Profil Velajave, Mantan Pemain Teater yang Kini Sukses Jadi Caster

Penggiat esports memang terbilang didominasi oleh cowok. Namun, bukan berarti cewek enggak bisa berkecimpung di industri kreatif baru ini. Enggak melulu seputar pro player, industri esports pun banyak membuka kesempatan karier di bidang pekerjaan lain yang salah satunya adalah caster.

Bicara soal caster cewek ternama di skena esports Tanah Air, Veronica “Velajave” Fortuna jadi salah satu nama yang kerap menjadi sorotan. Kerap memandu turnamen esports besar di Indonesia, seperti Piala Presiden Esports 2020 dan MPL Season 5, dia pun sukses jadi salah satu caster yang diperhitungkan di Indonesia.

KINCIR pun berkesempatan untuk berbincang dengan Velajave untuk berbagi kisah perjalanan dan perjuangannya meniti karier di ranah esports, khususnya terkait profesinya sebagai caster. Yuk simak obrolannya di bawah ini!

Kenal Video Game sejak Belia

Via istimewa

Sebagai salah satu alat untuk menghilangkan rasa jenuh, game memang telah lama hadir untuk memberikan sedikit hiburan di waktu senggang. Sama dengan Velajave, dirinya pun telah mengenal game sejak kecil. Sudah banyak platform video game yang telah dicoba dari tamagochi, gimbot, konsol, PS, dan PC.

Bahkan, dengan hobinya bermain game, cewek yang biasa dipanggil Vela ini berhasil jadi salah satu caster cewek sukses di Indonesia. Wajahnya pun kini telah malang melintang di setiap turnamen besar di Indonesia, misalnya MPL Season 5 lalu.

“Sejak kecil sampe sekarang, sudah banyak platform video game yang telah aku coba. Mulai dari tamagochi hingga PC. Aku juga sering menghabiskan waktu untuk bermain game yang menurutku mempunyai jalan cerita yang bagus,”

Tekuni Dunia Teater Sebelum Terjun ke Esports

Via istimewa

Dikenal sebagai salah satu caster cewek sukses di Indonesia, siapa sangka sebenarnya Velajave mempunyai cita-cita terpendam untuk menjadi seorang pemain teater. Caster yang mengawali karier di ranah Dota 2 ini pun telah berkecimpung dalam teater sejak duduk di bangku sekolah.

Pernah tampil di acara sekolahnya, dirinya pun mengungkapkan kerinduannya untuk kembali menjadi seorang pemain teater. Cewek yang gemar pergi ke pantai ini pun mengatakan jika dulu enggak terjun di esports, dia akan menjadi terus menekuni ranah tersebut.

“Dulu pernah bergabung dalam kelompok teater waktu SMP. Waktu acara sekolah pun aku pernah bermain sebagai iblis. Menurutku jadi iblis sangat susah untuk dibawakan. Kalau dulu enggak terjun di esports, aku mungkin akan terus menekuni sebagai pemain teater,”

Sempat Mencicipi Panggung Kompetitif Dota 2

Via istimewa

Terjun ke ranah esports memang enggak melulu tentang pro player. Buktinya, Velajave bisa sukses menjadi pemandu turnamen-turnamen kompetitif besar yang ada di Indonesia. Namun, sebelum memulai kariernya sebagai caster, siapa sangka jika caster yang mempunyai hobi menonton film ini pernah merasakan gemerlap panggung kompetitif Dota 2.

Sebelum memulai kariernya sebagai caster, Vela pun pernah merasakan jadi seorang pemain profesional Dota 2 yang memperkuat tim Decoros Fatale. Saat itu, dirinya pun pernah mengikuti gelaran turnamen Female Gaming League (FGL).

“Dulu sempat bergabung dengan tim dan berlaga di FGL. Saat itu kita juga bisa menempati posisi keempat di ajang tersebut. Pengetahuanku tentang Dota 2 dan skill yang kumiliki di dalamnya ternyata enggak cukup untuk menjadi seorang pro player,” ujar Vela.

Sayangnya, tekanan jadi seorang pro player dirasanya sangat berat hingga membuat Vela memutuskan untuk beralih profesi. Bukan cuma soal tekanan, dia pun mengatakan bahwa di Indonesia turnamen khusus untuk gamer cewek belum terlalu banyak.

Menurutnya, menjadi seorang pro player sukses sangat mempunyai tantangan berat. Soalnya, banyak tuntutan latihan yang harus dijalankan. Enggak hanya latihan bersama tim, Vela pun juga harus menjalani sesi latihan bersama coach-nya di Decoros Fatale.

Turnamen Publik jadi Debut Pertama Sebagai Caster

Via istimewa

Jika melihat ke belakang, Velajave mengaku hanya jadi caster di turnamen-turnamen kecil pada pertandingan Dota 2. Awalnya, dirinya dipercaya untuk memandu sebuah pertandingan yang diusung oleh temannya pada 2015 lalu.

Namanya pun mulai dikenal ketika dirinya menjadi caster di salah satu acara yang mendatangkan Ohaiyo dan Net yang merupakan pemain profesional yang membela tim Fnatic saat itu.

Walaupun enggak jadi seorang pemain, Vela pun senang dengan kegiatan barunya sebagai caster. Setelah berkiprah selama lima tahun, dia pun berhasil jadi salah satu pemandu pertandingan esports sukses di Indonesia.

“Awal mula jadi caster di turnamen yang diadakan oleh teman. Dulu, aku pun nge-cast di turnamen-turnamen kecil publik. Setelah itu, aku pun dilirik oleh salah satu orang yang akhirnya mengajak aku untuk menjadi caster di acara yang mendatangkan bintang dari Fnatic.”

Salah satu caster dari Piala Presiden Esports 2020 ini pun kini enggak hanya hanya jadi pemandu pertandingan Dota 2. Tapi juga dipercaya untuk memandu berbagai game yang diadakan, misalnya Mobile Legends, Free Fire, dan PUBG Mobile.

Menjalani profesi sebagai caster, Vela pun merasakan keseruan yang luar biasa. Soalnya, dia bisa bertemu dengan orang yang mempunyai pengalaman lebih banyak di ranah esports. Enggak hanya itu, caster yang juga gemar main Mobile Legends ini juga bisa bertemu dengan kawan-kawan yang mempunyai hobi yang sama, yaitu video game.

Kerap Ajak Orangtua untuk Kenalkan Profesinya

Via istimewa

Memang, esports memang masih belum dipahami oleh sebagian masyarakat. Soalnya, industri ini hanya dikenal dengan kegiatan bermain saja. Guna memberikan edukasi kepada orang tua dengan perkembangan industri baru ini, caster MPL Season 5 ini pun kerap mengajak sang ibunda untuk menemaninya kala mengisi sebuah pertandingan.

Wajar saja jika orangtua ingin anaknya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Maka dari itu, guna untuk memberikan pemahan tentang dunia esports yang enggak melulu soal game, Vela pun kerap mengajak ibunya untuk melihat dan mengetahui kegiatan yang dia sukai.

“Untuk membuat orang tua paham dengan kegiatan atau pekerjaan yang aku lakukan, dulu aku sering mengajak ibu untuk ikut menemani kalau ada acara. Sebenarnya, orang tua hanya ingin tahu apa yang sedang kita kerjakan. Hal ini juga bisa agar mereka paham kalau esports enggak hanya bermain game semata.”

Bangga Bisa Mengisi Turnamen Piala Presiden Esports 2020

Via kincir

Berkecimpung di dunia caster sejak lima tahun silam, enggak mudah untuk Vela meraih kesuksesan seperti sekarang. Wajahnya pun sering terpampang di turnamen-turnamen esports besar yang digelar di Indonesia.

Di balik kesuksesannya yang dicapai sekarang, perjalanan karier sang caster pun enggak selalu berjalan dengan mulus. Soalnya, belum lama ini, dia sempat mendapat rundungan dari warganet yang menjurus ke arah body shaming.

Masalah tersebut pun sempat membuatnya merasa down dan ingin berhenti. Meski begitu, caster cewek yang gemar traveling ini pun memutuskan untuk kembali bangkit dan tetap menjalankan profesi yang telah membesarkan namanya.

Ditanya tentang pencapaian yang berarti dalam kariernya sebagai caster, Vela pun mengatakan jika suatu kebanggan bisa ikut serta dalam turnamen yang diadakan oleh pemerintah, yaitu Piala Presiden Esports 2020. Di ajang tersebut, dirinya pun bertugas sebagai pemandu pertandingan dalam bahasa Inggris mengingat ajang tersebut mencakup regional Asia Tenggara.

“Harus diakui, pencapaianku terbesar selama lima tahun berkarier sebagai caster adalah bisa nge-cast di Piala Presiden Esports 2020,” ujar Vela sembari tersenyum.

Bagaimana tanggapan kalian tentang profil Velajave di atas? Jangan sungkan untuk berbagi komentar kalian di kolom komentar bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.

Nah, buat kalian yang kangen menyaksikan secara langsung gelaran turnamen esports dan bertemu dengan Vela, jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dan menggunakan masker, ya. IESPL pun punya masker keren yang bisa kalian gunakan, lho. Dengan membeli masker ini, kalian juga bisa membantu sesama! Langsung aja beli di sini!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.