Rangkuman Perjalanan OG Meraih Aegis of Champions Dota 2

Sang jawara The International 8, OG, bukanlah tim baru yang minim pengalaman. Sebenarnya mereka adalah salah satu tim tangguh yang memang diperhitungkan dan punya sejarah perjalanan panjang sebelum akhirnya muncul jadi salah satu tim yang namanya tercatat di belakang Aegis of Champions.

Penasaran, gimana sih perjalanan dan latar belakang OG sampai jadi tim yang menang banyak kompetisi besar dan akhirnya bisa muncul jadi juara TI? Simak rangkuman perjalanan mereka berikut.

 

Dari Monkey Bussiness Menjadi OG

Via Istimewa

Pada mulanya, rooster pertama OG dibentuk oleh n0taiL dan Fly setelah mereka keluar dari Team Secret di tahun 2015. Kedua pemain lama tersebut kemudian mengajak pemain berbakat yang namanya enggak terkenal karena belum pernah bermain dengan tim-tim besar dunia. Adalah si anak ajaib, Miracle-, Cr1t dan MoonMeander yang dipilih sebagai pelengkap tim mereka. Mereka

Pada mulanya, mereka belum banyak bermain untuk beberapa turnamen dan bahkan enggak lolos kualifikasi. Baru pada saat mereka memutuskan nama menjadi OG, mereka berhasil lolos kualifikasi untuk ikut Frankfurt Major dan menjuarainya sebagai prestasi besar pertama mereka. N0taiL sebagai pencetus dan orang paling lama di OG pernah bilang kalau enggak ada singkatan dan arti khusus dari nama OG.

 

Bangkit dan Jatuh di Musim 2015/2016

Via Istimewa

Setelah memenangkan Frankfurt Major, semua mata langsung menaruh perhatian ke OG dan Miracle-. Sayang ketika gelaran Major kedua di Shanghai tahun 2016, OG bermain agak buruk dan harus gugur. Mereka kembali di gelaran Major ketiga yang diselenggarakan di Manila dan berhasil menjadi tim pertama yang meraih gelar 2 Major. Dengan raihan prestasi gemilang ini, banyak yang berharap kalau OG bisa keluar sebagai juara di TI 6 namun sayang, mereka dikalahkan oleh tim underdog asal Filipina, TNC dan harus pulang di urutan 9/12. 

 

Kepergian Miracle-, Cr1t, dan Moon

Via Istimewa

Mengikuti hasil buruk pada gelaran The International 2016, OG mengumumkan kepergian tiga anggota mereka. Si anak ajaib, Miracle- dipinang oleh Team Liquid sedangkan Cr1t dan Moon mengisi dua tim asal Amerika Utara, Evil Geniuses dan Digital Chaos. Untuk mengisi kekosongan tim mereka ini, N0taiL dan Fly mengajak S4, seorang legenda Alliance yang pernah memenangkan TI, JeraX seorang support posisi empat yang sangat lincah dari Team Liquid dan ana, seorang anak muda asal Australia yang bermain untuk tim Tiongkok, Invictus Gaming.

Gaya bermain mereka saat di formasi ini bisa dikatakan sangat unik. N0taiL, ana, dan s4 sama-sama memiliki kapasitas hero inti yang seimbang dan ketiganya sering bertukar posisi dan lane. Gaya bermain seperti ini membuat OG mendefinisikan gaya bermain baru yang enggak banyak dimainkan oleh tim-tim besar saat itu. 

 

Gelar Major Keempat dan Pertandingan Final Paling Seru di Kiev Major

Pada musim 2016/2017, Valve mengurangi jumlah Major menjadi dua dari yang sebelumnya tiga pertahun. Saat itu, OG mencetak sejarah dengan jadi tim yang memenangkan kedua major tersebut. Pada saat perhelatan Boston Major, OG kembali 'menghijaukan' podium selaras dengan tema warna Spring Major saat itu. Setelah sebelumnya kalah di Shanghai Major dan enggak mendapat kesempatan melengkapi koleksi piala Major, mereka mendapatkan kesempatan lagi untuk bisa mendapatkan Mystic Staff di Kiev Major.

Buat beberapa orang, pertandingan final Kiev Major antara Virtus Pro dan OG bisa dibilang sebagai pertandingan Best of 5 yang paling panas. Kedua tim sama-sama mengejar ketertinggalan dan di akhir game, OG melakukan come back dan permainan cemerlang untuk bisa memastikan gelar Major keempat mereka. 

 

Terpuruk di TI 7 dan Dota Pro Circuit Musim Pertama

Setelah hasil gemilang di dua Major musim 2016/2017, OG menjadi unggulan untuk bisa meraih Aegis of Champions di gelaran The International ketujuh tahun 2017. Sayangnya, seperti tahun lalu, meski menang di dua pertandingan penting sebelum TI, OG enggak mampu bersinar di The International. Mereka harus gugur di urutan 7/8 atau di hari ketiga Main Event. Akibat hasil buruk ini, ana berniat untuk melakukan break dari Dota 2 selama setahun dan sebagai gantinya, OG mengganti posisi mid untuk diisi oleh Resolut1on. 

Pada awalnya, OG digawang-gawang akan bermain baik setelah diisi oleh Resolut1on yang memang bermain sebagai kuda hitam di beberapa kesempatan. Ia pernah menjadi finalis The International saat tergabung di tim Digital Chaos di tahun 2016. Sayangnya ia enggak menemukan sinergi yang ia miliki saat bermain untuk OG dan harus berpisah sebelum sempat bermain bersama di TI 8. OG enggak mendapat poin DPC dari posisi satu atau dua juara turnamen dan harus puas dengan urutan 14 secara total.

 

Drama Perpecahan dan Kembalinya ana

Via Istimewa

Menuju penutupan Dota Pro Circuit, OG ditinggalkan Fly dan S4. Banyak yang menyayangkan hal tersebut karena Fly dan N0taiL sudah seperti kakak beradik dan keduanya sama-sama berjuang membangun OG dari sejak awal. Fly sendiri saat wawancara TI 8 berpendapat kalau dirinya sudah menemukan kejemuan di OG dan lebih memilih untuk move on dan mengambil kesempatan untuk bermain di Evil Geniuses.

Setelah sebelumnya Sebastien Debs atau 7ckngmad atau Ce6 bermain sebagai coach dan sering menjadi Standins, kini ia harus menjadi pemain inti untuk mengisi posisi offlane. JeraX mengajak teman satu negara dengannya di Finlandia, Topson untuk mengisisi posisi mid dan ana diajak kembali oleh n0taiL untuk mengisi posisi carry. Enggak banyak yang nyangka kalau formasi yang belum genap berumur empat bulan ini bisa jadi yang terbaik dan memenangkan The International 2018.

 

Lengkapi Koleksi Trofi dengan Aegis of Champions

Via Istimewa

Setelah sebelumnya mengoleksi tiga piala Major yang menyerupai tiga item di Dota 2 yakni Reaver, Eaglesong, dan Mystic Staff, kini OG telah melengkapi koleksi pialanya dengan Aegis of Champions setelah memenangkan TI 8. Ini menjadikan mereka sebagai satu-satunya tim yang paling banyak memenangkan kompetisi Dota 2 ofisial dari Valve dan mengoleksi empat piala istimewa.

OG adalah satu-satunya tim yang dalam sejarah mampu memenangkan empat dari lima gelaran Major di tahun 2016 dan 2017. Meski terpuruk dan ditinggalkan oleh pemainnya di waktu-waktu sempit sebelum kualifikasi TI 8, mereka membuktikan dirinya sebagai tim terbaik dunia dengan berpegang pada mentalitas dan tekad yang kuat untuk menjadi yang terbaik.

***

Gimana, apakah lo termasuk penggemar OG dari sejak mereka dibentuk atau justru baru menjadi penggemar setelah mereka menang The International kemarin? Yang jelas kita harus menghargai usaha n0taiL dan kawan-kawan yang enggak main-main untuk tetap bisa menjadi yang terbaik di dunia esports Dota 2.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.