Saint Cloth Myth Revolution, Komunitas Penggemar Saint Seiya

Jangan ngaku sebagai pencinta manga/anime generasi 90-an kalau lo enggak tahu sama manga Saint Seiya: Knights of the Zodiac. Manga yang lebih dikenal dengan sebutan Saint Seiya ini digemari karena ceritanya terinspirasi dari mitologi Yunani. Manga yang dikarang oleh Masami Kurumada sempat populer di era 90-an dan bikin dia digemari banyak kalangan. Enggak cuma manga, Saint Seiya juga dibikinin versi animenya yang ditayangin pada tahun 1986 hingga 1989 di Jepang.

Animo Saint Seiya pun enggak cuma ada di Jepang. Di Indonesia, Saint Seiya juga punya banyak penggemar yang menjalar ke ranah yang lebih luas, seperti action figure, film, game, dan cosplayer. Para penggemar Saint Seiya ini berkumpul dalam suatu komunitas bernama Saint Cloth Myth Revolution. Kebetulan Viki ketemu mereka di acara Battle of the Toys 2017 yang diadain belum lama ini. Nah, buat lo yang penasaran sama komunitas SCMR, Viki bakal jabarin apa aja yang Viki obrolin sama mereka dan ngulas fakta-fakta menarik tentang komunitas ini. Simak yuk!

 

1. Dibentuk di Jakarta pada tahun 2014

Saint Cloth Myth Revolution didirikan oleh Gio Fernandez Alvin pada tanggal 30 November 2014. Selain sebagai pendiri, Gio juga merupakan Ketua dari SMCR. Viki juga sempet nanya makna dibalik nama SCMR ke Gio. “Nama Saint Cloth Myth (SCM) mengacu pada istilah untuk menyebut  lini action figure original Knights of the Zodiac. Sedangkan huruf “R” artinya Revolution, maksudnya kita enggak hanya membahas action figure aja tapi bikin komunitas yang all about Saint Seiya,” ujar Gio.

 

2. Berawal dari koleksi action figure

Viki sempet ngobrol sama dua perwakilan dari SCMR. Mereka adalah Gio (Pendiri, Ketua) dan Hendwinanda Novarianto atau Hendwi (admin grup). Gio dan Hendwi cerita mengenai latar belakang terbentuknya SCMR. Gio bilang, “Dulu pernah ada komunitas Saint Seiya, tapi hanya berfokus di action figure. Padahal Saint Seiya berawal dari komik yang dibikin sama Masami Kurumada (1986), lalu ada animenya juga. Dari situ kami berpikir bahwa harus melebarkan sayap (komik, anime, game, cosplayer),”

 

3. Punya jaringan komunitas internasional

Sebelom Viki ngajak lo kenal SCMR lebih jauh, lo harus tau kalo SCMR punya jaringan internasional dengan komunitas Saint Seiya di luar negeri. Apa aja ya kira-kira ? “Salah satunya adalah SCMR Philippines (Filipina), mereka minta izin menggunakan nama SCMR Phillipines dan gua dijadiin admin juga disana. Jadi bisa tau kegiatan mereka apa aja,” papar Gio.

Selain itu SCMR juga bekerja sama dengan Athena No Seintos (ANS) yang dibikin sama Jorge Vasquez (Peru). “ANS ini adalah komunitas pencinta Saint Seiya yang ada di Peru. Komunitas ini dibentuk Jorge dan teman-teman sesama pencinta Saint Seiya pada 15 tahun yang lalu,” ujar Hendwi.  Gio nambahin, “SCMR minta ke ANS pusat untuk bikin ANS Indonesia. Sifatnya, ANS Indonesia partneran sama SCMR sehingga kegiatan kita bisa dipantau juga sama ANS pusat,”.

Ngomong-ngomong soal Jorge Vasquez, dia adalah kolektor Saint Seiya dengan koleksi terbanyak di dunia dan 2 kali mendapat penghargaan Guinness World Records sebagai pemegang gelar kolektor Saint Seiya terbanyak di dunia pada tahun 2014 dan 2016. Jorge tercatat memiliki 6.688 item pada tanggal 16 Januari 2016. Wow banget, kan!

Selain membina hubungan baik dengan sesama komunitas Saint Seiya yang ada di Asia Tenggara dan Amerika Latin, SCMR juga punya grup mitra yang berlokasi di Eropa, loh. Mereka adalah Les Chevaliers du Zodiaque – France (Perancis). “Sifat hubungan kita sama komunitas yang di Perancis ini sebagai partner grup aja. Kita saling bertukar informasi karena temenan sama admin disana dan saling mendukung sebagai sesama komunitas pencinta Saint Seiya,” ujar Gio.

 

4. Item Favorit

Seperti komunitas geeky pada umumnya, pasti anggotanya punya item favorit yang jadi kebanggaan. Viki iseng nanya ke Gio dan Hendwi soal item favorit mereka, nih. “Item favorit gua adalah kostum Sagittarius yang gua punya, karena ikonis banget. Keren dan mewah. Harganya sekitar 12 juta Rupiah yang dibuat sama seniman bernama Monster Claw (Bali). Sayapnya bisa dibentangin selebar 4 meter,” ujar Gio.

Berbeda dengan Gio yang suka banget sama kostumnya, Hendwi lebih milih action figure sebagai item favoritnya. “Karakter favorit gua adalah Shun, jadi gua suka sama action figure Andromeda Shun V1. Suka sama karakter ini karena kepribadiannya gua banget.”, kata Hendwi.

***

Buat lo yang mau gabung sama SCMR, lo bisa temui mereka pada acara-acara tertentu bertema anime/manga. Lo juga bisa masuk ke grup Saint Cloth Myth Revolution di Facebook, yang hingga saat ini anggotanya berjumlah 5.325 orang. Selain itu lo bisa kepoin akun Instagram-nya di @scm.revolution. Kalau lo benar-benar penasaran, lo bisa rasain langsung bagaimana asyiknya kumpul bareng sesama pencinta Saint Seiya di toko mainan bernama Superhero Convention yang berada di Grand Metropolitan Mall Bekasi.

Dalam waktu dekat, SCMR bakal ngadain gathering dan event pada tanggal 17 dan 24 September 2017 di Green Pramuka Square. SCMR bakal hadir pada Toys Fair September 2017 yang diselenggarakan oleh RAF Production, mereka menjadi co-EO acara tersebut.  Pada  tanggal 17 September, acara ini bakal dimeriahkan dengan Dance Cover Competition & Coswalk, sedangkan di tanggal 24 ada Cosplay & Coswalk Competition dan Meet & Greet Saint Seiya.

“Gua pengen orang tau bahwa Saint Seiya dan kawan-kawan masih eksis dan enggak kalah keren dibanding karakter-karakter Marvel atau DC. Gua enggak pengen SCMR cuma jadi komunitas biasa, tapi berharap SCMR bisa produktif melalui event (jadi penyelenggara dan sebagainya). Kita juga berharap bisa mengundang Masami Kurumada ke Indonesia,” papar Gio, yang ngejelasin tujuan dibentuknya SCMR.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.