Miss Peregrine’s House for Peculiar Children, Bentuk Dedikasi Tim Burton

Salah satu film fantasi 2016 yang Viki acungi jempol adalah Miss Peregrine’s House for Peculiar Children. Film ini sebetulnya diangkat dari novel berjudul sama, tapi nuansa poster film dan bukunya memang agak beda. Poster film lebih memperlihatkan sisi fantastis dari cerita. Sementara itu, bukunya bernuansa horor, mengingat ada gambar hitam putih anak kecil yang berdiri. Perasaan Viki selalu enggak enak saat melihat sampul buku itu. Tapi saat baca novelnya, perasaan enggak enak itu berubah. Malah Viki betah banget dan enggak sabar untuk membuka halaman demi halaman. Soalnya seru sih, ceritanya.

Jadi, sejak kecil, Jacob alias Jake, seorang remaja yang tinggal di Florida, selalu diceritakan tentang dongeng-dongeng anak-anak istimewa yang tinggal di rumah Miss Peregrine di Wales. Miss Peregrine ini adalah ymbrine  (baca: “im-brin”, manusia yang bisa berubah jadi burung dan memanipulasi waktu). Tapi cerita enggak cuma berfokus pada hal itu saja. Ada sekelompok ilmuwan, dipimpin oleh Dr. Barron, yang ingin hidup abadi tanpa perlu berada dalam kekangan lingkaran waktu. Untuk bisa mendapatkan kehidupan abadi itu, mereka harus mentransfer energi para ymbrine   yang sudah menjelma jadi burung. Ymbrine itu dikurung dan dihubungkan ke tubuh-tubuh mereka melalui energi listrik, yang kemudian membunuh ymbrine tersebut. Alih-alih hidup abadi, mereka berubah menjadi monster hollowgast bertentakel yang mengerikan, dan untuk mengubah diri jadi seperti manusia, mereka harus rajin makan bola mata, terutama bola mata anak-anak yang istimewa itu. Jadilah para Ymbrine menjaga anak-anak istimewa mereka dengan lingkaran waktu yang tersembunyi. Seperti Miss Peregrine yang membuat lingkaran waktu di Wales.

Nah, kakeknya Jake, Abraham alias Abe, waktu masih berperang dulu sering pergi ke rumah Miss Peregrine dan dekat banget dengan mereka. Terutama sih Emma, gadis cantik yang bisa mengontrol udara dan bisa terbang kalo enggak menggunakan sepatu timah yang berat. Abe pun menceritakan ini kepada anaknya dan juga cucunya. Mendengar cerita tersebut, ayahnya Jake memutuskan untuk tidak percaya dan menganggap Abe gila. Jake sih awalnya percaya, tapi kemudian ragu. Soalnya banyak orang yang bilang kalo foto para anak di rumah Miss Peregrine adalah foto palsu.

Jake pun kemudian menjalani kehidupan normal, sampai kemudian kakeknya mati dengan kedua mata diambil di hutan dekat rumahnya. Di saat itu, Jake pun melihat monster Hollowgast, yang ternyata, tak bisa dilihat orang lain selain orang-orang dengan kemampuan khusus.

Nah, karena merasa dirinya gila, Jake pun kemudian pergi ke psikiater. Oleh sang psikiater, Jake disarankan untuk pergi ke Wales dan menengok apakah rumah Miss Peregrine betul-betul ada. Jake pergi ke sana ditemani oleh sang ayah yang skeptis parah dan menganggap kalo perjalanan ke Wales ini bakal sia-sia. Nah, di sanalah Jake kemudian bertemu dengan Miss Peregrine dan anak-anak istimewa tersebut, serta mengalami petualangan yang sama dengan yang diceritakan sang kakek.

Cerita tentang anak-anak sakti sudah biasa. Lingkaran waktu juga. Monster pun enggak berbeda. Akan tetapi, menurut Viki, film ini tetap menarik dan sayang banget buat dilewati. Nah, apa aja sih, poin menarik dari film ini?

 

1. Alurnya cepat

Enggak butuh waktu lama sampai ke cerita saat Jake bertemu dengan Miss Peregrine dan anak-anak istimewanya. Jadi, kita pun enggak merasa gemes, enek, dan ngerasa bosan. Ceritanya to the point dan enggak maksa dipanjang-panjangin biar kita penasaran. Kalo lo pengen refreshing, cocok banget sih. Oh ya, setiap kejadian pun enggak diisi dengan dialog bertele-tele atau menye-menye yang bikin lo gregetan mau makan kursi bioskop. Asyik deh pokoknya.

 

2. Fantasi mengerikan ala Tim Burton

Sauron ngeri. Voldemort dan Dementor juga. Tapi beberapa hal di film ini juga punya sisi ngerinya sendiri. Selain monster Hollowgast yang nggak punya mata dan punya bentuk aneh, ada beberapa tokoh protagonis yang bikin kita bergidik ngeri.

Salah satunya si kembar yang jadi anak-anak istimewa di rumah Miss Peregrine. Awalnya, creepy aja melihat mereka selalu pakai topeng ala-ala psikopat gitu, tapi mereka anak kecil yang doyan main bola dan doyan bercanda. Kita pun bertanya-tanya kenapa kok mereka selalu pakai topeng, apa sih yang mereka sembunyikan? Jawabannya ada di film ini. Waktu mereka buka topeng, agak merinding sih Viki…

 

3. Dialognya nggak berbelit-belit

Dialognya antar tokohnya to the point dan nggak kebanyakan intrik. Nggak ada tuh konflik yang muncul karena si A sok-sok nyembunyiin sesuatu, dan si B orangnya nggak enakan. Semua berjalan dengan mulus, dan nggak bikin kita gemes kayak kalo nonton sinetron, di mana si protagonis diem aja meskipun difitnah, tapi ujung-ujungnya nangis di kamar dan mempertanyakan kenapa nasibnya kayak gini. Yaiyalah, lo aja nggak mencoba klarifikasi…

 

4. Pertempurannya seru

Pertempuran antara anak-anak istimewa dan para hollowgast ini seru. Serunya beda lho sama Five Armies’ Battle atau pertempuran terakhir Harry Potter. Serunya ini dalam artian lucu, gemes, dan asyik banget ditonton sama anak-anak. Kalo menegangkannya nggak terlalu ya, karena pertempurannya nggak berdarah-darah dan nggak melibatkan ratusan orang gitu.

 

5. Pemeran Miss Peregrine-nya cantik dan menawan

Miss Peregrine diperankan oleh Eva Green yang cantik jelita dan punya nuansa femme fatale gitu deh. Cara ngomongnya juga tegas dan seksi. Sebenernya awal pertama melihat Miss Peregrine, dia kayak orang jahat gitu sih, soalnya ngomongnya tegas dan matanya tajam banget. Tapi ternyata dia sangatlah baik dan keibuan. Selain itu, dia juga rela berkorban buat orang-orang yang dia kasihi.

***

Oh ya, meskipun termasuk film fantasi, film ini sebenarnya enggak cocok banget ditonton sama anak-anak kecil. Cocoknya sih buat remaja SMP ke atas, karena ada beberapa adegan yang sadis buat anak kecil dan mungkin bikin trauma (meskipun bagi kita biasa). Dan ada juga adegan percintaan ala Awkarin atau Vennya. Tapi overall, film ini memang asyik dan cocok buat melepas stres.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.