Muhammad “Magic’ole” Ilham: Point Blank Bukan Dead Game!

Semenjak game MOBA analog dan battle royale menyerang, dunia game di Indonesia jadi berubah. Genre lain pun mulai terpinggirkan. Terutama genre first-person shooter (FPS) yang dulu selalu jadi acuan game esports selain MOBA. Dampaknya pun enggak main-main. Tahun lalu, hanya sedikit promotor yang berani mempertandingkan game FPS. Hal ini pun membuat game-game FPS seperti Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO) atau Point Blank danggap sebagai dead game di Indonesia.

Parahnya, anggapan tersebut bukan hanya datang dari kalangan gamer amatir saja. Beberapa atlet esports FPS pun secara terpaksa turut mengakuinya. Mereka pun bukan asal kelakar saja. Sebab, mereka mengaku bahwa turnamen esports FPS memang sedang sepi sejak popularitas MOBA dan battle royale meledak.

Di saat banyak pemain FPS yang hijrah, Muhammad "Magic'ole" Ilham tetap pada pendiriannya untuk tetap setia. Menurutnya, game FPS seperti Point Blank yang saat ini menjadi salah satu sumber mata pencahariannya udah enggak patut lagi disebut sebagai dead game.

Lalu, apa yang membuat Magic'ole berpikiran seperti itu di saat banyak orang lain beranggapan sebaliknya? Pada Jumat (5/10) lalu, tim Kincir berkesempatan untuk menanyakannya langsung kepada in-game leader dari skuat Point Blank PG.BarracX tersebut. Simak baik-baik hasil wawancaranya di bawah ini biar lo tahu jawabannya!

 

Halo, Magic'ole, Selamat atas kemenangannya dari BOOM.ID di Matchday 7 Tokopedia Battle of Friday (TBOF) oleh Indonesian Esports Premiere League (IESPL)! PG.BarracX tampil meyakinkan banget tadi melawan BOOM.ID. Sebenarnya, apakah ada strategi khusus yang bisa bikin kalian sedominan itu?

Magic'ole: Terima kasih banyak, Kincir! Kami sejak awal udah yakin bakal dapat tiga poin di game ini. Syukurnya prediksi kami terbukti dan rasanya senang bisa menang. Soal taktik, enggak ada strategi khusus. Kunci kami hanya percaya diri setiap bertanding.

 

Di game tadi, lo ngelawan beberapa mantan rekan setim saat masih membela tim GuardianForce seperti Beni "hAdeZz" Susanto dan Michael "SEVERiNE" Winata. Apakah kemenangan ini terasa begitu spesial buat lo? 

Magic'ole: Sebenarnya enggak ada yang spesial. Semuanya biasa aja. Mungkin banyak penggemar Point Blank yang beranggapan game ini jadi ajang balas dendam gua kepada BOOM. Nyatanya enggak. Gua masih berteman baik dengan mereka, hanya memang kami di dalam game udah pasti bermusuhan. Akan tetapi, persaingannya sehat, kok. 

 
 
 

View this post on Instagram

I'm covering my ears like a kids when your words mean nothing ???? . . . #pbgc2017 #steelseries #steelseriesindo #arctis5

A post shared by M Ilham Alhamid (@ilhamole_) on

 

Bicara soal dendam, kabarnya bukan cuma gara-gara lo dikeluarin dari BOOM. Sejak Point Blank National Championship lalu terdengar kabar burung kalau ada 'permainan' antara BOOM dan salah satu tim peserta PBNC 2018 biar lo enggak lolos ke Grand Final. Benar enggak, sih?

Magic'ole: Gua juga dengar gosip ini. Namun, gua enggak bisa percaya begitu aja karena enggak ada bukti. Gua juga enggak mau ambil pusing karena yang udah terjadi biarlah lewat, lalu fokus ke TBOF.

 

Melihat persaingan yang sangat keras di scene kompetitif Point Blank, rasanya aneh jika banyak orang menganggap game ini dianggap mati. Apakah lo setuju atau menyangkal terhadap anggapan banyak gamer soal Point Blank yang menjadi salah satu dead game di Indonesia?

Magic'ole: Jelas enggak. Memang gua akuin sempat jarang turnamen FPS dalam setahun belakangan ini di Indonesia. Akan tetapi, di luar negeri tetap banyak turnamen dan kami ngebuktiin bahwa Indonesia juga bisa berprestasi. Contohnya kami yang berhasil tembus Point Blank Garena Championship (PBGC) 2018 di Brazil. Makanya, gua enggak mau bilang Point Blank adalah dead game karena komunitasnya udah gede banget. Harus gua akui juga, adanya turnamen besar seperti TBOF bikin scene kompetitif Point Blank jadi makin hidup.

 

Jadi, menurut lo TBOF berpengaruh besar terhadap perkembangan esports, khususnya Point Blank, di Indonesia?

Magic'ole: Tentu. Soalnya, adanya TBOF bikin scene kompetitif Point Blank jadi makin rame. Memang saat ini gua belum liat banyak turnamen lain yang mempertandingkan game ini. Akan tetapi, melihat prospeknya, gua yakin dan tentu berharap TBOF bisa menjadi acuan bagi promotor lain untuk mengadakan turnamen Point Blank. Sayang banget kalau talenta-talenta berbakat yang ada di Indonesia enggak dilestarikan. Pokoknya TBOF keren banget!

 

Salah satu hal yang bikin Point Blank dianggap dead game adalah game battle royale seperti PUBG dan Fortnite. Apa tanggapan lo sendiri terhadap genre ini?

Magic'ole: Memang saat ini lagi banyak banget yang mainin game ini. Menurut gua popularitas Steam sebagai platform juga berpengaruh besar terhadap meroketnya battle royale. Akan tetapi, bagi gua battle royale sejatinya masih kalah kompetitif dari Point Blank di Indonesia. Lo lihat aja total hadiah turnamennya yang mencapai angka miliaran. 

 

Lo dulu nyangka enggak, sih, bisa jadi pro player seperti sekarang saat awal lo main game ini?

Magic'ole: Enggak sama sekali. Gua main Point Blank awalnya itu sembilan tahun lalu. Enggak ada niatan mau jadi kayak sekarang. Semuanya gara-gara iseng, tapi lama-lama serius. Gua sampai bolos kuliah gara-gara diajakin main terus. Makanya gua juga baru lulus kuliah karena terlalu 'serius' main. Mungkin pemain lain juga punya jalan pikir yang sama kayak gua karena dulu enggak ada turnamen-turnamen besar. 

 

 

Ada enggak yang berubah dari diri lo dulu sebelum jadi atlet esports, khususnya kehidupan pribadi lo?

Magic'ole: Pastinya ada. Gua sekarang bisa main game yang dari kecil jadi hobi tanpa harus ditentang sama orang terdekat gua. Dulu gua kerjaannya ngewarnet sampai rela bolos kuliah demi naikin ranking. Soalnya kalau malam hari itu pada dikit pemain toxic-nya dan lebih banyak pemain lain yang lebih jago. Intinya, esports ini memang menjanjikan banget. Setelah gua berpenghasilan dari sini, orangtua gua pun enggak lagi nyuruh gua cuma "kerja" atau "nikah". 

 
 
 

View this post on Instagram

Tyloo xcurrate #indopride

A post shared by M Ilham Alhamid (@ilhamole_) on

 

Tadi lo udah menyinggung sedikit soal TBOF yang bisa memicu scene kompetitif Point Blank di Indonesia. Nah, sekarang apa harapan lo sendiri terhadap perkembangan esports di Indonesia?

Magic'ole: Kalau lo lihat Kevin "xccurate" Susanto dan Hansel "BnTeT" Ferdinand sekarang, pasti iri, kan? Mereka sekarang pasti punya gaji yang nilainya bisa ngebiayain nikah. Kenapa mereka gajinya gede? Soalnya di luar mereka digeber terus dengan turnamen yang jumlahnya sejibun. Makanya, untuk Indonesia gua berharap lebih banyak lagi turnamen besar. Bebas, deh, formatnya. Mau turnamen atau liga, yang penting diadain rutin tiap tahun. Semoga harapan gua ini didengar oleh stakeholder yang ada di luar sana. Soalnya, sayang banget kalau esports di Indonesia enggak dilestarikan.

 

Ngomong-ngomong, lo udah nyinggung dua kali soal "nikah". Kayaknya udah ada rencana dalam waktu dekat, nih?

Magic'ole: Hahaha, Insya Allah. Pastinya udah ada rencana. Apalagi pasangan gua ngedukung banget sejak awal dan nemenin dari gua cuma dapat hadiah Rp500 ribu sampai berjuta-juta kayak sekarang.

 

Buat yang terakhir kalinya, apa pesan lo buat para pemain Point Blank di Indonesia yang mungkin juga lagi meniti karier sebagai atlet esports?

Magic'ole: Intinya jangan menyerah dan beranggapan kalau game yang kalian mainin itu dead game. Yang pasti jangan lupa juga buat kurang-kurangin toxic. Soalnya, enggak ada gunanya dan udah pasti enggak bakal ngebangun lo jadi seorang atlet esports. Jadi jago itu karena kemampuan dan pengalaman, bukan karena ngatain orang atau nanya-nanya enggak jelas.

 
 
 

View this post on Instagram

Masih banyak hal didepan sana yang lebih berharga dibanding juara 3 ????

A post shared by M Ilham Alhamid (@ilhamole_) on

 

Terima kasih banyak atas waktunya, Magic'ole! Senang bisa mewawancarai lo.

Magic'ole: Terima kasih kembali, Kincir!

***

Sebagai pemain yang terjun ke dalam ranah kompetitif, harapan Magic'ole terhadap Point Blank tentu enggak salah tempat. Memang anggapan tentang dead game terus mencuat melihat perkembangan genre MOBA dan battle royale yang makin menggila dan menenggelamkan FPS.

Namun, apa yang diutarakan sang pemain tentu beralasan dengan adanya kompetisi bergengsi seperti TBOF yang dilaksanakan rutin tiap minggunya. Makanya, bukannya enggak mungkin jika nanti Point Blank akan menjadi cabang wajib di tiap turnamen besar di Indonesia. Apakah harapan lo juga sama kayak Magic'ole?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.