Perjalanan Team Liquid Mempertahankan Gelar The International

Dalam sejarah The International Dota 2, belum ada tim ataupun seorang pemain yang pernah memegang Aegis of The Champions lebih dari sekali. Sejak digelar dari tahun 2011, dengan total hadiah yang terus bertambah setiap tahun, The International selalu menyajikan cerita dan sang pemenang selalu berada di tempat para penggemarnya.

Jika dikaji secara cocoklogi, ada tradisi menarik kalau setiap tahun genap, tim dari Cina akan menjadi juara dan pada tahun ganjil, sang juara baru selalu berasal dari benua yang berbeda. Hal ini didukung oleh fakta kalau nyatanya tim-tim yang pernah menjuarai The International dan terpuruk pada musim berikutnya akan frustasi dan kemudian tidak akan menjuarainya lagi.

Meski begitu, banyak orang percaya kalau kutukan ini bisa dipecahkan sewaktu-waktu. Sang juara bertahan, Team Liquid bisa jadi adalah tim yang memutus rantai ini dan menjadikan semua roosternya sebagai pemegang juara sebanyak 2 kali. 

Berikut rekap perjalanan sejarah Team Liquid yang bisa inget-inget lagi!

 

Sejarah Sebelum KuroKy Memimpin Team Liquid

Sebagai salah satu tim yang cukup tua di kancah esport DotA, Team Liquid punya sedikit sejarah yang panjang. Awalnya, Team Liquid dibentuk di Amerika Utara ketika beberapa pemain Amerika saat itu berpencar setelah kalah di The International 2012. FLUFFNSTUFF, TC dan Ixmike yang saat itu mewakili Complexity bergabung dengan BuLba yang keluar dari Evil Geniuses dan mengundang Korok dari Quantic Gaming untuk membentuk skuad pertama tim liquid. Mereka lolos kualifikasi The International 2013 dan salah satu kemenangan besar saat itu adalah mereka mengalahkan LGD yang diisi oleh skuad Cina yang berpengalaman seperti Hao dan xiao8. Sayangnya mereka langsung gugur ketika berhadapan dengan tim Cina lain yakni Invictus Gaming.

Menuju The International 14, FLUFFNSTUFF mengundurkan diri dari Team Liquid dan berniat pensiun diikuti oleh kepergian 2 temannya yang lain dan hanya menyisakan BuLba serta TC. Untuk mempersiapkan skuad menuju gelaran TI ke-4 itu, Team Liquid mengajak qojqva, WayToSexy, dan DeMoN. Sayangnya mereka tidak mendapat prestasi gemilang di gelaran ini dan ini menuntun Team Liquid untuk mengambil istirahat panjang hingga tahun 2016.

 

Kepindahan Liquid ke Eropa dan masuknya KuroKy

Via Istimewa

Menuju gelaran The International 2016, manajemen tim mengundang KuroKy untuk memimpin skuad baru mereka dan kemudian mengajak beberapa pubstar dengan rating MMR tinggi yakni JerAx, MinD_ContRoL, dan MATUMBAMAN serta mengundang FATA- yang keluar dari Cloud9. Karena mayoritas skuad ini memiliki latar belakang dari negara di Eropa, mereka memindahkan organisasi mereka dari Amerika ke Belanda. Team Liquid berhasil ikut dalam gelaran TI ke-6 namun sayangnya belum bisa duduk di podium tertinggi sebagai juara.

Setelah gagal di TI 6, FATA- meninggalkan Liquid dan break sedangkan JerAx diundang untuk bermain di tim OG. KuroKy mempertahankan MATUMBAMAN dan MinD_ContRoL serta mengajak kembali GH yang saat itu sudah pernah bermain untuk menggantikan JerAx pada gelaran Dream League tahun 2016. Tak disangka kalau si anak ajaib, Miracle- ternyata keluar dari tim OG dan memutuskan untuk ikut di Team Liquid. Pada saat gelaran turnamen-turnamen di akhir tahun 2016 menuju tahun 2017, skuad ini tampil prima dengan finish di urutan tinggi di beberapa turnamen dan memenangkan Kiev Major hingga akhirnya tampil meyakinkan dengan kemenangan besar 3-0 dari Newbee di final The International 2017.

 

Sepak Terjang Team Liquid di Dota Pro Circuit

Via Istimewa

Selepas The International 7, Valve memberitakan bahwa untuk bisa hadir dalam The International, setiap tim harus berebut poin di rangkaian turnamen-turnamen kecil maupun besar yang rangkaiannya disebut Dota Pro Circuit atau DPC. Variasi poinnya beragam, dari mulai 300 untuk setiap gelaran Minor hingga yang paling besar 2250 poin untuk Supermajor.

Pada gelaran musim pertama ini, Team Liquid memulai DPC dengan meyakinkan, duduk di podium pertama pada gelaran StarLadder paruh musim pertama di Kiev, Oktober lalu. Meski mereka tidak mendapatkan gelar pada gelaran Major pertama dan kedua, mereka mempertahankan raihan poin dengan menjuarai Dota Pit dan Starladder paruh musim kedua. Setelah kembali kesulitan meraih poin dan harus puas dengan posisi ke-2 saat gelaran Major, Epicenter XL di Moscow, mereka meraup poin penuh saat gelaran Supermajor dan menutup Dota Pro Circuit dengan kemenangan besar untuk 2250, mengukuhkan mereka di posisi ke-2 tangga DPC setelah Virtus Pro. Meski terpaut cukup jauh, sekitar 3000 poin dengan Virtus Pro, mereka memberi permainan yang cukup signifikan pada setiap turnamen di DPC. Mereka selalu duduk di posisi teratas grup dan gugur pada urutan yang tidak terlalu jauh.

Jika solidaritas dan gaya bermain ini dipertahankan saat gelaran The International 8 nanti, bukan tak mungkin Team Liquid bisa menjadi juara bertahan dan kembali membawa puluhan juta dolar. Ada aura tersendiri melihat tekad besar sang kapten, Kuro ‘KuroKy’ Sale Takahashi saat akhirnya menjuarai TI 7 kemarin, dan tahun ini, ia akan kembali memimpin skuad terkuatnya itu dalam usahanya mempertahankan gelar tertinggi pada kancah pertandingan Dota 2.

***

Buat lo yang kangen sama momen kemenangan Team Liquid tahun lalu, lo bisa tonton lagi True Sight, dokumenter resmi dari Valve untuk The International 2017.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.