Ngobrolin IESPL TBOF dan CS:GO Bareng “AWP God”, Kevin “xccurate” Susanto

Indonesia Esports Premiere League: Tokopedia Battle of Friday (IESPL TBOF) resmi dimulai pada Jumat (10/8). Dalam seremoni pembukaan yang di Grand Ballroom Hotel Pullman Central Park, ada banyak figur esports di Indonesia yang hadir. Dimulai dari tim, pemilik, pemain, hingga penggemar dari masing-masing tim datang untuk menonton tiga pertandingan yang diselenggarakan. Di antara banyak figur penting yang hadir, Kevin "xccurate" Susanto menjadi salah satu yang paling menarik perhatian.

Yap, nama xccurate tentu udah enggak asing di kalangan penggemar Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO). Dia adalah salah satu dari dua pemain profesional asal Indonesia yang memperkuat tim esports asal Tiongkok, TyLoo. Tak main-main, dia membawa TyLoo menjuarai turnamen major StarLadder & ImbaTV Invitational Chongqing 2018 bersama sang kolega senegara, Hansel "BnTeT" Ferdinand.

Tak heran jika kehadiran xccurate bikin heboh acara pembukaan IESPL TBOF. Pasalnya, dia adalah salah satu figur esports paling penting di Indonesia. Dia menjadi satu dari sedikit pro player asal Indonesia yang mengharumkan nama bangsa lewat prestasinya di level internasional.

Dalam konferensi pers IESPL TBOF, xccurate membocorkan sedikit info soal gaji yang dia terima selama sebulan. Nilainya pun bikin banyak peserta yang hadir kaget, yaitu Rp30 jutaan per bulannya. Tak hanya itu, masih banyak hal lain yang dibicarakannya kepada tim Kincir. Biar enggak penasaran, yuk simak keseruan obrolannya di bawah ini!

 

Halo, Kevin, selamat datang di IESPL TBOF!

X (xccurate): Halo, terima kasih atas sambutannya.

 

Bagaimana kesan pertama lo tentang adanya IESPL TBOF sebagai liga esports multicabang pertama di Indonesia?

X: Di antara banyak turnamen esports yang ada, ini yang paling bagus. Waktu gua masih main di Indonesia (bersama Recca Esports) enggak ada yang kayak begini. Adanya IESPL TBOF bikin scene kompetitif di Indonesia jadi makin seru.

 

 

Sejujurnya, gua kaget pas tahu lo baru mulai main CS:GO dari kelas 3 SMA. Sekarang usia lo udah 20 tahun, itu artinya lo cuma butuh tiga tahun untuk sampai ke level sekarang. Bagaimana, sih, prosesnya dari awal lo main hingga sekarang?

X: Gua kenal CS pas jamannya dulu masih CS 1.6. Di masa itu, gua sering banget main CS. Intinya memang harus sering main biar skill dan pengalaman lo terasah. Dari situ gua cobain level kompetitif dan gua jadi belajar banyak soal kerja sama tim. Ternyata beda banget sama main sendiri. Lo enggak bisa asal nembak atau asal lempar granat. Di skala internasional, lempar granat itu harus diperhitungin secara matang. Gaya main di tiap regional pun beda antara Eropa dan Asia. Makanya, dari situ gua belajar banyak dan gua terapin dalam permainan gua.

 

Boleh ceritain bagaimana proses lo bergabung dengan TyLoo?

X: Waktu itu gua masih di Recca. Kebetulan gua dengar kabar TyLoo lagi kurang satu pemain. Lebih kebetulannya lagi, slot kosongnya khusus buat pemain AWP. Awalnya, gua ikutan turnamen trial dan jadi pemain stand-in untuk kualifikasi online turnamen di Eropa. Untungnya gua main baik dan dianggap klop sama tim. Dari situ gua resmi tanda tangan kontrak sama TyLoo.

 

Reputasi lo sebagai pemain CS:GO udah terbukti GG abis. Karena lo hitungannya udah go-international, menurut lo apa yang kurang dari scene kompetitif CS:GO di tingkat lokal?

X: Secara keseluruhan, gua lihat pemain kita kurang pengalaman jika dibandingin sama pemain luar. Pemain Indonesia harus sering main, baik latih tanding maupun tanding beneran sama pemain luar. Sering banget kejadiannya tim Indonesia jago pas di kancah lokal, tapi melempem pas ketemu tim luar. Selain itu, menurut gua CS:GO belum 100% di-support di sini, enggak kayak Mobile Legends. Tentunya sayang jika gamer di Indonesia enggak manfaatin pamor CS:GO di level internasional.

 

 

Ada enggak, sih, harapan khusus dari lo sebagai atlet esports terhadap perkembangan esports di Indonesia?

X: Gua pribadi pengen banget melihat tim Indonesia bisa main di kancah internasional. Enggak cuma pemain aja kayak gua dan BnTeT, tapi juga tim asli Indonesia. Seenggaknya ada, lah, dua atau tiga tim yang bisa masuk 10 tim terbaik di Asia Tenggara. Asal lo tahu, scene kompetitif Indonesia udah narik perhatian dari komunitas di Eropa, loh. Dulu gua cerita ke pemain-pemain luar kalau di Indonesia udah berkembang pesat sekarang. Beda dari zaman dulu yang enggak ada bootcamp khusus. Makanya gua berharap pemain-pemain kita bisa manfaatin itu semua buat berkembang.

 

Melihat scene lokal yang sekarang udah sangat kompetitif dan berkembang pesat, ada enggak keinginan untuk balik membela tim esports Indonesia?

X: Untuk saat ini belum ada. Soalnya, cita-cita gua masih banyak yang belum tercapai, khususnya juara turnamen Major. Nah, baru kalau gua rasa semua udah cukup, gua bakal balik ke Indonesia dan ikutan ngerasain serunya scene kompetitif di sini. Gua juga mau berbagi pengalaman dan ilmu sama pemain CS:GO di sini.

 

Selain juara turnamen Major, ada enggak harapan atau cita-cita lain yang saat ini pengen banget lo wujudkan nanti?

X: Ada, dong! Gua pengen banget bikin tim esports yang semua roster-nya pemain Indonesia. Pastinya bakal keren banget jika nanti nama Indonesia terangkat bukan cuma dari pemainnya, tapi dari tim secara keseluruhan.

 

Terima kasih, Kevin! Semoga karier lo makin cemerlang dan harapan lo untuk mengharumkan nama Indonesia di level internasional terwujud!

X: Terima kasih kembali, Kincir!

***

Begitulah wawancara tim Kincir dengan Kevin "xccurate" Susanto di seremoni pembukaan IESPL TBOF. Dari obrolan tadi, terlihat bahwa harapan xccurate yang ingin mengharumkan nama bangsa di kancah internasional juga jadi harapan para gamer yang ada di Indonesia. Semoga aja impian dan harapannya terwujud dan bikin Indonesia bisa jadi pemain utama di scene kompetitif CS:GO internasional!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.