Pandangan Para Profesional Esports Indonesia Terkait Virus Corona

Virus Corona yang mengancam keselamatan dan kesehatan masyarakat dunia, kini telah mempengaruhi industri esports. Pasalnya, pandemi ini membuat beberapa turnamen esports, baik yang berskala major hingga minor, terpaksa dibatalkan ataupun di-cancel. Di Indonesia sendiri, turnamen yang sedang berjalan seperti Mobile Legends Professional League (MPL) Season 5 digelar secara online.

Dari sudut pandang penikmat esports, kondisi ini tentu sangat tidak ideal. Pasalnya, esports saat ini sedang berkembang dengan pesat, khususnya di Indonesia. Lalu, bagaimana reaksi dan tanggapan dari para profesional yang memang terjun ke industri ini?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, KINCIR pun telah menghubungi para profesional esports di Indonesia. Enggak hanya pemain, kita juga menanyakan pendapat para manajemen tim esports. Kira-kira, apa tanggapan mereka serta rencana untuk ke depannya dalam menghadapi isu ini? Yuk simak pembahasannya di bawah ini!

Mengancam Impian Main di Panggung Kelas Dunia

Salah satu dampak virus Corona di esports adalah penundaan hingga pembatalan suatu turnamen. Salah satu contoh kasusnya adalah salah satu rangkaian Dota Pro Circuit (DPC) Dota 2, ESL One Los Angeles Major 2020. Seharusnya, ajang tersebut akan digelar pada 20—22 Maret 2020.

Pastinya, hal ini mempengaruhi perjalanan karier para tim dan pemainnya. Sebagai salah satu dari Indonesia yang akan berjuang di ajang tersebut adalah Kenny “Xepher” Dao. Dirinya pun mengatakan kepada KINCIR, jika penundaan ini sangat merugikannya. Apalagi untuk timnya, Geek Fam yang pertama kali masuk turnamen major.

Kenapa bisa merugikan? Xepher pun mengatakan, jika belum ada kepastian kapan akan berjalannya turnamen ini, ada kemungkinan turnamen major keempat dan kelima juga akan mengalami pembatalan. Hal ini akan berdampak enggak cukupnya poin DPC mereka untuk bisa melangkah ke turnamen terbesar Dota 2, The International 2020 (TI10).

“Dampak virus Corona yang menunda Grand Final ESL One Los Angeles Major 2020, sangat berdampak besar untuk perkembangan Dota 2. Ajang ini sangat penting untuk saya dan Geek Fam. Soalnya, poin untuk menuju ke kualifikasi The International kami belum cukup," ungkap Xepher.

Menghambat Perkembangan Esports di Indonesia

Virus Corona kini sudah meresahkan masyarakat Indonesia, sudah hampir 1.000 orang yang telah terpapar saat artikel ini dibuat. Hal ini pun memaksa turnamen-turnamen yang telah dijadwalkan terpaksa ditunda seperti Point Blank World Challenge yang harusnya digelar di Indonesia tahun ini.

Enggak hanya itu, gelaran Hearthstone Master Tour Indonesia pun harus direlokasi ke Los Angeles. Langkah ini pun diambil untuk melindungi kesehatan para pemain, penggemar, dan staf yang berada di ajang tersebut nantinya.

Meski sejumlah publisher tak ragu membatalkan turnamennya, ada juga beberapa publisher yang tetap menjalankan kompetisi meski pada akhirnya dilakukan secara daring. Contohnya adalah Moonton dengan Mobile Legends Professional League (MPL) Season 5 dan PUBG Mobile dengan PUBG Mobile Pro League (PMPL) 2020.

Pembatalan maupun penundaan ini dirasa para profesional esports bisa menghambat perkembangan esports Indonesia yang saat ini memang sedang tumbuh pesat. Salah satu pihak yang merasakannya adalah tim Rex Regum Qeon (RRQ). Menurut Wilbert selaku perwakilan manajemen RRQ, mereka mengaku merasa dirugikan karena tidak adanya suporter yang datang untuk mendukung.

“Enggak hanya akan mengganggu perkembangan di Indonesia, wabah ini juga akan mempengaruhi perkembangan esports secara global. Dari segi bisnis ini memang akan merugikan karena beberapa turnamen di Indonesia mengalami penundaan,” ungkap Wilbert.

Karantina Jadi Pilihan untuk Lindungi Para Pemain

Jadi salah satu negara yang terjangkit COVID-19, Pemerintah Indonesia pun menganjurkan masyarakat untuk membatasi kegiatannya di luar rumah. Beberapa perusahaan pun memperkerjakan para karyawannya di rumah alias work from home (WFH).

Enggak hanya karyawan kantoran yang harus melakukan physical distancing, para pemain esports pun melakukan hal yang sama. Enggak hanya itu, Chandra Wijaya selaku Managing Director ONIC Esports pun membatasi para player-nya untuk bepergian. Bahkan, jika ada turnamen yang tetap diadakan secara offline, Chandra tegas mengambil sikap untuk tidak berpartisipasi.

Manajemen tim berlambang landak kuning ini pun memberikan penyuluhan tentang virus Corona. Tak hanya membatasi ruang gerak pemainnya, mereka juga menyediakan beberapa sarana untuk menjaga kesehatan seperti masker, disinfektan, serta mengatur pola makan dan olahraga demi menjaga stamina para pemain.

“Kesehatan pemain jauh lebih penting. Maka dari itu kami mendukung kebijakan pemerintah dan liga untuk menunda menyelenggarakan turnamen. Langkah ini kami ambil demi memprioritaskan keamanan dan kesehatan semua kalangan," ungkap Chandra kepada KINCIR.

Turnamen Online Jadi Solusi Terbaik

Jumlah penderita yang semakin banyak tiap harinya mau tak mau membuat turnamen-turnamen esports yang sedang berjalan terpaksa digelar tanpa adanya penonton. Bahkan, keadaan yang makin genting membuat penyelenggara mengadakannya secara online di game house masing-masing tim, mengingat penularannya melalui manusia dengan manusia.

Salah satu penyelenggara turnamen esports kelas major di Indonesia, Lius Andre selaku Esports Manajer dari Moonton Indonesia, pun mengambil tindakan untuk mengadakan turnamen MPL Season 5 secara online. Sebelumnya, di minggu pertama hingga kelima ajang ini pun selalu dipenuhi oleh penonton.

“Kita dari MPL Indonesia sangat peduli dengan adanya pandemi COVID-19 yang sedang terjadi di Indonesia. Sebab itu, kami pun membuat agar turnamen ini tetap berjalan tapi dengan disaksikan oleh penonton dan para pemain bermain di gaming house (GH) masing-masing,” ungkap Lius lewat pesan singkat kepada KINCIR.

Tetap saja, enggak mudah untuk mengadakan turnamen besar secara online dan terpisah. Sebab, pasti ada saja kendala untuk membuat ajang ini tetap berjalan sesuai dengan jadwal. Lius bersama Moonton pun berjanji akan tetap memberikan liga esports terbaik untuk para penggemarnya.

Untung atau Rugi Bukan Prioritas

Jika bicara tentang kerugian yang harus ditanggung oleh publisher yang sedang menjalankan event seperti Moonton dengan MPL-nya dan Garena dengan Free Fire Indonesia Master (FFIM) 2020 Spring, tentu mereka lah yang paling merasakan dampaknya.

Namun, mereka pun mendukung langkah pemerintah untuk enggak membuat suatu acara yang menyangkut ratusan bahkan ribuan manusia berkumpul. Sebagai penyelenggara MPL, Lius pun menganggap bahwa suporter menjadi pihak yang paling dirugikan dari situasi ini.

“Dari sisi MPL, sektor kerugian kepuasan penonton yang ingin melihat tim jagoannya bertanding jadi enggak bisa datang langsung ke venue,” lanjut Lius.

Sementara itu ajang FFIM 2020 Spring harus menutup babak Grand Final-nya dari para penontonnya. Hal ini pun berkaitan dengan virus yang kini sedang mengancam keselamatan dan kesehatan masyarakat di Indonesia.

Mendukung langkah pemerintah, Garena yang diwakilkan oleh Wijaya Nugroho selaku Esports Manajer pun juga ingin menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berada di rumah. Mereka pun telah menyiapkan beberapa campaign untuk mendukung kegiatan ini.

“Tentunya, ini jadi tantangan untuk kita semua. Demi kebaikan kita semua turnamen dan event dialihkan secara online dan kita tetep bisa main bareng (mabar). Kami pun telah menyiapkan campaign seperti #playfromhome #siapmabardirumah dan kami telah menyiapkan wadah untuk itu,” ungkap Wijaya.

***

Bagaimana tanggapan kalian tentan pandangan para penggiat esports terkait virus Corona ? Jangan sungkan untuk memberikan pendapat kalian di kolom komentar bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita terbaru seputar esports.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.