Buat para pemain Dota 2 pastinya tahu, atau seenggaknya pernah dengar, pemain dengan nickname Miracle-? Pemain yang jago banget pakai hero Invoker dan Shadow Fiend ini memang mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Skill-nya tersebut dibuktikannya dengan memenangkan The International 2017 bersama tim Team Liquid. Akan tetapi, tahu enggak, sih, sebelum jadi seorang pro player ternama, Miracle- dikenal sebagai seorang pubstar?
FYI, pubstar adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut pemain game (biasanya MOBA), yang punya skill individual di atas rata-rata ketika bermain sendiri di dalam public game alias non-ranked games. Seorang pubstar biasanya dianggap sebagai pemain yang individualis alias enggak bisa bekerja sama secara tim.
Selain dikenal sebagai mantan pubstar serta gaya permainannya, Miracle- juga terkenal dengan menjadi orang pertama yang berhasil mencapai Matchmaking Ratio (MMR) 9000. Masih banyak kelebihan dan prestasi Miracle- lainnya. Lebih lengkapnya, Viki bakal ceritakan dalam kisah perjalanan hidup seorang Miracle-, mulai dari awal sebagai pemain pubstar hingga jadi seorang pro player. Yuk, simak!
“When I started playing I was winning and beating everyone with Shadow Fiend. They called me the miracle boy so I just stuck with 'Miracle-',” ujar Al-Barqawi kepada RedBull.com, menjelaskan asal-usul nickname-nya
Pada saat itu, jarang banget ada pubstar yang masuk peringkat teratas MMR. Hal inilah yang menaikkan reputasinya sebagai calon pro player berbakat.
Menurutnya, kariernya sebagai pro player adalah peran dari Johan “N0tail” Sundstein yang melihat bakatnya, lalu mengajaknya untuk menjadi pro player.
Sebelum direkrut (monkey) Business, Miracle- mencapai 8.000 poin MMR, melewati Aliwi "w33" Omar dan menjadi pemain Dota 2 dengan peringkat tertinggi.
Kehadiran Miracle- pada kancah kompetitif Dota 2 mengubah persepsi banyak orang akan pubstar yang sebelumnya dianggap hanya tampil bagus saat bermain secara solo.
OG berhak atas hadiah uang tunai sebesar US$1,11 juta. Miracle- pun mulai dikenal reputasinya sebagai salah satu midlaner terbaik Dota 2.
Sayangnya, OG harus menelan pil pahit setelah kalah dari TnC Gaming dalam The International 2016 meski sebelumnya diprediksi bakal menjadi juara.
Di tahun yang sama, Miracle- minggat dari tim OG dan bergabung dengan Team Liquid pada September 2016
Meski begitu, Team Liquid sempat terseok-seok di awal. Di pertandingan Upper Bracket, mereka kalah melawan Invictus Gaming dan turun ke Lower Bracket. Akhirnya Team Liquid berhasil bangkit dan menyapu bersih pertandingan hingga menjadi juara.
Makanya, banyak pemain Dota 2, baik amatir maupun profesional, yang mengidolakannya dan ingin sukses sebagai seorang pro player seperti dirinya.
Hadiah terbesar didapatkannya dari hasil kemenangannya dalam The International 2017, yaitu sekitar 11 juta dolar per tim atau sekitar 2,2 juta dolar per orang.
Tahun sebelumnya, Miracle- juga mendapatkan penghargaan “Rookie of the Year”! dari Esport Industry Award.
***
Tentu enggak ada yang perlu diraguin lagi kegemilangan seorang Amer “Miracle-“ Al-Barqawi. Bagaimana enggak? Saat ini, dia dianggap menjadi salah satu pemain Dota 2 terbaik di dunia. Belum lagi di usianya yang ke-20, dia udah menghasilkan Rp7,2 miliar secara mandiri. Idaman para cewek banget, 'kan?
Yang pasti, Miracle- meraihnya dengan proses yang panjang dan penuh perjuangan. Dedikasinya sebagai atlet eSports mampu diacungi jempol. Dan tentunya yang paling penting adalah dia juga membuktikan bahwa anak muda bisa menghasilkan sesuatu dan berprestasi dari hobinya bermain game yang sering dianggap sebagai penghalang prestasi.
Kalau menurut lo sendiri, pantaskah dia dianggap sebagai role model dalam dunia eSports? Jangan ragu buat kasih pendapat kalian di kolom komentar, ya!