5 Momen Paling Memilukan dalam Anime (Bagian 1)

Anime kerap menyuguhkan cerita persahabatan atau kekeluargaan yang umumnya berujung bahagia. Namun, ada kalanya anime memuat momen-momen tertentu yang bikin hati kita pilu. Sebuah kondisi yang lumrah mengingat rata-rata cerita dalam kartun Jepang ini juga terinspirasi atau menduplikasi kehidupan nyata manusia sehari-hari.

Lantas, siapa bisa menduga kalau kesan yang disebabkan oleh momen-momen memilukan tersebut akan tertancap di hati kita dalam-dalam? Yap, anime memang penuh akan kejutan. Enggak melulu menyoal kematian, kisah pilu dalam anime ada kalanya timbul dari sebuah kegagalan meraih sesuatu atau perpisahan yang enggak disangka-sangka.

Siapin tisu karena sebentar lagi lo akan menyimak lima momen paling memilukan dalam sebuah anime. Eits, udah tentu bakal ada bocoran di penjabaran ini. Jadi, siapin mental dulu sebelum lanjut baca!

 

1. Sasuke Meninggalkan Konoha, Naruto, dan Sakura (Naruto)

Via Istimewa

Sejak kedatangan Itachi ke Konoha, Sasuke enggak lagi sama. Kini, hatinya lebih sering digerogoti ambisi untuk membalaskan dendam klan Uchiha serta membunuh kakak kandungnya tersebut. Namun, Sasuke sadar bahwa kekuatan yang dia miliki enggak ada apa-apanya, bahkan jika dibandingkan dengan secuil saja kekuatan Itachi.

Hal ini diperparah dengan fakta lainnya yang harus Sasuke terima. Jangankan Itachi, kekuatan yang dimiliki Naruto aja masih jauh di atasnya. Demonstrasi daya hancur Rasengan dan Chidori yang sangat timpang saat perseteruan keduanya di atas atap rumah sakit adalah buktinya.

Suatu malam, Sasuke mengambil langkah kontroversial yang akan menentukan arah hidupnya. Dia memutuskan untuk meninggalkan Desa Konoha dan pergi ke kediaman Orochimaru di Desa Otogakure. Dendam terhadap Itachi, geram karena Naruto lebih superior darinya, serta kedatangan empat “diplomat” Orochimaru yang menjanjikan padanya kekuatan yang lebih besar membuat Sasuke semakin mantap untuk angkat kaki dari desa tempatnya bertumbuh kembang tersebut.

Sesaat sebelum berangkat, Sakura tiba-tiba datang. Dia coba meyakinkan Sasuke supaya enggak ninggalin Konoha, Naruto, dan dirinya. Sakura bahkan mengajukan diri untuk ikut bersama Sasuke dan membantu membalaskan dendamnya. Jelas, Sasuke menolak. Dia pun memukul tengkuk Sakura hingga pingsan karena khawatir akan ancamannya yang hendak menjerit dan membangunkan penduduk sekitar. Sasuke pun meletakkan Sakura di bangku taman lalu melangkah pergi.

Sebuah tim khusus dibentuk untuk membawa pulang Sasuke. Namun, meski empat ninja “diplomat” kuat yang mengantar Sasuke berhasil dikalahkan, misi mereka tetap gagal. Pada pertarungan pemungkas di air terjun keramat, Naruto justru dikalahkan Sasuke. Udah untung Sasuke enggak membunuh sahabat terbaiknya ini dan memperoleh Mangekyou Sharingan. Pada akhirnya, demi mendapatkan kekuatan yang lebih besar dan mencari arti kehidupan, Sasuke benar-benar pergi meninggalkan semua orang dan kenangan indah di belakangnya.

 

2. Pemakaman Kapal Going Merry (One Piece)

Via Istimewa

Going Merry adalah nama kapal laut pertama yang ditumpangi oleh Kru Topi Jerami. Kapal ini adalah pemberian seorang gadis bernama Kaya sebagai ungkapan terima kasihnya kepada Luffy yang telah menyelamatkannya dari Kuro. Momen ini jadi penting karena untuk pertama kalinya mereka punya kapal yang layak berlayar serta peresmian bergabungnya kekasih Kaya, Usopp, sebagai anggota baru. Going Merry jadi moda transportasi utama mereka selama mengarungi Laut East Blue, Pulau Langit, dan hampir sebagian besar Samudera Grand Line.

Sayangnya, perlahan namun pasti, kondisi prima Going Merry terus terkikis. Kerusakan demi kerusakan yang diakibatkan oleh serangan bajak laut lain dan perjalanan mengarungi lautan ganas enggak bisa selamanya terus ditambal serta diperbaiki. Tukang kayu terbaik seperti Kaku, Franky, hingga Iceberg udah angkat tangan untuk menyembuhkan kapal secara total. Luffy lalu mengambil kesimpulan bahwa Going Merry udah enggak laik berlayar.

Puncaknya adalah ketika memasuki pulau Enies Lobby. Di tempat tersebut, Luffy dan kawan-kawan disambut oleh pasukan angkatan laut Pemerintahan Dunia. Mereka diserang tanpa ampun. Dalam keadaan terdesak, tiba-tiba Going Merry muncul secara otonom. Yap, tanpa dikemudikan siapa pun! Sekali lagi, mereka kembali menumpangi Going Merry dan berhasil menyelamatkan diri.

Nahas, di tengah samudera, kapal ini tiba-tiba terbelah dua. Beruntung Kru Topi Jerami keburu mengungsi ke kapal Galley-La tepat pada waktunya. Walau berat hati, Luffy sadar bahwa Going Merry udah benar-benar mencapai titik penghabisan. Dia pun menyalakan obor untuk melaksanakan ritual pemakaman ala bangsa Viking dengan membakar Going Merry. Usopp menjadi pihak yang paling sakit hati dengan kepergian kapal ini.

Ini baru salah satu dari 5 Momen Paling Sedih dalam One Piece.

Ajaibnya, pada detik-detik terakhir, Going Merry mengucap salam perpisahan dan mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Luffy dan kawan-kawan. Yap, bagi Kru Topi Jerami, Going Merry bukan sekadar benda mati, melainkan udah jadi nakama yang senantiasa menemani mereka kala riang gembira dan berduka lara.

 

3. Perpisahan Abadi Seita dan Setsuko (Grave of the Fireflies)

Via Istimewa

Ada dua pengecualian khusus untuk anime yang satu ini. Pertama, Grave of the Fireflies adalah film anime, bukan anime berseri. Kedua, alih-alih diwakili oleh salah satu adegan tertentu, momen memilukan ini dalam anime ini terbentuk berkat akumulasi dari rentetan peristiwa menyedihkan dan membuat depresi siapa pun yang menyaksikan.

Sejak awal mula film dibuka, lo akan langsung dipertemukan dengan seorang remaja yang tengah meregang nyawa di sebuah peron yang gelap dan bernuansa putus asa. Jawaban penuh di balik penyebab meninggalnya remaja malang tersebut terungkap dalam kilas balik yang jadi premis anime ini.

Seito, nama remaja tersebut, tinggal bersama ibu serta seorang adik cewek yang akan jadi pusat jalannya cerita, Setsuko. Hidup di era puncak Perang Dunia ke-2, dia dan Setsuko harus mengalami nasib yang sangat mengenaskan. Rumahnya hancur diserang dan dijatuhi bom oleh pihak Sekutu. Ibunya terluka parah dan tewas enggak lama kemudian. Seita terpaksa tinggal sebentar bersama bibinya yang bajingan sebelum memutuskan untuk membawa serta Setsuko ke sebuah tempat perlindungan darurat yang sempit dan kotor di pinggir sungai.

Seiring waktu, Sestuko mulai menunjukkan degradasi kesehatan lantaran diare akut dan malnutrisi. Semua uang dan perbekalan makanan menipis. Seita terpaksa menjual semua harta ibunya yang memang enggak banyak. Setelah menukar uang di sebuah bank dan mengetahui ayahnya, seorang prajurit angkatan laut, gugur di medan perang, Seita pulang dan berjanji untuk memasak makanan paling enak untuk adiknya. Dia juga membawa semangka untuk adiknya yang sepertinya sedang tertidur pulas. Namun, dia keliru. Hingga keesokan harinya, Setsuko enggak pernah lagi membuka matanya.

Lo juga pasti sesenggukan kalau baca 5 Kematian Paling Tragis dalam Jagat Anime.

Grave of the Fireflies adalah sebuah film yang ultradepresif. Nyaris di sepanjang alur ceritanya, lo hanya akan disuguhkan oleh peristiwa-peristiwa pedih dan menyayat hati. Hanya semangat juang Seita dan keceriaan serta kepolosan Setsuko yang—meski sejenak—bakal ampuh membuat lo tersenyum getir. Film ini akan menyadarkan semua orang bahwa yang namanya perang hanya akan menyisakan kepedihan mendalam yang mustahil untuk disembuhkan.

 

4. Tewasnya Carla Yeager (Attack on Titan)

Via Istimewa

Pada musim tayangnya yang ke-2, kita dikejutkan oleh kematian Mike Zacharius dan Hannes. Keduanya adalah prajurit terbaik Pasukan Pengintai dan salah satu orang dekat keluarga Yeager. Namun, jika harus memilih satu momen yang paling memilukan, lo mungkin akan sepakat untuk menyebut kematian ibunya Eren yang diperlihatkan pada musim dan episode pertamanya.

Belum sirna keterkejutan Eren dan Mikasa akan dentuman kencang yang entah berasal dari mana, muncul sosok Titan Kolosal yang dalam sekejap melubangi tembok Maria lewat satu sepakan dahsyat. Tembok suci yang telah bertahan selama satu abad itu pun berhasil ditembus, seiring para monster raksasa yang berbondong-bondong merangsek ke Distrik Shiganshina. Menyadari lokasi rumahnya enggak jauh dari lokasi hancurnya tembok tersebut, spontan Eren mengambil langkah seribu untuk memastikan keselamatan ibunya, Carla Yeager.

Malang, sesampainya dia di sana, Carla telah terimpit reruntuhan rumahnya. Sekuat tenaga Eren dan Mikasa mengangkat puing-puing yang menindih Carla. Namun, usaha mereka sia-sia. Lalu, muncullah “Smilling Titan”. Menyadari sesuatu yang buruk akan segera menimpa mereka, Eren semakin gencar mengerahkan segenap tenaganya. Di tengah keputusasaan tersebut, api harapan sedikit menyala tatkala Hennes tiba.

Benci banget sama Smiling Titan? Pasti lo juga muak sama Karakter-karakter Anime yang Dibenci Sepanjang Masa.

Apa daya, kapten unit Garrison ini hanyalah seorang pecundang tua. Kutipan heroik yang sempat dia lontarkan kepada Carla terbukti hanya omong kosong belaka. Nyalinya ciut seketika saat dia bertatap muka dengan Smilling Titan yang belakangan diketahui adalah Dina Yeager. Hannes lalu memutuskan untuk setidaknya menyelamatkan dua nyawa bocah tak berdosa itu. Eren geram melihat tindakannya yang kecut, tapi enggak ada yang bisa dia perbuat selain hanya menyaksikan ibunya dimangsa hidup-hidup oleh raksasa tersebut.

 

5. Salam Perpisahan Menma (Anohana)

Via Istimewa

Super Peace Buster adalah sebuah kelompok bermain yang beranggotakan enam orang anak. Suatu ketika, salah satu dari mereka, Meikko “Menma” Honma, hilang. Belakangan diketahui bahwa dia ternyata tenggelam di sebuah danau ketika grup ini sedang bermain petak umpet. Lima tahun berselang, gadis ini kembali, namun dalam wujud arwah. Dia menemui Jintan, teman kelompoknya, dan berkata bahwa dia enggak bisa menapaki alam baka jika permintaannya enggak terpenuhi.

Anohana adalah sebuah anime dengan kisah yang memilukan namun sekaligus mengharukan.Cerita tentang lima orang remaja yang, setelah lima tahun terjadinya insiden tragis tersebut, masih menyalahkan diri sendiri atas kematian sahabat mereka. Lima remaja ini masih terjebak dalam dimensi masa lalu yang sangat pedih. Mereka menjalani kehidupan masing-masing tanpa mengakui satu sama lain bahwa ada ruang yang terluka di salah satu sudut hati mereka. Sebuah kisah fiksi yang seakan-akan punya skenario yang nyata dan bisa menimpa siapa aja.

Seiring progres cerita, mereka mulai membuka diri dan berbenah untuk memperbaiki kehidupannya masing-masing. Jintan, Anaru, Yukiatsu, Tsuruku, Poppo, hingga orangtua Menma mulai menyadari maksud di balik kejadian tragis yang telah lama terjadi ini. Meski eksplorasi dalam memenuhi permintaan Menma dipenuhi oleh pelbagai drama yang menyedihkan, di akhir cerita semua itu akan berbuah tujuan yang berharga.

Setelah semua permintaan Menma dipenuhi oleh lima sahabatnya, di sinilah momen paling memilukan itu terjadi. Menma menulis surat terakhir yang ditujukan kepada mereka. Sebelum Menma benar-benar menghilang dari dunia fana ini, Menma menyahut, “Kalian menemukanku!” yang mungkin menjadi jawaban ceria andai lima tahun lalu saat bermain petak umpet dia ditemukan. Pada akhirnya, lima anggota Super Peace Busters mengucap salam perpisahan final kepada sahabat mereka dan merelakan kepergiannya dengan setulus hati.

***

Masih ada banyak momen menyedihkan yang ditampilin dalam anime. Yang jelas, daftar kedua nanti bakal nyajiin momen-momen yang enggak kalah, bahkan jauh, memilukan ketimbang di bagian pertama ini. Sembari nungguin artikel selanjutnya, lo beli aja dulu tisu yang banyak!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.