Dominasi Korea Selatan dalam Dunia eSports

Ngomongin soal Korea Selatan biasanya selalu lekat dengan budaya K-pop yang secara enggak langsung membuat cowok cenderung menjauhi topik ini. Nyatanya, stigma tersebut udah enggak berlaku lagi. Soalnya, Korea Selatan sekarang juga dikenal sebagai ibukotanya eSports.

eSports saat ini memang lagi meledak di Korea Selatan. Bahkan, eSports secara resmi diberlakukan sebagai “hobi nasional” oleh Pemerintah Korea Selatan. Pada 2016, tercatat ada 25,3 juta orang yang bermain game online, yang artinya udah mencakup 50 persen populasi penduduk negara ginseng ini. Korea Selatan juga menjadi negara dengan pasar game terbesar kelima di dunia dan ketiga terbesar di Asia Pasifik setelah Tiongkok dan Jepang.

Gamers di sana juga enggak bermain game untuk sekadar main-main. Mereka benar-benar serius menggeluti game yang dimainkannya hingga menjadi atlet eSports. Keseriusan mereka juga membuahkan prestasi, seperti yang diraih oleh tim eSports Korea Selatan dalam kejuaraan dunia Overwatch. Mereka juga menjuarai banyak kompetisi eSports lainnya, seperti League of Legends, StarCraft, atau Dota 2. Hasilnya, atlet eSports asal Korea Selatan yang masuk sebagai salah satu gamers profesional tersukses dan terkaya di dunia.

Lo penasaran enggak, sih, kenapa eSports begitu digemari dan begitu fenomenal di Korea Selatan? VIki bakal jelasin bagaimana dan kenapa eSports sangat digemari di sana. Begitu juga cara mereka untuk bisa jadi jawara di ranah eSports tingkat dunia. Yuk simak!

 

1. Pemerintah Korea Selatan, sang "biang keladi"

Via Istimewa

Jika dirunut dari sejarahnya, Korea Selatan sebenarnya bukanlah "ibu" dari eSports. Enggak ada yang tahu kapan istilah eSports pertama kali muncul. Kejuaraan eSports pertama di dunia sendiri lahir pada 19 Oktober 1972 ketika mahasiswa Universitas Stanford mengadakan kompetisi game Spacewar.

Meski bukan yang pertama, enggak bisa dimungkiri kalau Korea Selatan lah yang membuat eSports menjadi hal yang mainstream seperti sekarang. Pemerintah Korea Selatan adalah pihak yang patut diacungi jempol dari semua ini. Di akhir 1990-an, tepatnya saat krisis moneter melanda Asia, Pemerintah Korea Selatan malah melakukan hal yang beda dari Negara-negara yang terkena krisis lainnya. Mereka enggak tanggung-tanggung mengalokasikan dana untuk membuat jaringan internet nasional berkecepatan tinggi. Semenjak saat itu, kepopuleran game online di Korea Selatan makin berkembang pesat.

Pada awal 2000-an, Pemerintah Korea Selatan terliat makin “niat” dengan membentuk Korean eSports Association (KeSPA), sebuah organisasi yang dibawahi oleh Kementerian Budaya, Olahraga, dan Turisme Korea Selatan. Organisasi tersebut mengatur game-game yang bisa dijadikan ajang eSports, seperti StarCraft, Warcraft, Counter Strike, dan lain-lain.

Peran KeSPA memang sangat besar dalam kemajuan eSports di Korea Selatan dan juga di dunia. Organisasi ini juga dipuji untuk perannya dalam melegitimasi eSports. Atlet eSports Korea Selatan pun enggak lagi jadi seorang amatir. Mereka digaji dan punya perjanjian kontrak layaknya tenaga kerja profesional. Meski sempat terkena skandal pengaturan skor pada 2009, eSports di Korea Selatan enggak begitu terpengaruh karena tindak tegas KeSPA yang menskors para pelaku.

Via Istimewa

Lewat kebijakannya, pemerintah Korea Selatan juga mendapat keuntungan besar dari tren eSports. Kompetisi eSports tingkat dunia yang diadain di sana mengundang sponsor-sponsor besar. Contohnya, pada 2000, Kementerian Budaya, Olahraga, dan Turisme, serta Kementerian Informasi dan Komunikasi Korea Selatan, bersama Samsung dan Microsoft mensponsori World Cyber Games (WCG) yang dianggap sebagai olimpiadenya game online.

Peran pemerintah enggak cuma sampai situ. Mereka juga berkolaborasi secara bahu-membahu bersama pelaku industri game. Sejak 2011, anggota dewan Korea Selatan menyusun rancangan kerjasama antara pemerintah, pengembang game, gamers, media, dan akademisi. Selain itu, DPR-nya Korea Selatan juga memberlakukan undang-undang untuk mempromosikan eSports agar menjadi pondasi bagi budaya dan industri eSports serta membantu meningkatkan daya saing mereka dengan negara lain. Bahkan, mereka juga sampai membuat undang-undang anti nge-cheat, loh!

Enggak cuma menguntungkan warganya, perkembangan eSports juga berkontribusi besar dengan kemajuan ekonomi Korea Selatan. Menurut Newzoo, pada 2015, 55 persen gamers di sana menghabiskan uang sebanyak US$290 per tahun. Pasar dan industri game sendiri juga menghasilkan pendapatan sebesar US$4 miliar per tahunnya.

Rasanya wajar banget kalau Korea Selatan bisa sesukses ini di ranah eSports. Bagaimana enggak, pemerintahnya aja niat banget ngedukung warganya buat main game. Coba, Pemerintah Indonesia juga begitu, ya. Kan, sama-sama untung juga!

 

2. Tren PC bang alias ngewarnet

Via Istimewa

PC bang atau tren ngewarnet bisa dibilang turut andil dalam berkembang pesatnya eSports di Korea Selatan. Warnet di Korea Selatan menjamur sejak 1988. Sayangnya, banyak warnet harus tutup di tahun 1991 karena hanya berkembang pesat di kawasan kota besar. Meski sempat jatuh, tren ngewarnet bangkit kembali setelah peran pemerintah dalam pengadaan jaringan internet nasional pada 1999-2000.

Di era tersebut, PC bang selalu menjadi tempat ramai dikunjungi oleh gamers yang berasal dari segala kalangan, dari anak sekolah, anak kuliah, hingga orang dewasa. Saking ramainya, kepopuleran warnet saat itu bahkan mengalahkan olahraga lainnya. Lapangan sepakbola atau basket menjadi sepi, terganti dengan PC bang yang menjadi sebuah “klub olahraga”.

 

3. Bermain game = Belajar

Via Istimewa

Yang Viki maksud di sini bukannya semua anak sekolahan Korea Selatan kerjaannya main game doang, ya! Mereka tetap bersekolah dan belajar seperti biasa. Bedanya, institusi pendidikan di Korea Selatan enggak mempermasalahkan anak muridnya untuk bermain game, asalkan, mereka melakukannya setelah jam belajar.

Adiksi game online memang jadi masalah di kalangan anak sekolah. Terutama bagi orangtua murid yang khawatir akan prestasi anaknya. Sang anak pun juga enggak mau kalah debat dari orangtuanya. eSports dianggap sebagai wadah untuk menunjukkan eksistensi mereka di kehidupan sosial. Untuk menjembatani hal ini, Pemerintah Korea Selatan berperan besar dalam menghimbau institusi pendidikan agar memberi edukasi terhadap anak muridnya, sekaligus memberi pengertian kepada orangtua murid akan tren gaming.

Dukungan dunia pendidikan Korea Selatan terhadap perkembangan eSports negaranya enggak selesai sampai situ saja. Beberapa sekolah di Korea Selatan bahkan membuat PC bang khusus untuk murid-muridnya agar bisa bermain game online sehabis pulang sekolah. Contohnya seperti Ahyeon Polytechnic High School, sekolah pertama di Korea Selatan yang mempunyai tim League of Legends. Selain itu, Universitas Chung-Ang University juga memperbolehkan para pemain eSports untuk berkuliah di sana dan terdaftar di Departemen Ilmu Olahraga.

 

4. Perkembangan teknologi di Korea Selatan, selalu terdepan!

Udah sejak lama Korea Selatan dikenal sebagai "Macan Asia" karena ekonominya yang sangat maju. Hal ini sendiri enggak bisa dipisahkan dari perkembangan teknologi yang berkembang dengan sangat pesat. Saat ini, Korea Selatan dianggap sebagai negara yang paling terkoneksi dan paling siap dengan teknologi 5G. Seperti yang dilansir e27, 42 juta dari 50 juta warga Korea Selatan saat ini udah terhubung dengan jaringan internet.

Hal ini tentu berpengaruh besar buat kemajuan eSports yang butuh wadah internet. Selain itu, menjamurnya tren smartphone juga punya andil besar. Banyak game eSports saat ini yang bisa dimainkan di smartphone. Hal ini membuat eSports makin berkembang karena aksesibilitas dan mobilitas yang makin tinggi dengan adanya game online di smartphone.

 

5. Atlit eSports = Selebritas

Via Istimewa

Perbedaan yang paling mendasar untuk para pemain pro di Korea Selatan dan di belahan dunia yang lain adalah budayanya. Di Korea Selatan, menjadi seorang pemain pro adalah impian anak-anak di sana. Bahkan, bukan cowok aja yang kepengen jadi pemain pro, cewek pun juga pengen dan bisa menjadi pemain pro di Korea Selatan. Meski pada kenyataannya gamers cowok masih mendominasi demografi dengan persentase 75 persen.

Pemain pro sendiri merupakan pekerjaan yang menjanjikan di Korea Selatan karena berkembang pesatnya industri game di sana. Selain itu, KeSPA sendiri punya peran besar untuk mendorong pemerintah ikut ambil bagian dalam industri game. Jadi, jangan kaget kalo di sana, ada saluran TV yang menayangkan siaran langsung dari turnamen game.

Via Istimewa

Gara-gara muncul di TV sekaligus status “atlet profesional”, pemain eSports pun dianggap menjadi selebritas. Hasilnya, hampir semua orang di Korea Selatan berlomba-lomba menjadi atlet eSports. Bahkan, orang yang tinggal di kampung kecil sekalipun rela beli PC atau smartphone untuk bermain dan mencoba menjadi atlet eSports.

Ketika dia udah sukses besar menjadi atlet eSports, mereka bakal dielu-elukan seperti atlet basket yang berhasil masuk ke NBA. Bagaimana enggak, saat berkompetisi pun, para atlet eSports bermain di stadion olahraga yang biasa digunakan untuk pertandingan sepakbola atau olimpiade. Contohnya pada 2014 saat kejuaraan League of Legends tingkat dunia berlangsung. Ada sekitar 40 ribu penonton yang datang dan memenuhi stadion untuk menonton tim favoritnya bertanding.

Via Istimewa

Enggak cuma bagi orang Korea Selatan sendiri, status selebritas bahkan juga dirasakan oleh atlet eSports yang berasal dari negara lain. Contohnya seperti Christian “IWDominate” Rivera, pemain pro League of Legends yang pergi ke Korea Selatan untuk berkompetisi di sana. Dia merasakan atmosfer yang berbeda di Korea Selatan. Di sana, dia dianggap seperti selebritas. Hampir di setiap tempat yang dia tuju, dia dikenali banyak orang. Berbeda sekali ketika dia berada di Amerika Serikat yang hanya segelintir orang yang mengenali dia.

Berbeda lagi dengan Lee “Faker” Sang-hyeok, atlet eSports yang melegenda di sana. Pemain pro League of Legends ini bahkan dianggap dewa karena saking jago-nya. Padahal menurut Faker sendiri, dia enggak sejago itu, tapi hanya selalu fokus dengan apa yang dia lakukan.

***

Rasanya, wajar aja kalau Korea Selatan bisa begitu mendominasi dunia eSports saat ini. Tentunya hal ini enggak cuma karena peran dari satu atau dua pihak saja. Semua pihak, baik pemerintah, gamers, pengembang, komunitas, media, dan sponsor berperan aktif dalam membuat sebuah ekosistem gaming yang sempurna.

Pertanyaannya, apakah Indonesia bisa seperti Korea Selatan? Membahas hal ini, kita juga harus bercermin kepada Korea Selatan. Sejujurnya untuk saat ini, situasi ideal yang dirasakan Korea Selatan terhitung mustahil bagi Indonesia.

Meski begitu, seenggaknya masih ada harapan, kok, buat lo yang mau serius terjun di ranah eSports. Komunitas gamers di Indonesia saat ini udah ramai dan aktif. Pemerintah juga udah mengakui keberadaan eSports. Begitu juga sponsor yang rajin ngadain turnamen-turnamen besar. Jadi, kalau lo memang mau serius, mulai sekarang rajin-rajin aja berlatih. Siapa tahu, lo bisa jadi atlet eSports pro, terus ngewakilin Indonesia di kejuaraan internasional!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.