5 Anime Cyberpunk yang Wajib Ditonton Pencinta Fiksi Ilmiah

Buat yang masih menganggap manga dan anime adalah dua hal yang bocah banget, lo bakal menghapus pemikiran itu setelah baca tulisan ini. Soalnya, anime yang bakal Viki bahas dalam tulisan ini sama sekali enggak bakal dimengerti sama bocah. Bahkan, mungkin lo yang nonton anime ini pun belum tentu enggak ngerasa pusing. Bukan pusing karena gambarnya yang muter-muter, melainkan pusing karena ceritanya out of the box banget.

Via Istimewa

Viki sekalian mau ngasih tahu, nih, bahwa di manga dan anime pun ada genre fiksi ilmiah. Lebih khususnya lagi, cyberpunk. Singkatnya, cyberpunk adalah subgenre fiksi ilmiah yang ngegambarin keadaan distopia yang disertai dengan pemanfaatan teknologi tingkat tinggi. Distopia ini bisa disebabkan sama berbagai hal. Nah, subgenre inilah yang bakal Viki bahas dalam tulisan ini.

Kalau lo pencinta film-film fiksi ilmiah, lo wajib banget nonton anime yang bakal Viki bahas ini. Kenapa? Soalnya, film-film Box Office Hollywood aja sampai terinspirasi dari anime-anime ini. Hmm, memang sekeren apa, sih, anime ini sampai bisa menginspirasi para sineas Hollywood? Mending langsung aja lihat di sini.

 

1. Psycho-Pass

Via Istimewa

Pertama, Viki bahas yang ceritanya paling enteng dulu. Ini bukan berarti gampang dimengerti, ya. Soalnya, biar bagaimanapun, anime ini terinspirasi dari Blade Runner (1982). Psycho-Pass adalah anime yang disiarin pada 2012 sebanyak 22 episode. Anime ini disutradarai oleh Naoyoshi Shiotani dan Katsuyuki Motohiro serta diproduksi sama Production I.G. Anime ini enggak diangkat dari manga dan yang nulis naskahnya adalah Gen Urobochi, spesialis penulis naskah anime dan light novel.

Anime ini menceritakan distopianya Jepang yang udah modern dan teratur banget, dengan Sibyl System jadi sistem keamanan terkuatnya. Sibyl System adalah semacam entitas yang ada di mana-mana yang bisa memindai otak untuk mengetahui kesehatan mental orang-orang setiap saat. Sistem ini bakal milih mana orang yang jahat, mana orang yang baik, dan mana orang yang berpotensi jadi jahat. Kelihatannya sederhana, ya, tapi sebetulnya ini rumit banget. Soalnya, Sibyl System inilah yang nantinya jadi masalah besar di anime ini.

Via Istimewa

Nah, yang bikin anime ini keren adalah kerumitan ceritanya yang enggak bakal bikin lo berhenti nonton sampai selesai. Sejak awal, lo bakal dikasih lihat betapa efektifnya Sibyl System dan betapa sistem ini terpercaya banget sampai mengatur semua orang di Jepang. Nyatanya, lo bakal diajak berpikir kritis sama karakternya, Akane Tsunemori, yang merupakan seorang polisi. Kasus demi kasus dalam film ini bakal membuka mata lo bahwa sebenarnya penilaian terhadap sesuatu yang benar dan salah atau sesuatu yang hitam dan putih itu enggak seharusnya ada di dunia ini.

Anime ini juga punya kualitas gambar yang kece dan mendetail banget. Tentu aksi-aksinya enggak kalah seru. Selain itu, penggarapan karakternya juga oke banget. Lo bakal lihat Akane jadi inspektur yang lugu, manis, dan cenderung lembek di season pertama dan berubah drastis di season kedua karena berbagai peristiwa yang dia alami. Sesungguhnya, film ini memang minim drama, tapi konflik antarkarakternya bakal bikin lo betah nonton anime ini sampai tamat. Yang jelas, jangan harap lihat cewek kawaii di anime ini karena sutradaranya anti-moe!

 

2. Ergo Proxy

Via Istimewa

Bisa dibilang, anime adalah bentuk pemanasan dari Ghost in the Shell. Kenapa pemanasan? Soalnya, beda sama Ghost in the Shell yang keluaran 1995 aja gambarnya udah mendetail banget dengan rentetan adegan yang juga halus, animasi Ergo Proxy enggak seistimewa itu. Gambarnya memang cenderung bernuansa gelap dan kaku. Namun, ceritanya mind blowing banget. Sama kayak Psycho-Pass, anime ini juga enggak diadaptasi dari manga. Diproduksi oleh Manglobe, anime ini disutradarai sama Shuko Murase (yang juga bakal ngerjain desain karakter Blade Runner: Black Out 2022) berdasarkan naskah yang ditulis oleh Dai Satou.

Ergo Proxy tayang pada 2006 sebanyak 23 episode dan dapat banyak pujian karena ceritanya yang kuat dan plotnya yang rumit. Anime ini mengisahkan masa depan saat manusia dan android AutoReiv hidup berdampingan dalam damai. Namun, saat virus bernama Cogito mulai menyerang para AutoReiv, batas antara robot dan manusia jadi buram. AutoReiv jadi punya kesadaran sendiri sehingga menghasilkan banyak kasus pembunuhan. Inspektur Re-L Mayer yang nanganin kasus ini nemuin bahwa semua kejanggalan ini berkaitan sama sebuah proyek percobaan bernama Proxy.

Via Istimewa

Anime ini mengeksplorasi filsafat dan kaitannya sama psikologi manusia. Anime ini fokus banget sama pemikiran bahwa pikiran manusia dan tubuhnya adalah dua hal yang berbeda. Beberapa kali film ini nyinggung kalimat pamungkasnya Descartes, yaitu “cogito ergo sum” alias “aku berpikir maka aku ada”. Nah, di Ergo Proxy, robot diatur sama manusia. Namun, saat virus Cogito (nama virusnya aja begitu) menyerang para robot, mereka jadi punya pikiran sendiri.

Lebih jauh lagi, anime ini juga mendalami pemikiran solipsisme, yaitu teori yang menganggap bahwa satu-satunya pengetahuan yang mungkin adalah pengetahuan tentang diri sendiri. Masih banyak lagi pemikiran filsafat lainnya yang melatarbelakangi Ergo Proxy. Jadi, terlepas dari gambarnya yang enggak “wah”, plot dan konflik dalam anime ini bakal bikin lo betah.

 

3. Serial Experiment Lain

Via Istimewa

Nah, sekarang Viki bakal bahas anime yang lebih jadul, yaitu Serial Experiment Lain. Meski cuma 13 episode, tema yang diangkat dalam anime ini berat banget, loh. Anime ini mengisahkan Lain Iwakura yang mendapatkan e-mail dari teman sekolahnya yang baru aja bunuh diri. E-mail tersebut dikirimkan ke banyak orang setelah peristiwa bunuh diri itu terjadi. Bermodalkan rasa penasaran, Lain mengeksplorasi dunia maya bernama Wired lebih dalam. Akhirnya, Lain jadi enggak mengenal batas antara tubuh fisik dan tubuh nonfisik yang bikin dia bisa jalan-jalan di Wired.

Di Serial Experiment Lain, Wired jadi sistem yang memungkinkan komunikasi antara orang dan mesin dilakuin tanpa kontak fisik alias tanpa kesadaran. Hal ini dialami sama Lain dan mungkin bakal bikin lo bingung saat nonton beberapa episode awal. Anime ini ngangkat tema yang bahkan masih relevan sampai sekarang, kayak eksistensi, komunikasi, dan realitas. Lo bakal diajak mikir soal kemungkinan bahwa ada jiwa yang tak terhingga terperangkap dalam tubuh yang terbatas. Lain tahu soal itu, makanya dia bisa menjelajah Wired dengan bebas meski tubuhnya ada di luar Wired. Oh, ya, lo juga mungkin bakal bingung soalnya Lain punya tiga kepribadian yang bikin anime ini justru jadi semakin kompleks.

Via Istimewa

Buat lo yang enggak terbiasa sama tema-tema kayak begini, anime ini mungkin bakal bikin lo ngerasa, “Apa, sih? Enggak jelas!” Namun, justru anime ini ngajak lo ngebuka persepsi mengenai eksistensialisme dan kesadaran atas diri lo sendiri.

Yang enggak kalah menakjubkan adalah kenyataan bahwa anime ini dibikin pada 1998 alias 19 tahun yang lalu! Animasinya pun bisa dibilang klasik dan sederhana banget dengan sedikit detail buat latar tempatnya. Namun, suasana yang dibangun di dalamnya bikin keterbatasan itu jadi sesuatu yang filosofis. Bayangan yang ada di jalan-jalan kota dengan titik merah aja ternyata merupakan wujud ambiguitas dunia nyata dengan Wired. Keren, ‘kan?

 

4. Ghost in the Shell

Via Istimewa

Viki enggak mungkin ngelewatin anime favorit sejuta umat ini. Yap, Ghost in the Shell kayaknya udah jadi anime yang harus ditonton minimal sekali seumur hidup oleh siapa pun. Manganya ditulis oleh Masamune Shirow dan udah bikin Wachowski Bersaudara terinspirasi bikin The Matrix (1999), loh. Kisahnya memang futuristis banget buat sebuah manga yang ditulis pada 1989—1990. Animenya pun enggak kalah kece. Kisah pertamanya dirilis dalam bentuk film pada 1995 dan disebut-sebut sebagai salah satu anime terbaik sepanjang masa karena visualisasinya yang kece banget dengan ngegabungin animasi tradisional dan CGI.

Ghost in the Shell ngambil latar tempat dan waktu di Jepang pada pertengahan abad ke-21 saat teknologi udah maju banget. Salah satu dampak kemajuan teknologi itu adalah pembuatan cyberbrain yang bikin manusia bisa menyimpan ‘jiwa’ (ghost) dalam ‘cangkang’ alias mindahin kesadaran manusia ke tempat lain yang enggak terbatas di satu tubuh. Nah, Mayor Motoko Kusanagi dari Public Security Section 9 adalah salah satu yang udah mindahin seluruh kesadaran biologisnya ke dalam tubuh cyborg.

Via Istimewa

Sejauh ini, Ghost in the Shell udah punya empat film animasi dan tiga anime. Film animasi pertama Ghost in the Shell ngangkat kasus Puppet Master yang erat kaitannya sama masa lalu Mayor Kusanagi. Film animasi keduanya dirilis pada 2004 dengan judul Ghost in the Shell 2: Innocence. Ghost in the Shell juga diadaptasi dalam bentuk anime seri dengan judul Ghost in the Shell: Stand Alone Complex pada 2002 dan Ghost in the Shell: S.A.C. 2nd GIG pada 2004 yang ngangkat kisah alternatif dari manganya, yaitu kasus The Laughing Man dan insiden Individual Eleven. Sekuel serial ini adalah film animasi yang rilis pada 2006, Ghost in the Shell: Stand Alone Complex – Solid State Society. Selanjutnya, dalam OVA (original video animation) Ghost in the Shell: Arise – Alternative Architecture (2013), lo bakal lihat Mayor Kusanagi saat masih muda dan belum bergabung dalam Section 9. Anime seri ini dilanjutin sama film animasi Ghost in the Shell: The New Movie (2015) yang ngelanjutin kasus Pyrophoric Cult di Arise.

Biar bisa ngerti keseluruhan cerita Ghost in the Shell, lo mesti nonton dari awal. Soalnya, lo bakal pusing mahamin konsep ghost atau berbagai ‘penyakit’ yang dibahas di dalamnya, Stand Alone Complex misalnya. Namun, Viki jamin, kalau udah nonton sekali, lo bakal ngerasa perlu ngikutin kisah yang lainnya. Lo bakal mikir, “Gila, kok bisa, sih, kepikiran bikin cerita kayak begini?” Ide, pengemasan, dan visualisasinya bakal bikin lo takjub. Namun, di antara semua anime seri atau film animasi yang ada, favorit Viki tetap Stand Alone Complex. Selain lebih banyak aksi, seri ini nyajiin kasus yang lebih menarik.

 

5. Akira

Via Istimewa

Mustahil banget ngomongin anime cyberpunk kece tanpa ngebahas film animasi yang satu ini. Bisa dibilang, ini adalah babonnya anime cyberpunk. Soalnya, film animasi ini dirilis pada 1988 berdasarkan manga yang ditulis sama Katsuhiro Otomo pada 1982—1990. Jadul banget, ya! Meski begitu, percaya, enggak, kalau Viki bilang manganya bisa memprediksi masa depan? Soalnya, Akira jelas-jelas nyebutin bahwa Jepang, khususnya Tokyo, bakal jadi tuan rumah Olimpiade 2020. Kebetulan? Mungkin iya, tapi bikin merinding, ‘kan?

Lanjut lagi, Akira ini cyberpunk yang cukup unik soalnya kisahnya ngelibatin kekuatan psikis yang bisa menghancurkan dunia. Beda sama anime cyberpunk lainnya yang udah Viki bahas, Akira enggak ngebahas tentang bagaimana manusia hidup di dunia penuh teknologi saat masalah utamanya adalah berada di dalam jaringan yang menyediakan berbagai informasi dan komunikasi global. Akira justru ngebahas distopia yang disebabkan sama busuknya pemerintah yang korup dalam kehidupan modern. Lebih jauh lagi, ada eksperimen rahasia yang dilakuin sama militer Jepang yang pengen mengendalikan kekuatan psikis manusia dan ngejadiin itu sebagai senjata.

Via Istimewa

Akira jadi kompleks banget karena nyinggung aspek sosial, politik, fiksi ilmiah, dan mistis dalam kehidupan para remaja tanggung yang jadi tokoh utama di dalamnya. Bayangin aja, Shoutarou Kaneda dan Tetsuo Shima yang pada dasarnya cuma anak SMA penggila motor custom dan suka tawuran harus menghadapi kenyataan bahwa mereka terlibat dalam konflik yang bakal membawa dunia menuju kehancuran.

Yang bikin film ini wajib banget ditonton—selain ceritanya yang emang out of the box—adalah gambarnya halus dan mendetail. Anime ini berhasil ngegambarin ironi yang jelas antara wilayah Neo-Tokyo yang kumuh dan modern. Jelas aja! Soalnya, sang mangaka, Katsuhiro Otomo, sampai bikin 2.000 halaman yang berisi ide-ide dan desain karakter Akira dan total sel yang digunain sampai 160.000 halaman! Teknologi CGI juga digunain buat pencahayaan, ngegambarin jalur benda jatuh, dan bikin efek paralaks yang hasilnya, bisa dibilang, kece banget. Makanya, enggak mengherankan kalau bujetnya sampai 1,1 miliar yen.

Sampai saat ini, Akira masih disebut-sebut sebagai salah satu film animasi terbaik sepanjang masa yang memengaruhi banyak film dan serial setelahnya. Jadi, pastiin lo nonton film anime ini minimal sekali seumur hidup!

***

Anime cyberpunk pasti nyajiin kisah yang kompleks. Masalah yang dibahas bukan cuma kemajuan teknologi atau betapa modernnya masa depan, melainkan juga dampak dari berbagai kemajuan itu yang bikin distopia enggak berujung. Kalau belum nonton salah satu dari anime yang Viki bahas di atas, mending lo segera nonton sekarang.

Via Istimewa

Oh, ya, Hollywood akhirnya bakal serius ngegarap film Akira dalam bentuk live action. Rencananya, sih, udah ada dari lama, tapi gagal terus sampai akhirnya Warner Bros. bernegosiasi dengan Taika Waititi. Jadi, lo harus nonton versi orisinalnya dulu sebelum “dikacaukan” sama Hollywood!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.