Problematika toxic tentu menjadi hal yang lekat dengan dunia kompetitif seperti esports. Lo mungkin pernah ngerasain sendiri sebagai seorang gamers bagaimana ambisi untuk menjadi yang terbaik bikin lo jadi toxic, entah itu puas diri, sombong, atau meremehkan orang lain. Hal ini pun dirasakan betul oleh M1xly yang menjadi kapten The Prime dengan komposisi pemain muda.
Di antara tim Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO) yang berpartisipasi di gelaran Indonesia Esports Premiere League: Tokopedia Battle of Friday (TBOF), The Prime memang menjadi salah satu yang termuda. Tercatat dua anggota timnya, Oliver Budi "Budimeister>" Wangge dan Radya "Rapheelen" Ramadhanta, masih belum punya KTP alias di bawah 17 tahun. Sedangkan, Steven "M1xly" dipercaya menjadi in-game leader (IGL) alias kapten tim, bersama mantan pemain nxl>, Kevin "Mark" Jonathan, yang dipercaya sebagai penyeimbang komposisi tim muda ini.
Meski masih muda, The Prime bukannya enggak mampu berbicara banyak dalam scene kompetitif CS:GO. Talenta mereka buktikan sendiri lewat raihan peringkat dua Indonesia Esports Championship (IEC). Mereka pun lagi-lagi membuktikan bahwa hal tersebut bukanlah kebetulan dengan hasil imbang melawan tim unggulan Recca Esports di pertandingan pekan ketiga TBOF.
Lalu, bagaimana cara M1xly menghadapi problematika toxic yang kerap terjadi di dunia esports, khususnya pada pemain berusia muda? Jawabannya bisa lo temuin dalam obrolan seru di bawah ini antara Kincir dengan M1xly di Highgrounds Cafe, Jumat (14/9).
M1xly: Halo Kincir! Sebenarnya, kami enggak berekspektasi sama sekali. Gua mikir sama yang lain, mau dibantai atau mau ngebantai, semua sama aja. Hal terpenting adalah bagaimana kita all-in dan kasih yang terbaik buat pertandingan itu.
M1xly: Gua merasa antusias karena TBOF menjadi pertama kalinya bagi scene kompetitif CS:GO di Indonesia diperlombakan dalam format liga. Melihat turnamennya yang begitu terstruktur rapi, gua ngerasa seperti ikutan turnamen level internasional. Makanya, gua senang banget bisa ikutan TBOF bersama The Prime.
M1xly: Persiapan pasti ada. Melihat format liga, gua dan teman-teman latihan minimal empat kali seminggu, entah itu latihan tanding atau nonton demo. Apalagi kami punya target di TBOF.
M1xly: Sejujurnya, hasil pertandingan melawan Recca bikin kami percaya diri bisa berbicara banyak di TBOF. Namun, kami enggak berharap apa pun karena sadar bahwa The Prime adalah tim underdog. Makanya, seperti yang gua bilang, target kami adalah berusaha semaksimal mungkin di kejuaraan ini.
M1xly: Gua anggap semua tim adalah lawan berat. Soalnya, gua yakin mereka pasti ingin menjadi yang terbaik di cabang CS:GO. Kalau boleh sebut tim yang paling diwaspadai, sebenarnya ada banyak. Recca yang kami lawan di pekan ketiga termasuk yang paling kami waspadai. Untungnya, kami bisa nahan imbang. Selain itu ada XcN, BOOM.ID, Capcorn, dan RRQ.
M1xly: Sebenarnya punya tim muda berbakat kayak begini ada suka dan dukanya buat gua sebagai kapten. Gua bahagia dan antusias banget. Sebagai tim muda, kami bisa berprestasi dan buktiin kemampuan kami ke banyak orang. Nah, risikonya punya anggota tim berusia muda yang jago adalah bagaimana cara lo nahan ke-toxic-annya.
M1xly: Gua yakin semua orang yang main kompetitif pernah toxic saat masih bocah dulu. Yang namanya anak muda pasti semangat dan berambisi buat jadi yang terbaik. Sayangnya, mereka cenderung puas diri setelah sedikit berprestasi. Padahal, perjuangan mereka masih panjang banget. Gara-gara itulah banyak pemain muda yang enggak berkembang. Gua akuin, sebagai tim muda, kami sempat ngerasa begitu. Namun, sebagai kapten gua akan semaksimal mungkin mencegah sifat toxic tersebut.
M1xly: Di ajang Indonesia Esports Championship 2018, kita berhasil jadi juara dua. Sayangnya, teman-teman gua ngerasa puas duluan dan kehilangan fokus di pertandingan selanjutnya. Makanya, sebelum TBOF mulai, kami ditempa habis-habisan biar mental kami terjaga. Gua percaya teman-teman gua bakal belajar bahwa toxic itu enggak ada untungnya. Apalagi kami memang punya kemampuan dan potensi sebagai tim kejutan.
View this post on Instagram
A post shared by The Prime Esports (@theprime.esports) on
M1xly: Menurut gua, sih, sah-sah aja. Game-game kayak PUBG atau Fortnite bisa banget dan cocok buat jadi esports. Meski enggak sekompetitif game FPS, melihat betapa booming-nya battle royale, gua rasa wajar jika battle royale dipertandingkan.
M1xly: Sejujurnya, iya. Gua sempat pesimis sama scene kompetitif CS:GO di Indonesia. Makanya, pas masa awal gua main CS:GO, gua lebih milih jadi penyelenggara turnamen dibanding pemain. Soalnya, gua saat itu ingin menjaga scene kompetitif di Indonesia agar tetap rutin. Untungnya, turnamen-turnamen kayak TBOF dan turnamen CS:GO lain bikin gua yakin kalau potensinya cerah. Makanya, sekarang gua terjun jadi pemain.
M1xly: Sebagai pemain, gua pengen lebih ada banyak turnamen LAN dibanding daring. Soalnya turnamen LAN itu punya keuntungan untuk melatih mental pemain.
View this post on Instagram
M1xly: Cerah pastinya. Memang di awal tahun kita sebagai pemain sempat merasa turun semangat karena enggak ada turnamen yang bisa kita ikutin. Untungnya, ada TBOF dan turnamen-turnamen lain yang bikin ekosistem CS:GO di Indonesia jadi hidup kembali. Gua juga harus akui bahwa Kevin "xccurate" Susanto dan Hansel "BnTeT" Ferdinand yang gabung ke TYLOO bikin pemain CS:GO di Indonesia makin semangat dan berambisi go international seperti mereka berdua.
M1xly: Sebagai teman yang dulu pernah setim dan se-bootcamp dengan mereka berdua, gua ngerasa bangga banget mereka bisa sampai sejauh ini. Buat xccurate dan BnTeT, jangan pernah patah semangat. Kalian adalah inspirasi dan motivasi pemain CS:GO di Indonesia untuk go international. Jadi, apa pun yang terjadi, tetap semangat dan buktiin bahwa pemain Indonesia itu punya talenta.
M1xly: Terima kasih kembali, Kincir!
***
Sebagai kapten tim, M1xly tahu betul bagaimana beratnya tantangan agar membuat tim jadi solid. Apalagi setelah mereka berhasil membuktikan kemampuan mereka lewat prestasi dan hasil yang memuaskan. Rasa puas diri pun pasti akan muncul jika mereka enggak bisa menahannya.
M1xly sendiri mengakui toxic masih jadi problematika di timnya. Namun, potensi The Prime tetaplah besar, melihat kiprah mereka saat ini dan waktu yang masih panjang bagi mereka untuk belajar serta berkembang. Selagi mereka bisa mawas diri, rasanya mungkin banget The Prime bisa menjadi tim CS:GO terbaik Indonesia di masa mendatang. Sky is the limit for them!