Rizky “nezo” Rezaldi Putra dan Masalah Disiplin Pemain Esports Indonesia

Matchday 8 Tokopedia Battle of Friday (TBOF) oleh Indonesia Esports Premiere League (IESPL) kembali mempertandingkan Point Blank. Pertempuran seru pun terjadi pada pertandingan langsung yang diselenggarakan di High Grounds Cafe Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Jumat (12/10). Pertandingan antara nxl> dan Bigetron ini pun Kincir manfaatkan untuk mewawancarai salah satu punggawa nxl>, Rizky "nezo" Rezaldi Putra.

Saat diwawancara, nezo menyorot masalah yang dianggapnya selalu menjangkiti mental pemain esports di Indonesia. Menurutnya, pemain esports di Indonesia kurang mampu menghargai waktu dan profesionalitas. Tak hanya ngobrolin disiplin, masih banyak lagi obrolan seru lainnya antara Kincir dan nezo yang bisa lo simak di bawah ini!

 

Halo, nezo. Selamat atas kemenangannya pada pertandingan melawan Bigetron. Apakah ada persiapan khusus sebelum lo bertanding hingga berhasil menang?

nezo: Terima kasih, Kincir! Pastinya kami senang banget bisa meraih kemenangan pertama. Soal persiapan, sih, enggak ada yang beda. Kami tetap latihan semaksimal mungkin. Bukan cuma buat skill, tapi buat mental. Sebenarnya ada strategi khusus tapi kita enggak mau kasih tahu karena takut kedengaran tim lain, ha ha ha.

 

Sebelum pertandingan ini, bersama Bigetron kalian belum pernah meraih kemenangan. Apakah selama ini ada kendala dalam tim lo hingga selalu meraih hasil buruk?

nezo: Harus diakui, kami selama ini bermain buruk. Kami juga kurang latihan. Enggak ada alasan lain. Memang beberapa pertandingan sempat terjadi kendala teknis. Akan tetapi, hal tersebut enggak mau kami jadikan alasan. Kami bakal terus latihan biar belajar dari tiap kesalahan yang kami lakukan di tiap game. 

 

Kalau bisa sebut nama, menurut lo siapa yang bakal jadi lawan terberat nxl> di TBOF?

nezo: Semua tim pasti sepakat bahwa RRQ lah lawan terberat mereka. Enggak bisa bohong, pengalaman mereka udah teruji dengan menjadi juara PBNC dan PBIC 2018 kemarin. Namun, kami anggap semua tim yang ikut TBOF adalah lawan yang sepadan dan enggak boleh diremehkan.

 

Apakah ada perbedaan, entah itu persiapan atau atmosfernya, antara TBOF dan turnamen esports lain yang pernah lo ikuti?

nezo: Jelas ada. IESPL TBOF ini mengubah scene kompetitif di Indonesia. Semuanya jadi makin ketat. Bagi tim-tim kayak kami, tentu TBOF bisa jadi pengalaman yang sangat berharga untuk bekal bermain di level yang lebih tinggi. Makanya gua pribadi ngerasa senang banget bisa ikutan turnamen sebesar ini.

 

Seperti yang lo bilang, TBOF berhasil membuat esports di Indonesia jadi lebih kompetitif. Memang, dulu enggak sekompetitif itu, ya?

nezo: Sebenarnya kompetitif, tapi enggak terorganisir aja. Dulu, rasanya susah banget ikutan turnamen karena cuma ada satu atau dua promotor yang mau ngadain. Istilahnya kayak enggak ada yang dukung hobi kita. Ngomong-ngomong, enggak cuma buat esports, gua yakin TBOF juga mengubah nasib banyak pemain esports di Indonesia.

 

Buat lo pribadi, perubahan yang paling terasa buat diri lo apa?

nezo: Di luar pendapatan, tentu yang paling terasa adalah pengakuan dari orang lain. Dulu, gua main warnet selalu dicap negatif sama banyak orang, termasuk orangtua. Gua hampir kena SP 3 gara-gara sering cabut sekolah buat ngewarnet. Saking rajinnya gua ngewarnet, orangtua gua juga sita motor biar gua enggak bisa jalan. Sekarang beda banget. Gua main bisa menghasilkan, terus kasih orang tua. Itu rasanya senang banget, sih, bisa ngebuktiin mereka kalau hobi gua yang dulu dianggap buruk jadi positif kayak sekarang.

 

Jadi, ngebuktiin ke orangtua dan orang lain yang ngeremehin hobi lo jadi motivasi lo terjun di dunia esports?

nezo: Enggak juga. Gua sejak awal lebih pengen mengubah mental pemain esports Indonesia.

 

 

Wah, memang menurut lo apa yang harus diubah dari mental pemain kita? Apakah soal profesionalitas dan profesionalisme?

nezo: Bisa dibilang begitu. Masalah disiplin udah lama jadi kekhawatiran gua. Selama ini gua ngerasa pemain kita kurang disiplin, terutama masalah waktu. Gua pun ngerasa belum mampu mencapai tingkat disiplin yang baik. Selain itu, gua juga mau ngubah mental kita biar bisa jumawa sama orang luar negeri. Soalnya, selama ini gua ngerasa mental orang kita lebih pengen ngelawan orang dalam negeri. Padahal, dengan ngelawan orang luar negeri bisa bikin mental lebih keasah. Makanya, gua berharap kita semua bisa mewujudkan hal tersebut demi kemajuan esports di Indonesia.

 

Pesan lo buat para pemain Point Blank yang ingin menjadi pemain esports profesional yang sukses kayak lo?

nezo: Yang pasti harus disiplin dan hargai waktu. Selanjutnya, jangan nyerah sama keadaan. Memang banyak yang bilang Point Blank udah enggak ada harapannya lagi. Lo lihat, deh, sekarang. Setelah TBOF dimulai makin banyak turnamen Point Blank. 

 

Terima kasih banyak buat wejangannya, nezo. Sukses terus untuk ke depan dan impian lo untuk memajukan esports Indonesia!

nezo: Terima kasih kembali, Kincir. Mari sama-sama berjuang!

***

Harus diakui, disiplin memang menjadi masalah bagi pemain esports di Indonesia. Tak cuma pemain esports aja, orang Indonesia pun seakan lekat dengan julukan "enggak bisa disiplin". Sebagai salah satu orang yang terjun di dalamnya, tentu sangat keren bagi nezo untuk menjadikan masalah disiplin sebagai motivasi terjun ke dunia esports. Semoga aja tujuannya untuk memperbaiki mental pemain esports di Indonesia bisa berwujud, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.