Bersatu Lawan Terorisme dan Radikalisme dengan Gerakan #BersatuIndonesiaku

Terorisme dan radikalisme di Indonesia saat ini bisa diibaratkan sebagai buah yang lagi matang. Buktinya bisa lo lihat lewat insiden pengeboman gereja dan kantor polisi di Jawa Timur beberapa hari lalu. Kanal digital pun dipercaya sebagai ladang subur bagi pelaku terorisme untuk menyebarkan teror dan doktrinnya.

Via Istimewa

Melihat hal ini, Indonesian Digital Association (IDA), wadah bagi para pelaku industri digital Indonesia, enggak mau tinggal diam. Mereka pun menginisiasi kampanye digital dengan tajuk #BersatuIndonesiaku. Kampanye ini sendiri bertujuan memerangi paham radikalisme dan terorisme yang saat ini tengah subur di kanal digital Indonesia.

Menurut IDA, saat ini Indonesia udah darurat paham radikalisme. Terlebih bagi generasi muda yang menjadi sangat aktif di dunia digital. Kondisi ini pun dimanfaatkan bagi penyebar paham terorisme dan radikalisme untuk menggunakan kanal media sosial dan situs berita fiktif sebagai alat propaganda.

Karena itulah, sebagai perhimpunan yang bertujuan menjadi penggerak, pemandu, dan pengawas industri digital Indonesia, IDA meluncurkan kampanye #BersatuIndonesiaku. Kampanye ini juga dirilis untuk menyebarkan kesadaran masyarakat Indonesia agar lebih bijak dalam menggunakan kanal media sosial.

Via Istimewa

"Media mainstream dan media sosial kini tengah dihadapkan dengan penyebaran pesan hoax yang terstruktur dan meluas. Masyarakat perlu menghadapi fenomena ini dengan pesan yang positif, dan berlandaskan spirit Bhinneka Tunggal Ika dari Indonesia. Inilah yang menjadi titik awal ide kampanye #BersatuIndonesiaku, yang harapannya dapat mengedukasi masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi isu di media sosial, khususnya dalam isu radikalisme dan terorisme," ujar Ronny W Sugiadha, Ketua IDA, Senin (14/5).

IDA sendiri saat ini membawahi penerbit-penerbit digital besar di Indonesia. Sebut aja Kompas.com, KASKUS, Tribunnews, Detik.com, Kapanlagi Youniverse, MetroTVNews, Okezone, IDNtimes, DailySocial.id, Kumparan, VIVA, Tempo.co, Tirto.id, Opini.id, dan puluhan penerbit digital lainnya.

Seiring ide awal dari kampanye ini, tiap anggota IDA sepakat untuk enggak mempublikasi maupun berafiliasi dengan kelompok pendukung paham terorisme dan radikalisme. IDA juga sepakat untuk enggak mengundang mereka yang secara eksplisit atau pun implisit menyebarkan paham radikalisme sebagai narasumber.

Via Istimewa

IDA juga menghimbau masyarakat pengguna media sosial untuk menjalankan semangat kampanye ini. Langkah-langkah yang bisa lo lakukan untuk ikut serta dalam kampanye ini antara lain enggak menjalin keterikatan (follow, like, atau memberi komentar) dengan akun-akun anonim, melaporkannya, enggak menyebarkan berita hoax, lalu menyebarkan berita positif mengenai keberagaman dan Indonesia.

"Kami berharap kampanye #BersatuIndonesiaku dapat memberikan serangkaian dampak positif bagi pemanfaatan media sosial di masyarakat Indonesia. Kami, sebagai pelaku industri digital Indonesia, ingin masyarakat semakin bijak dalam mencari dan menyebarkan informasi di berbagai kanal digital, guna meredam suara radikalisme dan terorisme di Tanah Air dan dunia," ujar Steve Christian, CEO KLY.

Lo pasti juga resah, 'kan, dengan segala kejadian yang mengancam kemanusiaan di negara kita hingga saat ini? Yuk, redam paham radikalisme dan terorisme sekarang juga, dimulai dari diri lo sendiri!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.
Baca Juga