Kekurangan Usia Produktif, Militer Eropa Beralih Cari Atlet Esports

Kekurangan usia produktif di Eropa kini menjadi kendala utama bagi para angkatan bersenjata di sana untuk melakukan prekrutan. Pasalnya dari data yang diambil melalui situs Worldometers, tingkat angka kematian terbanyak di Eropa berada di usia lima tahun. Hal inilah yang membuat para militer mencari alternatif lain untuk perektrutan dan beralih ke dunia esports.

Sebagai seorang pro player, pastinya si pemain tersebut dituntut untuk berkembang dari segi skill dan otak. Hal ini tentu saja membuat mereka jelas lebih unggul daripada populasi pemuda atau pemudi di eropa yang notabene non-gamer. Hal inilah yang menarik angkatan bersenjata untuk mencari kandidat baru sebagai salah satu cara regenerasi.

Dilansir situs Medium, alasan utama militer melirik para gamer adalah intensitas pertemuan mereka dengan teknologi. Kemudian, ada sebuah penelitian ilmiah dari pihak militer yang mengatakan bahwa para gamer yang bermain game aksi, seperti Call of Duty atau Battlefield selama berjam-jam dapat mengembangkan kemampuan otak mereka secara signifikan.

Beralih ke Denmark, angkatan bersenjata nasional di sana, yaitu Forsavet menjalani serangkaian tes bersama dengan salah satu tim esports ternama, yaitu Astralis. Hasilnya pun memukau, para pemain Astralis telah teruji kemampuannya dalam berpikir strategis, kemampuan visualisasi yang baik, cepat tanggap, mampu bekerja sama dengan baik serta pengambilan keputusan yang tepat di tengah kondisi krusial.

Tidak lama berselang dari hasil tes ini dikeluarkan, Forsavet membuat sebuah standar baru untuk merekrut pemain dan kemudian mendapatkan Alexander Hundegger. Mantan gamer CS:GO ini akhirnya direkrut sebagai pengontrol lalu lintas udara.

Selama ini kita pasti sudah akrab dengan istilah inhuman reaction atau 200IQ di ranah esports. Ternyata istilah yang selama ini kita pakai untuk memuji kemampuan para atlet profesional sangat berguna di ranah militer. Kemampuan mereka dalam membaca situasi dan reflek yang sangat baik menjadi salah satu faktor mengapa para atlet esports dan gamer menjadi incaran angkatan bersenjata Eropa.

Bagaimana tanggapan kalian tentang program militer Eropa untuk mencari kandidat dari ranah esports dan game? Tuangkan pendapat kalian di kolom komentar, ya! Jangan lupa juga untuk pantau KINCIR agar kalian tahu berita terbaru seputar esports dan game lain.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.