akan game Gundam dalam genggaman tangan sudah terpenuhi, lantas, apakah game ini mampu memenuhi ekpektasi penggemar? Temukan jawabannya dalam ulasan lengkapnya di bawah ini.

 

Kombinasi Serasi Kreasi dan Aksi Tarung Gunpla

Sebelum memulai pembahasan lebih lanjut, ada satu hal yang perlu kalian catat. Gundam Battle: Gunpla Warfare tidak mengadopsi cerita anime Gundam. Jadi, jangan terlalu berekspektasi jika game ini akan membawa kisah fantastis Amuro Ray sebagai pilot RX-78-2 atau pilot Gundam ikonis lainnya. Sesuai judulnya, game ini berfokus pada Gunpla (mainan/model plastik Gundam). 

Secara gameplay, Gundam Battle: Gunpla Warfare mengadopsi seri Gundam Breaker yang ada di platform konsol. Sama seperti action-RPG (ARPG) lainnya, game ini mengombinasikan elemen role-playing dan aksi tarung dengan mekanisme hack and slash.

Elemen role-playing akan kalian dapatkan lewat kreasi merakit serta upgrade Gunpla. Karakter serta part yang kalian gunakan untuk merakit juga akan naik level seiring progress game. Gunpla yang sudah kalian rakit akan kalian gunakan untuk bertarung dengan musuh. Nantinya, kalian bertarung mengikuti cerita dan misi yang diberikan. 

Dari segi cerita, game ini memang tidak menawarkan sesuatu yang istimewa. Kalian akan dihadapkan dengan penyajian cerita ala game visual novel serta berbagai pilihan jawaban. Sayang, alternatif pilihan jawaban tersebut tidak berpengaruh terhadap jalan cerita yang linear.

Secara keseluruhan, Gundam Battle: Gunpla Warfare berkisah tentang perjalanan karakter yang kalian mainkan untuk mencegah dibubarkannya klub ekskul Gunpla SMA. Sebagai anggota baru, kalian pun dibebankan misi untuk menjadi petarung Gunpla terhebat agar klub tidak bubar. Meski enggak istimewa, ceritanya orisinal dan cukup menarik untuk diikuti seiring perjalanan kalian memainkannya.

Sistem Tarung yang Kurang Asyik

Seperti yang sudah sedikit disinggung di atas, Gundam Battle: Gunpla Warfare mengadopsi mekanisme tarung hack and slash. Namun, format tarung tersebut harus diakui menjadi salah satu titik lemah di game ini. Ada dua faktor yang bikin sistem tarung game ini terasa kurang nikmat. Pertama, mekanisme hack and slash-nya enggak seperti game-game sejenis pada umumnya. 

Dibanding menggunakan tombol/ikon yang ada di layar, Bandai Namco justru memilih menggunakan mekanisme swipe sebagai cara utama untuk bergerak dan menyerang. Gunpla yang kalian kendalikan akan mendekati musuh dengan dua kali swipe, serta dua kali swipe lagi untuk melancarkan serangan. Selain itu, kalian juga bisa menggunakan skill dengan memencet tombol/ikon yang ada di bawah layar.

Sementara itu, kalian juga bisa menahan serangan musuh dengan memencet tombol yang ada di bagian bawah di sisi kiri layar. Seperti game hack and slash pada umumnya, Gundam Battle: Gunpla Warfare juga menyediakan opsi Auto-Attack jika kalian enggan melakukannya sendiri.

Harus diakui, adanya opsi Auto-Attack membuat game ini "selamat" dari sindiran pedas. Pasalnya, mekanisme swipe bisa dikatakan terlalu sederhana sehingga membuat aksi tarung Gunpla yang seharusnya terasa "wah" menjadi biasa aja.

Keasyikan bertarung justru makin berkurang gara-gara faktor kedua, yakni game yang dimainkan secara vertikal. Sebenarnya keputusan Bandai Namco menggunakan format ini bisa dimengerti demi menyederhanakan kontrol agar game bisa dimainkan dengan satu tangan. 

Akan tetapi, kenyamanan kontrol menjadi aspek yang harus dikorbankan dari penggunaan view vertikal tersebut. Menggunakan satu tangan ternyata enggak senyaman dan seasyik yang dibayangkan. Saat bermain, jari seakan jadi sangat besar karena ruang yang sempit untuk melakukan swipe.

 

Sensasi Khas Rakit Gunpla secara Virtual

Meski elemen aksi tidak sesuai ekspektasi, ide game ARPG bertema Gunpla harus diakui bukanlah hal yang buruk. Justru, sensasi merakit secara virtual menjadi keunggulan utama game ini. Sebab, game ini membuat kalian merasakan betapa bebasnya merakit mainan Gundam yang mungkin kalian tidak bisa rasakan di dunia nyata.

Saat bermain untuk pertama kalinya, kalian akan mendapatkan sembilan part berbeda secara acak lewat sistem gacha yang diberikan secara gratis. Part tersebut terdiri dari bagian kepala, badan, tangan, kaki, senjata (melee dan ranged), perisai, backpack, dan AI (pilot persona) yang harus disusun untuk menjadi satu kesatuan Gunpla. Tiap part juga memiliki skill tersendiri yang bisa kalian pilih untuk digunakan saat bertarung.

Kalian pun juga meningkatkan kemampuan Gunpla dengan sistem upgrade pada tiap part-nya. Upgrade level bisa kalian lakukan dengan terus bertarung atau secara manual dengan menggunakan item khusus upgrade. Selain upgrade level, kalian juga bisa meningkatkan kemampuan part dengan upgrade tier-nya.

Harus diakui, elemen kustomisasi inilah yang membuat Gundam Battle: Gunpla Warfare jadi istimewa. Sebab, ada banyak hal yang bisa kalian lakukan saat merakit Gunpla. 

Karena tiap part dipisah, kalian pun bisa merakit Gunpla secara custom. Sebagai contoh, kalian bisa menggunakan variasi kepala RX-78-2 dengan badan Zaku II, tangan Unicorn, kaki Exia, senjata Barbatos, hingga sayap (backpack) Wing Gundam.

Selain itu, tiap part juga punya trait masing-masing. Ada tiga trait yang bisa kalian pilih untuk menentukan karakteristik Gunpla rakitan, yakni Power, Speed, dan Technique.

Sayangnya, variasi pada kustomisasi sedikit ternoda oleh minimnya opsi pada pemilihan warna. Kalian enggak bisa mewarnai Gunpla kalian sesuka hati. Sebab, pemilihan warna ditentukan oleh koleksi part Gunpla yang telah kalian kumpulkan hingga lengkap. Contohnya kalian sudah mengumpulkan kesembilan part Gundam Exia. Barulah kalian akan mendapatkan set warna tersebut.

Bagi kalian yang awam soal segala sesuatu tentang Gundam, hal ini mungkin terasa biasa aja. Namun, penggemar setia Gundam pastinya mengerti betapa asyiknya sensasi merakit Gunpla secara bebas, terutama buat mereka yang tak bisa melakukan semuanya di dunia nyata.

Mode Permainan (Masih) Terbatas

Kelemahan lain yang tampak di Gundam Battle: Gunpla Warfare adalah masih minimnya mode permainan yang ditawarkan. Hingga ulasan ini terbit, cuma ada total enam mode yang tersedia. Itu pun baru empat mode yang bisa dimainkan, yakni Tutorial Mission, Story Mission, Free Mission, dan Daily Mission. Sementara itu, pada mode Event dan Arena masih belum bisa dimainkan.

Di luar Tutorial dan Story Mission yang jadi mode permainan utama, tersisa Free Mission dan Daily Mission sebagai alternatif. Mode Free Mission bisa kalian jadikan alternatif untuk mendapatkan part tambahan di luar misi utama atau gacha. Sementara itu, Daily Mission berperan sebagai ladang item upgrade untuk part.

Yap, untuk saat ini, tidak ada, atau setidaknya belum ada, mode online atau kompetitif di game ini. Absennya kompetisi membuat game ini berpotensi mengulangi kesalahan game hack and slash pada umumnya, yakni repetisi.

Selain itu, adanya sistem gacha membuat aspek pay-to-win terasa kental. Namun, cukup aneh jika menyebut game ini pay-to-win di saat mode kompetitif masih absen. Untuk itu, rasanya mubazir jika kalian total menghabiskan uang demi mendapat part bagus dari gacha, kecuali jika memang tujuan utama kalian bermain game ini untuk mengoleksi Gunpla (digital).

 

Visual Biasa Aja, tapi Demanding

Secara estetika, Gundam Battle: Gunpla Warfare memberikan treatment yang baik kepada penggemar setia Gundam berkat visualisasi model plastik yang cukup detail. Namun, secara keseluruhan game ini kurang mampu memanjakan mata karena grafis dan animasi yang tampak "kasar". Terutama jika sudah masuk ke dalam mode pertarungan.

Sebagai catatan, ada dua opsi kualitas visual yang diberikan oleh game ini. Pertama, ada Light Mode untuk grafis berkualitas rendah, sedangkan yang kedua Standard Mode untuk grafis yang lebih optimal.

Mode Light dapat dipilih saat kalian ingin memaksimalkan gameplay tanpa memedulikan visual. Sayang, di mode ini, kualitas visual terasa kurang sehingga mau tak mau jadi memilih mode Standard. 

Ironisnya, mode ini menuntut smartphone yang kalian gunakan untuk bekerja lebih keras. Kondisi inipun membuat baterai akan terkuras lebih cepat serta smartphone lebih gampang panas. Selain itu, grafis yang ditampilkan juga jadi tampak lebih kasar.

Sementara itu, tak ada yang istimewa dari efek suara. Sangat disayangkan Bandai Namco tidak menyisipkan seiyuu karakter seri anime Gundam di dalam permainannya. Padahal, ada beberapa momen seperti animasi saat menggunakan skill yang bakal terasa mantap dengan hadirnya para pengisi suara.

***

Hasrat penggemar akan game mobile Gundam memang sudah terpenuhi dengan adanya Gundam Battle: Gunpla Warfare. Namun, harus diakui game ini masih jauh dari kata sempurna. Walau begitu, besar kemungkinan Bandai Namco akan memperbaiki kekurangan lewat update yang akan datang.

Game ini tentu akan memuaskan penggemar setia Gundam dengan variasi kustomisasi Gunpla. Namun, bagi kalangan awam, game ini sudah bisa dipastikan akan dihiraukan karena gameplay dan mode permainan yang belum maksimal. Apalagi jika kita melihat banyaknya alternatif ARPG/hack and slash lain seperti Honkai Impact 3 atau Marvel Future Fight.

Apakah kalian sudah mencoba game ini? Apakah kalian merasa puas atau sebaliknya? Jangan tahan diri untuk berkomentar atau berdiskusi di kolom di bawah ini, ya! Ikuti terus ulasan game khas KINCIR selanjutnya, ya. Karena, masih banyak game-game seru lainnya yang akan dibahas!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.