Sebagai publisher dan juga penyelenggara turnamen resmi dari game-game besutannya, Riot Games kerap bertindak tegas dengan memberikan hukuman pada setiap pemain ataupun organisasi yang enggak bisa mengikuti peraturan. Baru-baru ini, mereka telah menjatuhi hukuman pada 100 Thieves di babak perempat final VTC: Master.
Riot Games mengambil keputusan untuk menjatuhi hukuman denda untuk 100 Thieve sebesar 5.000 dolar Amerika atau setara dengan Rp72 juta. Hal ini bermula ketika tim asal Amerika Utara ini menunda pertandingan melawan Immortals selama satu jam di babak perempat final VTC: Masters.
100 Thieve merasa enggak setuju dengan server yang digunakan dalam turnamen resmi ini. Enggak hanya menerima hukuman denda, Hector “FrosT” Rosario juga mendapatkan masa percobaan karena menunjukkan perilaku tidak profesional.
Hukuman yang dikenakan oleh FrosT, ketika diberitahu bahwa gagal untuk memulai pertandingan, sesuai keputusan panitia turnamen dapat mengakibatkan diskualifikasi, FrosT mengancam akan memanfaatkan media sosial soal pemain melawan penyelenggara turnamen.
Walaupun mereka mampu memenangkan pertandingan tersebut, sayangnya 100 Thieves harus berakhir di posisi keenam ketika berhasil dikalahkan oleh Gen.G Esports di babak lower bracket dan mendapat 20 poin circuit.
A competitive ruling has been made on 100 Thieves. Read more: https://t.co/jDO9Q1OCte
— VALORANT Champions Tour NA (@valesports_na) March 23, 2021
Menanggapi hukuman dari Riot Games, 100 Thieve memberikan tanggapan berubah video diskusi dengan panitia turnamen dan FrosT. Organisasi ini enggak setuju dengan keputusan yang telah dijatuhi. Menurutnya, Riot salah mengartikan insiden tersebut setelah mereka mematuhi penyelidikan.
Pernyataan tersebut juga menyebutkan jika keputusan sebelumnya tentang ping dan server yang disukai TSM dan 100 Thieves. Hal ini langsung jadi kontradiksi langsung karena keputusan menggunakan server yang berbeda ketika mereka harus berhadapan dengan Immortals.
“Kami bergerak maju dan satu-satunya fokus tim adalah meningkatkan kinerja untuk turnamen Valorant mendatang,”.
A statement regarding the VALORANT competitive ruling: pic.twitter.com/EgIZeAIZFv
— 100 Thieves Esports (@100T_Esports) March 23, 2021
Menanggapi pernyataan 100 Thieve, Riot mengatakan jika ada tiga saksi independen memberikan kesaksian bahwa ForsT membuat pernyataan tentang hal ini. Saat ditanya langsung dalam wawancara personal, sang pelatih menyebutkan kalian tersebut.
Meskipun 100 Thieve memberikan Riot klip suara yang menunjukkan sisi percakapan FrosT, di mana sang pelatih enggak menyebutkan kata-kata tersebut, mereka menolak untuk memberikan video lengkapnya kepada sang publisher.
Bagaimana tanggapan kalian dengan 100 Thieves dan sang pelatih yang dikenakan hukuman dari Riot terkait penundaan pertandingan di VTC Masters? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya! Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.