Faktor Kekalahan BOOM ID dari Geek Fam dalam APAC Predator League 2018

Minggu lalu, tepatnya pada 21 Januari 2018, Asia Pasific (APAC) Predator League 2018 yang diselenggarakan di Mall Taman Anggrek, Jakarta, menjadi saksi jatuhnya jawara Dota 2 Indonesia. BOOM ID sebagai perwakilan Indonesia harus menjadi runner-up setelah kalah dari Geek Fam asal Malaysia di babak grand final.

Sebelum mencapai grand final, BOOM ID terlebih dulu kalah dari Geek Fam di final upper bracket. Ini membuat BOOM ID harus turun ke lower bracket untuk melawan Quid Pro Quo asal Filipina di final lower bracket.

Nah, kira-kira, faktor apa aja yang bikin BOOM ID kalah dari Geek Fam di grand final APAC Predator League? Yuk, simak!

 

1. Drafting

Via Istimewa

Masalah yang paling serius di sini adalah ada beberapa draft alias pemilihan hero yang dilakukan BOOM ID enggak begitu signifikan di dalam team fight. Memang, pick yang dilakukan BOOM ID benar-benar enggak bisa ditebak. Sayangnya, hal ini bisa merugikan tim apabila draft pick yang dilakukan enggak mempunyai komposisi yang pas.

BOOM ID harusnya pede dengan drafting yang biasa digunakan para pemainnya. Padahal, di partai grand final game kedua, BOOM ID udah nunjukin bahwa mereka bisa mengalahkan Geek Fam dengan enggak ngasih farm Medusa. Berikut analisis draft pick yang dilakukan BOOM ID dan Geek Fam di setiap gamenya.

Game 1

Bisa lo lihat di game 1, BOOM ID berusaha untuk bermain push dengan menggunakan Shadow Shaman (Khezcute), Terrorblade (Dreamocel), dan Dead Prophet (InYourDream). Sayangnya, Geek Fam lebih bisa menguasai game dengan Bounty Hunter (PlayHard) yang selalu mobile dan nge-spam skill Track untuk memperkaya tim.

Geek Fam juga lebih baik dalam team fight. Combo Wombo yang dilakukan dengan Disruptor (Oli-) dan Dark Seer (MarCh’) terbukti mampu membuat BOOM ID kewalahan. Terrorblade (Dreamocel) enggak bisa berbuat banyak, apalagi ada skill Static Storm dari Disruptor yang bisa membuat skill Sunder Terrorblade kena silence. Alhasil, game pertama dimenangkan oleh Geek Fam.

Game 2

Di game 2, Geek Fam bermain lebih defensif.  Sayangnya, kegagalan Medusa (Skemberlu) yang farm-nya selalu diganggu oleh Troll Warlord (InYourDream), Earth Spirit (Jhocam), dan Rubick (Khezcute) membuat strategi Geek Fam kacau balau dan sedikit keteteran. Seenggaknya, Tinker (ChYuan) dan Shadow Shaman (Oli-)vbisa memberikan gold dari push tower. Razor (Dreamocel) juga harus diapresiasi karena bisa menghadang Medusa di Top Lane. Akhirnya, game kedua berhasil dimenangkan oleh BOOM ID.

Game 3

Game ketiga yang menjadi game penentu membuat kedua tim harus melakukan draft yang sangat hati-hati. BOOM ID membuat draft yang sangat enggak biasa, sedangkan Geek Fam memilih draft yang bisa counter Storm Spirit (InYourDream). Mobilitas yang dimiliki Storm Spirit bisa dihentikan dengan menggukanan skill Bane (Oli-) yaitu Nightmare, dan dapat di-follow up dengan Puck (MarCh’) Dream Coil lalu Waning Rift. Naix (Dreamocel) juga tidak terlalu ganas. Ditambah Batrider (SaintDeLucaz) yang kalah di Off Lane. BOOM ID pada akhirnya enggak bisa membalaskan kekalahannya di babak final Upper Bracket setelah Geek Fam menang game 3 dan berhasil menjuarai APAC Predator League 2018.

 

2. Pengalaman

Via Istimewa

Umur BOOM ID yang baru satu tahun memang menjadi kendala ketika menghadapi lawan yang sudah berpengalaman seperti Geek Fam. Di beberapa pertandingan sebelumnya, Geek Fam berhasil mengalahkan tim-tim kuat, seperti Fnatic dan Execration, dalam turnamen GESC Jakarta – SEA Qualifier. Namun, tetap aja, menurut Geek Fam, BOOM ID merupakan lawan yang cukup sulit dikalahkan.

 

3. Butuh Pelatih dan Analis Profesional

Via Istimewa

Draft pick merupakan kunci paling utama untuk meraih kemenangan di luar kerja sama tim. Kekalahan BOOM ID dalam APAC Predator League yang disebabkan kesalahan drafting adalah bukti bahwa mereka butuh banget seorang pelatih dan analis profesional yang bertugas mengatur strategi, baik draft pick maupun kerja sama tim, di dalam pertandingan.

Hingga saat ini, BOOM ID belum mempunyai pelatih dan analis setingkat yang dimiliki Geek Fam. Bahkan, hampir seluruh tim pro dunia mempunyai pelatih dan analis yang udah teruji kemampuannya. Alhasil, BOOM ID agak kesulitan ketika dalam urusan draft pick.

***

Secara keseluruhan, BOOM ID udah memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Sebagai tim yang baru terbentuk setahun lalu, BOOM ID telah menoreh prestasi yang luar biasa. Mungkin suatu saat nanti nama Indonesia bisa lebih terkenal di dunia eSports internasional dan nasional. Pokoknya, dukung terus tim-tim eSports Indonesia, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.