5 Fakta Dororo, Anime Supernatural Winter 2019 yang Ngehit

Periode tayang anime Winter 2019 bakal segera berakhir. Seperti musim-musim sebelumnya, ada banyak anime keren yang berkisah tentang percintaan, kehidupan remaja, drama, hingga misteri. Salah satu judul yang menarik atensi pencinta anime adalah Dororo, anime aksi-supernatural yang mengisahkan perjalanan seorang ronin bernama Hyakkimaru.

Dikisahkan, Hyakkimaru mesti menjalani kehidupan yang sangat menyedihkan karena hampir semua bagian tubuhnya ditopang oleh anggota tubuh prostetik. Organ-organ aslinya telah dipersembahkan oleh ayahnya yang jahat kepada 48 iblis untuk ditukar demi kekuasaan dan kemakmuran kampungnya. Bersama sobat kecilnya yang bernama Dororo, Hyakkimaru bertekad merebut semua organ miliknya.

Apakah sinopsisnya saja mendorong kalian untuk menonton setiap episodenya? Jika merasa kurang, ada baiknya kalian simak lima fakta menarik tentang anime Dororo di bawah ini!

 

1. Diciptakan Osamu Tezuka

Via Istimewa

Medium orisinal Dororo adalah manga. Manganya ini telah eksis sejak penghujung 1960-an. Hal yang bakal bikin kalian terkejut, kreator manga ini adalah Osamu Tezuka, seniman legendaris yang menyandang predikat sebagai “Bapaknya Manga”.

Manga ini terbit di majalah mingguan Weekly Shonen Sunday sepanjang Agustus 1967 hingga Juli 1998 dengan total empat volume. Kalau kalian perhatikan baik-baik, desain karakter manga ini memang tampak identik dengan karya-karya fenomenal mendiang Opa Tezuka yang lainnya. Misalnya Astro Boy atau Kimba the White Lion.

 

2. Versi Daur Ulang Dororo 1969

Via Istimewa

Setahun berselang sejak manganya dirampungkan, yakni 1969, Dororo mendapat kesempatan untuk menjaring lebih banyak penggemar lewat layar kaca. Anime orisinalnya mendapat jatah 26 episode dengan durasi setengah jam tiap episodenya. Judul untuk anime versi orisinalnya ini adalah Dororo and Hyakkimaru.

Versi modern anime ini dikelola oleh Tezuka Production yang bekerja sama dengan studio MAPPA dan diproduksi oleh perusahaan Twin Engine. Dororo versi 2019 juga telah mendapatkan lisensi untuk didistribusikan secara resmi lewat kanal streaming Amazon Prime. Iterasi teranyarnya ini direncanakan berlangsung hingga 24 episode.

3. Dororo Bukan Karakter Utama

Via Istimewa

Meski berjudul Dororo, fokus utama serial ini bukanlah karakter bernama Dororo. Secara garis besar, anime ini menceritakan perjuangan Hyakkimaru, seorang remaja yang sempat dijadikan sesajen kepada para iblis oleh ayah kandungnya. Dia wajib mencari dan menghabisi puluhan iblis yang berkeliaran meresahkan penduduk setempat untuk membuat raganya utuh kembali.

Lalu, siapakah Dororo? Anggap saja dia side-kick Hyakkimaru. Dororo memang tak banyak membantu dalam pertempuran, tapi jasanya kepada Hyakkimaru juga tak bisa dipandang sebelah mata. Dororo punya peran sebagai jembatan komunikasi antara Hyakkimaru dengan orang-orang di sekitarnya. Dororo adalah bocah menggemaskan yang suaranya diisi oleh seorang seiyuu gadis cilik bernama Rio Suzuki.

 

4. Anime Shonen Berelemen Supernatural dan Sejarah

Via Istimewa

Separuh awal episode perdananya memaparkan adegan-adegan yang lumayan sangar. Seorang pria masuk ke sebuah kuil dan membunuh biksu tua yang sedang sembahyang. Sambaran petir dahsyat di tengah hujan deras. Dan, tentu saja kemunculan bayi, darah daging pria pembunuh tadi, yang lahir tanpa lengan, kaki, dan organ apa pun. Belum selesai sampai di situ, bidan yang diperintahkan untuk membuang bayi tersebut tewas dimangsa iblis.

Jika hanya bersandar pada sinopsis dan gambaran singkat tadi, kalian bakal langsung menyimpulkan bahwa Dororo adalah anime seinen. Namun, cobalah untuk melanjutkan separuh akhir episode ini. Kalian akan setuju bahwa serial ini cukup masuk akal untuk dilabeli shonen.

Faktor pembedanya adalah Dororo. Karakter pendukung ini memberi nuansa ceria dan optimistis di sepanjang perjalanan Hyakkimaru. Dengan tingkahnya yang usil dan tawanya yang renyah, dijamin kalian akan lupa dengan berbagai adegan ngeri yang terjadi silih berganti.

Muatan ceritanya pun mudah dicerna. Hitam dan putih tak mengalami pembiasan yang rumit di sini. Enggak ada sengketa, intrik rahasia, atau pengkhianatan sistematis yang bikin kalian berpikir keras. Kalian akan langsung tahu mana karakter yang jahat dan mana yang baik, tipikal karya shonen pada umumnya.

5. Sempat Diadaptasi ke Format Live Action dan Video Game

Via Istimewa

Pada 15 Maret 2007, Dororo kembali diluncurkan dalam versi live action. Basis ceritanya masih berdasarkan manga original bikinan Tezuka. Film ini berdurasi lebih dari dua jam dengan Selandia Baru sebagai lokasi syuting utamanya.

Dibandingkan dengan manganya, terdapat dua perbedaan mencolok yang diubah demi kepentingan cerita. Pertama, dalam film ini Dororo dikisahkan sebagai seorang wanita yang memilih untuk mengusung identitas sebagai seorang pria. Kedua, dalam film ini tampak jelas bahwa pemeran Dororo dan Hyakkimaru terlihat dewasa, jauh lebih tua dari versi manga atau animenya yang masih kanak dan remaja.

Tiga tahun sebelum itu, tepatnya pada 2004, dirilis sebuah video game berjudul Blood Will Tell. Game action-adventure ini sepenuhnya terinspirasi dari karya Dororo. Penerbitnya adalah Sega dan Tezuka Productions. Sementara itu, platform yang dipilih adalah PlayStation 2. Sayangnya, seperti halnya versi live action, adaptasi gamenya ini mendapat sambutan yang kurang hangat.

***

Serial anime dengan genre seperti ini sering kali menghadirkan sesuatu yang lebih berani dan berbeda dari mayoritas anime yang lain. Singkatnya, Dororo adalah anime yang enggak layak kalian lewatkan. Nah, kalau sudah nonton anime ini, kasih tahu pendapat kalian di kolom komentar, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.