Antiklimaks di Hari Puncak GESC: Indonesia Dota 2 Minor

Hari terakhir GESC: Indonesia Dota 2 Minor memang menjadi milik Evil Geniuses (EG) yang sukses menyapu bersih para pesaingnya dan menjadi juara. Tim asal Amerika Serikat ini enggak sama sekali memberikan kesempatan bagi lawannya untuk memenangkan satu pertandingan pun. Sedangkan, bagi penggemar Dota 2 di Indonesia, hasil akhir ini justru menjadi antiklimaks.

Hal ini udah bisa dilihat dari pertandingan pembuka hari terakhir GESC: Indonesia Dota 2 Minor yang berlangsung pada Minggu (18/3) di Indonesian Convention Exhibition, Tangerang. EG bertemu dengan tim yang selalu dielu-elukan penggemar Dota 2 di Indonesia Natus Vincere (Na'Vi) di babak semifinal.

Alih-alih bisa menyaksikan pertandingan seru seperti yang disajikan oleh Na'Vi saat melawan Fnatic di hari pertama babak grand final, game pertama pertandingan ini justru menyajikan hal sebaliknya. EG terbukti terlalu kuat buat Danil “Dendi” Ishutin dan kawan-kawan yang pada akhirnya mengetikkan “GG” di menit ke-45

Penggemar yang mengharapkan Na'Vi bisa comeback harus kecewa. Enggak ada perlawanan berarti yang diberikan oleh Na'Vi. EG yang terus bermain agresif memaksa Na'Vi kembali mengakui digdaya musuhnya dan mengetikkan “GG” di menit ke-32.

Pertandingan semifinal kedua antara VGJ.Thunder melawan Infamous menyajikan pertandingan yang relatif lebih seru. Infamous yang terkenal 'batu' enggak mau terbawa ritme permainan VGJ di game pertama. Hasilnya, tim asal Peru ini menang dalam pertandingan yang berlangsung selama satu jam ini.

VGJ yang saat ini berada di peringkat keenam Dota Pro Circuit tentu enggak mau dibuat malu. Pan "Fade" Yi dan kawan-kawan enggak sama sekali memberikan kesempatan bagi Infamous untuk berkembang di dua game selanjutnya. VGJ pun berhasil membalikkan keadaan dan menang dengan skor 2-1. Mereka pun bertemu EG yang udah menunggu di babak final.

Pertandingan final ternyata juga enggak mau memberi kesempatan bagi penggemar Dota 2 dan penonton GESC: Indonesia Dota 2 Minor untuk pulih dari rasa antiklimaks. Kata gahar cocok banget untuk menggambarkan EG di turnamen ini. Mereka kembali gaspol dan enggak membiarkan VGJ untuk mengembangkan permainan. EG pun menang mutlak di pertandingan pertama yang hanya berlangsung selama 20 menit.

Harapan pun muncul di benak penggemar Dota 2 yang berada di arena agar VGJ bisa membalikkan keadaan. Sayangnya, lagi-lagi penonton harus kecewa karena enggak ada perlawanan sama sekali dari VGJ. "GG" pun diketikkan di menit ke-26 yang menandakan piala GESC: Indonesia Dota 2 Minor jatuh ke tangan EG.

Kekecewaan penggemar belum selesai begitu aja. Perayaan juara yang harusnya berlangsung meriah kembali menjadi antiklimaks. Enggak ada perayaan meriah seperti penyerahan piala atau hujan confetti. Setelah menang, EG langsung mengambil piala tanpa ada seremoni sama sekali.

Di balik itu semua, GESC: Indonesia Dota 2 Minor menyimpan potensi besar bagi komunitas eSports di Indonesia. Penggemar Dota 2 di tanah air diakui memiliki antusiasme yang enggak kalah dengan penggemar Dota 2 di Filipina maupun di Polandia. Hal ini tentu bisa menjadi acuan bagi promotor untuk enggak ragu lagi mengadakan turnamen Pro Circuit Dota 2 untuk tahun selanjutnya. Semoga aja impian penggemar Dota 2 untuk mengadakan turnamen Dota 2 Major di Indonesia bisa terwujud, ya!

Nah, adakah lo yang datang ke GESC: Indonesia Dota 2 Minor dan merasakan antiklimaks yang sama di penutup? Yuk, ceritain pengalaman lo di kolom komentar di bawah ini!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.