(REVIEW) Artifact

Artifact
Genre
  • trading card game
Publisher
  • Valve
Developer
  • Valve
Release Date
  • 28 November 2018
Rating
4.5 / 5

Sebagai game baru yang dikembangkan langsung oleh Valve, Artifact mengambil latar belakang karakter dari dunia Dota 2. Game yang berbentuk trading card ini punya mekanisme unik dan didesain langsung oleh seorang Richard Garfield yang sempat membuat Magic: The Gathering.

Dengan pengembangan yang cukup lama, Artifact telah rampung dan akan dirilis tanggal 28 November 2018. Akses beta sudah dapat diakses sejak 18 November untuk beberapa akun yang memegang beta key. Lewat konten beta dan pengenalan yang telah diberikan, Artifact terlihat jadi game kuat yang nampaknya akan menggeser kejayaan Hearthstone sebagai CCG (collectible card game) populer lewat ekonomi dan gameplay yang rumit namun sangat kompetitif.

Kira-kira, apa saja kekuatan yang dimiliki oleh Artifact? Simak ulasan Artifact berikut ini.

 

Visual yang menggugah

Via Istimewa

Nampaknya, hubungan erat antara Dota 2 dan Artifact sudah bisa terlihat dari user interface di dalam game yang terlihat mirip di antara keduanya. Selain itu, visual karakter yang dihidupkan di dalam game juga mengambil rupa yang sangat dekat dan membangkitkan gairah visual tersendiri. Dukungan ini sangat membuat Artifact terlihat jadi game yang dikembangkan dengan baik. 

Game berbentuk trading card biasanya terkesan kaku karena cara bermainnya sangat sederhana. Valve bisa mengeksekusi dengan sangat baik, gimana bungkus visual Artifact jadi nyaman di mata. User interface yang detail dan ambient effect di sela-sela kejadian menambah keseruan bermain.

 

Gameplay dan mekanik

Via Istimewa

Jika biasanya trading card game membawa satu lapangan atau zona bermain, Artifact mengadaptasi latar pertempuran Dota 2 dengan memisahkannya menjadi tiga jalur. Obyektif yang dipertaruhkan sedikit mirip di mana pemain harus menghancurkan tower/ancient di dalam game. Pemain yang bisa menghancurkan 2 tower musuh atau satu ancient di belakang tower jadi pemenangnya. Ini membuat Artifact akan mengharuskan pemainnya mempertimbangkan salah satu zona yang akan mereka jadikan fokus. 

Dengan mengambil aturan Dota 2 juga, Artifact akan mengharuskan pemain membuat deck dengan batasan 5 kartu Hero yang diklasifikasikan dari 4 jenis warna, biru, merah, hijau, dan hitam. Pemain juga akan mendapatkan gold dan memperkuat kartu Hero dengan bantuan item. Wajar kalau dengan gameplay yang cukup rumit ini, Artifact terkesan enggak akan ramah pada pemula. Butuh banyak waktu untuk bisa menguasai mekaniknya namun ini membuat arus permainan jadi enggak monoton dan banyak hal-hal mengejutkan yang bisa terjadi dalam setiap gamenya.

Jika harus dibandingkan, Artifact punya gameplay yang lebih lama dibanding Hearthstone dan Gwent. Setiap kartu Hero yang lo keluarkan akan hidup kembali dalam dua giliran jika hancur. Ini akan membuat permainan berpusat pada karakter Hero dan kartu lain yang seiring waktu akan berkembang. Siapapun yang dapat menyusun tekanan cukup intens dan bertahan dari gempuran musuh akan keluar sebagai pemenang. Sangat mirip dengan apa yang terjadi di Dota 2.

 

Sistem ekonomi kartu yang berkeadilan

Via Istimewa

Ketika Valve memberitahukan kalau Artifact enggak jadi game gratis, banyak yang menyayangkan hal tersebut. Pasalnya, Hearthstone dan CCG bertema The WitcherGwent, enggak mengharuskan pemain membeli gamenya. Belum lagi, Artifact masih mempertahankan card packs yang harus dibeli untuk mengundi keberuntungan mendapatkan kartu khusus.

Lo mungkin takut akan kehabisan banyak uang jika hendak menginvestasi waktu bermain game ini. Tapi, tahan dulu keraguan lo karena Valve akan memberikan akses Community Market agar lo bisa menjual dan membeli kartu langsung dari pemain lain. Kalau ditelisik, ini membuat Artifact punya akses khusus di mana lo enggak akan kehabisan banyak uang untuk terus-terusan membuka card packs untuk mendapatkan kartu yang lo inginkan. Lo hanya perlu membayarkan uang yang sesuai dengan nilai kartu yang ingin lo beli. 

***

Dengan gameplay yang sangat kompleks dan sistem ekonomi yang enggak bikin lo kehabisan banyak uang, Artifact terasa berimbang.  Mekanisme yang sangat rumit membuat pendekatan strategis yang mendalam jadi bobot besar buat lo bisa menguasai game ini.  Game ini jadi salah satu game CCG yang layak lo mainkan untuk waktu yang sangat lama dan lo enggak harus khawatir menghabiskan banyak uang. 

Gimana? Apakah lo siap merasakan sensasi bermain Dota 2 dalam balutan trading card game? Jangan sungkan untuk bagikan pendapat lo dengan memberi rating di kolom penilaian atas, ya! Terus ikutin juga berita menarik seputar game hanya di kanal Kincir!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.